All Posts By

Maurilla Imron

Baby and motherhood Hidup Minimalis

Minimalist Baby Essentials (Bahasa)

7th August 2019 - 8 min read

Tau kan kalau aku tipe orang yang suka tulis goal hehe. Suka membuat goal dan tujuan spesifik dalam hidup. Karena ada perasaan luar biasa saat suatu goal bisa tercapai. Dan karena kalau nggak, hidup yang akan mengatur kita, bukan sebaliknya. Ada yang bisa relate kah?

Begitu juga saat aku hamil. Kalau bicara soal kehamilan, memang banyak hal yang tidak bisa manusia kontrol. Tapi banyak juga yang bisa kita kontrol termasuk plan apa-apa saja yang mau dilakukan saat hamil dan saat bayi sudah lahir. Kemarin sudah sempat cerita goal-goal saat hamil. Saat bayi sudah lahir, salah satu yang menjadi goal-ku adalah menciptakan lingkungan yang cukup, namun berkualitas dan sehat untuk bayi kami.

Kata cukup pasti akan menjadi perdebatan karena definisi cukup setiap orang berbeda. Dalam hal ini, yang aku maksud cukup adalah lebih kepada barang-barang persiapan yang esensial untuk dimiliki. Walaupun ini anak pertama kami, dimana umumnya ibu ingin membeli semuanya, aku ingin lebih sadar dalam mengkonsumsi dan berusaha seminimal mungkin dan tidak berlebih. Sering sekali aku mendengar teman-teman yang saat anaknya lahir mengatakan kalau jangan beli a,b,c,d,e terlalu banyak karena tidak akan dipakai dan lain-lain.

Aku berusaha membaca pattern-nya dan merangkumnya disini. Bayi kami memang belum lahir, jadi nanti saat baby-nya sudah disini aku akan update soal what works and not. Karena setiap kebutuhan bayi berbeda, jadi memang harus dipraktikan dan dilihat. Intinya, aku tidak ingin menyiapkan sesuatu terlalu banyak yang belum tentu bayiku butuhkan. Jadi, esensial yang minimal adalah my go-to-direction. Pun dari segi warna, walaupun kami tahu gender anak kami, kami memutuskan untuk memilih warna yang unisex, grounded dan earthy. Simultaneously whisper for the baby to be one. Aamiiiiinn.  Unisex agar nanti bisa diturunkan ke adik-adiknya hehe because why label specific gender with one color. Selain itu karena aku juga suka yang sangat simpel, plus bisa mix and match dengan barang-barang yang lain. Karena selama ini aku lihat, memang banyak sekali motif anak-anak yang lucu-lucu, tapi kalau beli yang motif semua akhirnya jadi tabrakan satu sama lain. Dan mataku agak terganggu dengan itu *don’t mind my personal preference 🙂

By the way, sejarah manusia jaman dulu, orang tua berhasil membesarkan bayinya dengan barang yang sedikit/secukupnya. Banyak penemuan-penemuan yang sebetulnya tidak necessary untuk dikonsumsi. Dan aku berusaha untuk mempersiapkan dan riset sebanyak mungkin.

ps. aku nggak beli baru semuanya, beberapa ada yang hand down dari temen and I love it so much. It’s more sustainable that way. Dan kalau aku beli, aku berusaha sekali produk lokal dan dengan material yang sustainable. Nanti suatu saat kalau semua sudah lengkap akan aku share brand favoritku yaa..

Ohya, jangan malu untuk tanya teman atau orang disekitar yang sudah memiliki anak apakah ada barang yang sudah tidak digunakan lagi dan berkenan untuk dijual. Umumnya orang gengsi untuk bertanya, dan yang memiliki barang pun malu untuk menawarkan karena adanya stereotype diluar sana yang menganggap barang tidak seharusnya second hand. So shaaaddd. Sedangkan itu adalah salah satu cara untuk hidup sadar dan berkelanjutan, karena umur bayi itu sangat pendek dan umumnya barang-barangnya masih bagus. Pun biasanya, ibu-ibu itu bingung mau diapakan bajunya.

 

Okay, here we go!

 

Source: https://www.farmhouseonboone.com/farmhouse-on-boone/minimalist-baby-essentials-baby-checklist/

1. Muslin – Apakah Muslin ituuu? Muslin itu sebetulnya adalah kain katun serbaguna yang sangat amat bermanfaat untuk banyak hal. Contohnya, untuk swaddle (bedong), sebagai burp clothes (lap gumoh atau iler), penutup stroller, nursing cover (cover untuk menyusui), untuk menghangatkan bayi, tatakan makan dan lain-lain. 1 fabric for all. Please jangan beli kain sintetis ya.. Malah sebisa mungkin katun organik.

2. Clothes

  • SleepsuitSleepsuit ini digunakan untuk tidur di malam hari. Sebisa mungkin dibedakan dengan baju keseharian, agar bayi tahu perbedaan dan bisa memiliki ekspektasi bahwa saat dia mengenakan baju itu, adalah waktunya untuk tidur. Gitu katanya… Biasanya pula, sleepsuit ini yang tangan dan kakinya panjang agar bayi selalu hangat sepanjang malam
  • Rompers / onesie / baju monyet – Itu lho baju yang ada kancingnya di bagian paha. Ini baju wajib untuk sehari-hari. Untuk newborn baby, tips-nya adalah beli baju yang buka bagian depan (kancing, zipper, tali dll) untuk memudahkan mengganti popok. Atau kalau nggak, beli yang dibagian lengannya lekukan supaya bisa membuka ke bawah.
  • Hat, socks (kaos kaki) + mittens (sarung tangan) + bibs – ini wajib untuk bayi baru lahir untuk menjaga suhu tubuh, tapi nggak perlu banyak-banyak. Aku persiapin 2 biji sih untuk topi dan  pasang kaus kaki dan mittens.
  • Baju pergi – nah ini nggak perlu banyak-banyak apalagi untuk bayi baru lahir. Beberapa biji aja, karena bayi akan lebih banyak di rumah atau digendong dengan bedong.

3. Crib – Banyak sebetulnya alternatif dari crib ini, kemarin ngobrol-ngobrol dengan beberapa temen yang sudah punya bayi. Ada yang bayinya ditaruh di kasur dengan baby nest atau bantuan tudung bayi agar tetap aman, dan lain-lain. Aku sendiri memutuskan untuk pakai crib karena cita-citanya agar bayi bisa mandiri. Nah ini perlu dilihat nanti praktiknya bagaimana, tapi harapan masih besar untuk stick dengan itu.

4. Bantal+Guling+Perlak+Selimut – Aku beli 1 set yang isinya 1 bantal peyang, 2 guling kecil, 1 perlak. Kemudian secara terpisah aku beli 1 ekstra perlak dan juga 1 selimut.

5. Mainan empuk + Buku – Ini secondary dan nggak harus disiapin sebelum bayinya lahir sih. Karena newborn belum terlalu perlu. Tapi menurutku ini salah satu hal esensial yang harus dibudgetkan. Untuk setelah anaknya sudah bisa main-main, aku bercita-cita untuk hanya memberi mainan dari kayu. Paling tidak kayu lebih dominan, plastik sedikit-sedikit saja 🙂

6. Barang-barang hygiene 

  • Sabun shampoo
  • Ember Mandi + attachment yang untuk newborn
  • Handuk
  • Waslap
  • Minyak telon
  • Deterjen baby
  • Baby (clothes) wipe
  • Cloth diaper
  • Sisir + potongan kuku
  • Alkohol
  • Kapas bulet-bulet

7. Carrier (untuk gendong)

8. Car seat – kami ingin membiasakan anak kami duduk di seat khusus di dalam mobil

9. Opsional: Aksesoris, instant swaddle, manual breast pump

10. Laundry basket dan basket untuk yang kotor-kotor (cloth diaper, baby wipes)

Kira-kira itu dia perlengkapan yang esensial. Kami juga akan punya hanya 1 drawer yang akan berfungsi juga sebagai tempat ganti popok di atasnya. Jadi nggak perlu beli meja alas ganti popok khusus.

Ohya, kami memutuskan nggak beli stroller dulu karena pengen baby wearing at least di bulan-bulan pertama, kemudian observe lagi apakah nanti perlu atau nggak 🙂

Salah satu tips juga untuk menjadi minimalis adalah cari barang yang sebisa mungkin multifungsi. Karena dengan marketing jaman sekarang, kadang jadi bias dengan fungsi dari suatu benda.

Nanti insya Allah aku juga akan share tips-tips dan yang harus dipikirkan di mindset untuk menjadi minimalis saat punya bayi. Stay tuneee…

 

Update baby: 31 weeks hari ini, all good and healthy alhamdulillah. Posisinya masih breech, tapi memang dia masih punya banyak space untuk jumpalitan. Minta doanya agar posisi menjadi optimal yahh…

 

Love

Picture source: https://noblecarriage.com/collections/flower-baby?utm_medium=Social&utm_source=Pinterest

 

Baby and motherhood Milestone

2nd Trimester dan Must have/do – Pregnancy Update

16th July 2019 - 13 min read

Today, my baby is the size of a puppy

Alhamduilllahirrobilalamin, 2 hari yang lalu tepatnya hari Selasa tanggal 16 Juli 2019, kandunganku tepat menginjak 28 minggu/7 bulan. Bahagia tak terkira bisa sampai hingga hari ini mengandung. Nggak kerasa tiba-tiba sudah segede gini, dan waktu mengandung tinggal sedikit lagi, sekitar 2.5-3 bulan lagi.. I really just want to cherish this moment. I don’t want to take this magical moment for granted, because I’ll surely truly miss it. Although sometimes I forgot when I was too busy. Karena beberapa minggu ini lagi nggak fit, akhirnya aku memutuskan untuk cuti sejenak dari rutinitas organisasi dan bisnis Zero Waste Indonesia, walau nggak bisa 100% tapi perasaan overwhelm itu bisa lebih termanage dengan baik. Bersyukur punya partner yang sangat suportif dan mengerti, juga partner di rumah (baca: Damar) yang juga mengerti sekali kondisiku. I am so blessed and forever grateful! Allah memberi amanah dengan segala pertimbangan, masya Allah. RencanaNya emang yang paling baik.

Anyway, sampai hari ini aku masih batuk, walau sudah jauuuuuhhh sekali mendingan. Sama dokter sampai diberi obat dan antibiotik karena terlalu lama dan sudah mengganggu, you don’t know how sad I was pas dikasih resep. Tapi semoga semuanya baik-baik saja, bayiku tidak apa-apa. Aku berusaha untuk minum air yang sebanyak-banyaknya untuk rinse out residu racun-nya. Semoga ini menjadi bentuk proses dan perjalanan ku dan bayi untuk memiliki tubuh yang semakin kuat.

So, my due is October 9th… Jadi kalau dihitung, hari ini tepat 83 hari menjelang persalinan.. Semakin deket rasanya semakin nggak sabar untuk ketemu.

Di trimester kedua ini beda dengan trimester pertama, dimana waktu itu yang diingat hanyalah kemualan dan kemasuk anginan yang menyerang setiap hari. Aku inget banget, tanggal 22 Maret 2019 (kira-kira usia 12 minggu) saat aku diajak kolega-kolega untuk makan dimsum sebagai bentuk perpisahanku, I could feel that my appetite was slowly back! I could eat quite a lot of food dan semangat banget pas makan di hari itu. Sesuatu yang agak hilang beberapa bulan belakangan. Lemes pusingnya masih ada, tapi paling nggak mualnya sedikit demi sedikit hilang. Dari hari itu, aku berangsur-angsur bisa menatap cerah masa depan kembali heheh.

Masuk ke trimester 2, rasanya lebih seger dan berenergi. Orang bilang trimester kedua adalah yang paling mudah. That’s right, in my experience. Mudah dalam artian untuk aku, sudah nggak mual-mual, tapi perut masih belum terlalu beser untuk gampang capek.

Dan di trimester 2 juga, aku harus pindah ke Indonesia, keputusan yang sudah lama kami buat. Harus pindahan, settle di tempat baru, nggak kenal siapa-siapa, berkewajiban untuk jalankan organisasi/bisnis, kalau dipikir-pikir kembali bukan hal yang mudah juga yaaa… Tapi alhamdulillah semua dimudahkan, bayinya kuat sekali dan Damar is everythingNever for once he complained, walaupun aku kadang juga demanding dan ngerepotin. He did almost everything untuk persiapan pindahan, packing-packing *di pojokan nangis* Apalagi di trimester 2, aku makin clingy sama Damar. Nggak mau jauh-jauh.. heheh nempel muluk. Salah satu love language-ku yang dominan adalah physical touch. Dan semakin menjadi saat hamil hehe

How am I feeling? 

I am feeling great, except the cough that still happens yang kadang bisa bikin sampe muntah kalau batuknya pas habis makan. Kalau udah kaya gitu biasanya lemes… During the day, capek dan kepengen rebahan walau nggak harus tidur. Walaupun it’s the easiest trimester, tapi going towards 3rd trimester, another day can be a surprise gitu. Jadi one day I feel sooo nourished and energetic, one day feel tired. Bisa gitu yakkk..

Aku ngerasa lebih bisa bonding dan ngobrol dengan si bayi juga karena gerakan dan tendangannya yang sudah sangat aktif semenjak di bulan ke5. It just seems more real!!!!! Oya, we also found out the gender! Insya Allah it’s going to be a baby girl! That little girl is strong and loves kicking. And I think we found a name 😉 

Sekarang aku ngerasa semakin ngejar-ngejar target, karena aku punya beberapa target untuk diriku sendiri yaitu Khatam Alquran, nyelesein semua buku kehamilan dan bayi yang aku punya, beli perlengkapan bayi (dengan riset terlebih dahulu), buat birth plan dan nyari tempat untuk melahirkan karena bercita-cita ingin homebirth jadi harus mendekatkan ke rumah sakit dokterku, dan hal-hal lain. The clock is ticking. But in the mean time, I also have to enjoy every moment and be present. 

Yang jelas, I feel grateful everyday for her growth and everything else. 

 

Aktivitas apa saja yang sekarang ditambah?

  • Yoga – usaha setiap hari. Dan setelah yoga, badan dan pikiran jadi lebih enak memang rasanya. Bisa ngebantu banget untuk badan dan back pain.
  • Kegel – usaha setiap hari. Katanya ini akan berguna untuk melenturkan perineum (mulut vagina). Doa dan afirmasiku setiap hari adalah perineum utuh. Aamiiin!
  • Swimming (tapi nggak rutin)
  • Sujud-sujud, karena saat dicek di 24 minggu, kepalanya masih di atas. Jadi sujud-sujud deh, alhamdulillah sekarang sudah di bawah, tapi untuk mempertahankan dan lebih optimal posisinya, harus sujud/downward dog. Tipsnya: sujud saat baby-nya lagi gerak, kalau nggak percuma kata bidan.
  • Baca buku lebih rajin – usahain setiap hari
  • Nonton video pelajaran untuk ibu bayi melahirkan menyusui dll di youtube aja sih.. favoritku adalah Andien, Alodokter, parentalk, Sarah Therese, dan some random western videos. 
  • Berjemur antara jam 9-11 pagi selama 20 menit
  • Minum suplemen Hemoglobin dan Kalsium, sebagai tambahan dari asam folat dan omega 3
  • Jalan-jalan online untuk cari perlengkapan baby yang kurang
  • Mulai mikir soal birth plan
  • Ngajak ngomong baby lebih rutin – she understands more and more
  • Cari rumah untuk homebirth nanti
  • Massage – yang ini nggak rutin sih. Tapi I feel like I needed it more than ever heheh.
  • Ohya dan baby udah bisa lebih lagi ngerasain makanan yang masuk lewat plasenta dia, in which makanan yang aku makan. Super magical how things work. Kebesaran Allah yang luar biasa.
  • We start calling her by name 🙂 

What really helps?

  • Maternity pillow – aku pakai punyanya Omiland, merk lokal. Harganya 200 ribu saja! Di pertengahan trimester 2 mulai ngerasa ngebantu dan nambah rasa nyaman terutama dengan perut yang semakin besar. Kekurangannya adalah jadi agak jauh sama Damar pas bobo karena di bagian belakang ada penyangga-nya. Jadi ada pemisah di antara kita hehe Tapi bantal ini ngebantu untuk back pain sih karena ada penyangga untuk punggungnya untuk meningkatkan kenyamanan. I recommend it!

Image result for omiland maternity pillow

  • Talk and share with friends – kebetulan di sekitarku ada beberapa orang yang lagi hamil, jadi bisa sharing dengan mereka. Nggak hanya itu, tapi juga banyak sharing dan nanya-nanya ke orang terdekat yang memang sudah berpengalaman seperti kakak perempuan dan kakak ipar. Lebih kepada printilan esensial sih yang aku tanya. Juga mungkin pertanyaan yang berhubungan dengan tips-tips.
  • Tidur dengan bantal agak tinggi – karena di trimester 2 ini lebih mudah untuk heartburn, perasaan panas di dada kaya habis makan pedes. Sekarang tahu rasanya heartburn, karena seumur-umur belum pernah. Menggunakan bantal yang agak lebih tinggi dari biasanya bisa sangat mengurangi. Kenapa heartburn? dengan perut yang semakin besar, jadi mendorong lambung dan ususnya ke atas.
  • Pakai reusable mini menspad kalau pergi – karena gampang pipis, sesuatu yang hanya terjadi saat hamil(!). Bisa banget pas lagi batuk atau bersin itu nggak sengaja keluar pipis walaupun kita nggak mau. Nah menspad ini ngebantu bangetttttt.. Aku cuci kering pakai setiap hari. Punya 2 aja cukup kok.
  • Pakai oil untuk stretchmark – aku pakai Bio Oil kaya dibawah ini. Dulu belinya di Belanda sekitar 15 euro, kalau dirupiahkan sekitar 250rb. Tapi di apotik dan marketplace juga ada kok di Indonesia. Aku direkomendasi beberapa orang waktu di Belanda dulu, katanya one of the best dan ini juga ternyata untuk menghilangkan bekas luka hmm. So, let’s see how it works out. Sekarang alhamdulillah masih belum muncul stretchmark-nya, masih aman..Image result for bio oil
  • Air hangat jeruk untuk tenggorokan dan eo/ vicks untuk leher di malam hari – Untuk aku yang lagi batuk-batuk dan nggak enak badan, enak banget dan ngebantu untuk minum air hangat lemon dan juga dikasih eo atau vicks di malam hari.
  • Prenatal gear atau big clothes – Masuk ke sekitar 18-20 weeks, badan udah kelihatan banget perubahannya. No people can say they don’t know we’re pregnant heheh Nah disini, aku masih bisa mix dengan baju-baju keseharianku karena bajuku cenderung besar-besar. Tapi kalau celana, sudah nggak bisa. Harus pakai celana hamil. Ohya alhamdulillah aku dapat lungsuran beberapa baju dari sahabat-sahabat. So here is my prenatal gear:

1. 2x workout legging (dikasih)

2. 1x maternity jeans (beli di H&M)

3. 1x maternity sweater (dikasih)

4. 2x maternity dress (dikasih)

5. 4x kaos hamil (dikasih)

6. 3x Bra extender  (beli dulu di Belanda, tapi bisa cari di marketplace – ini ngebantu banget sih karena sebetulnya yang diperlukan hanyalah bra yang sedikit lebih lebar jadi nggak perlu beli bra baru)

Image result for bra extension

7. 2x bra menyusui (beli di H&M, dan aku belum pakai karena belum perlu)

  • Surround with positivity, with people who give positivity only! it’s okay to be selfish. Lots of inhale and exhale.
  • Tell expectation to partner – Please, jangan berharap suami kita bisa mengerti sendiri. Tell him what to do! Karena sebetulnya dia ingin sekali bantu, tapi karena nggak ngerti secara otomatis yang kita rasakan, dia juga nggak bisa nebak apa yang kita butuhkan. I try my best to include him in every moment, karena apa, karena kita hamil bertiga. He has a lot of keys and roles in here. Tiap ingat sama yang Damar lakukan di beberapa bulan belakangan ini, aku selalu terharu dan senyum, sadar, how he love us both. He’s done so many things, although he does not understand the feeling, but he’s always there for me.
  • Ritual – bikin ritual dengan suami dan dengan baby. Seorang teman bilang bahwa ritual yang dilakukan akan diingat oleh baby nantinya. Entah itu conversation, sentuhan, baca buku atau nyanyian. Nanti saat dia lahir, dia akan nyaman saat orang tuanya melakukan hal itu. Aku suruh Damar nyanyi, tapi dia nggak mau haha jadi ajakan bicara/afirmasi positif dan sentuhan dengan bio oil di malam hari saja sebelum tidur.

Intinya, orang hamil bukan orang sakit. Tapi, karena ibu hanya sebagai vehicle, maka Ibu harus jeli mendengarkan apa yang tubuh butuhkan. 

Semoga kalian yang diluar sana yang sedang hamil selalu dimudahkan, dilancarkan dan selalu sehat yaaaa.. Yang masih menunggu semangat selalu, ini waktunya untuk membaca dan mengumpulkan ilmu Insya Allah dia akan datang di waktu yang tepat aamiin.

Love,

Finance Hidup Minimalis

Mengatur Finansial dengan Gaya Hidup Minimalis (Free template)

10th July 2019 - 7 min read

Caution: Aku bukan konsultan finansial professional or whatsoever and I am not that filthy rich. Hanya berdasarkan pengalamanku, minimalisme dan finansial memiliki banyak keterkaitan.  Menurut aku, konsep itu sangat mengajarkan bagaimana kita berkesedaran dengan konsumsi kita, less on the materialistic thing that adds joy and we are passionate about. And I want to share with you about it..

 

Semenjak mengubah diri menjadi lebih berkesadaran dalam hal konsumsi, mau tidak mau hal itu memberi efek kepada bagaimana caraku mengeluarkan uang. Karena menurutku things don’t spark joy just by it is (just like love at the first sight), tapi juga dari history, story and price tag.

Cara aku mengeluarkan uang dan menimbang-nimbang pun berbeda. Aku memastikan semua hal yang wajib/kebutuhan (rent, utilities, mortgage, zakat, tabungan, dll) sudah terbayarkan. Bukan berarti aku sama sekali nggak boleh beli yang aku pengen, tapi aku selalu make sure bahwa yang aku pengen itu memberi nilai lebih di kehidupan aku dan Damar.

Oke, aku cukup banyak berbicara soal memberi value/nilai. Tapi apa sih sebenernya nilai dalam kehidupan kita itu? Tentunya setiap orang akan berbeda dalam mendefinisikan ini, tapi kalau aku boleh sedikit menjelaskan menurut aku. Values atau nilai pada dasarnya adalah hal-hal yang kita percayai penting dan bisa mempermudah kehidupan plus membuat kita bahagia jangka panjang. Contoh: Membeli sebuah baju, beli karena memang baju tersebut belum kita miliki, kita butuhkan, bisa digunakan dalam jangka panjang. Atau mobil misalnya, tapi mobil yang dipilih memang yang betul bisa kita afford (jadi nilai-nya dilihat dari manfaat) bukan terus ambil lease atau cicilan BMW seri terbaru. Kalau carinya yang mobil high class tapi kita sendiri masih kesulitan finansial, itu bukan needs tapi wants. Dan apakah itu menambah value di kehidupan kita?

Ketika hal-hal yang kita lakukan (termasuk yang kita konsumsi) sudah sesuai dengan nilai-nilai yang kita anggap penting, hidup biasanya jadi lebih happy, karena juga akan berefleksi ke tabungan hehe Ini kalau ngomongin nilai-nilai yang berhubungan dengan finansial ya, saat kita bicara soal nilai-nilai personal pun sama, kalau kita tidak menjalankan hidup berdasarkan nilai-nilai tersebut, kita nggak akan happy. Bener nggak?

 

Oke kembali lagi ke finansial.

Satu kunci yang harus kita pegang

 

Spend less money than you make.

 

Karena kita tahu sendiri, aku juga punya pengalaman, berapapun yang kita hasilkan, kalu kita nggak sadar, akun bank kita rasanya selalu punya agenda yang berbeda. Tiba-tiba uang habis aja, no matter how much we get raise. Yang seringnya terjadi adalah saat kita dapat uang, projek sukses, hal yang ingin kita lakukan adalah upgrading (rumah, car, menaikkan lifestyle). Think this way: Kalau kita lebih mindful, hati-hati dalam memilih lifestyle, maka 5-10 tahun ke depan sebetulnya kita akan punya security dan hidup yang lebih baik.

 

Do you notice? Marketing is driven to make us feel we deserve the indulgence. Kita selalu bisa aja menemukan justifikasi untuk membeli sesuatu, karena kita sudah kerja keras dan lain-lain. Tapi kalau kita lihat dari sisi yang lain, dengan kerja keras kita apakah kita deserve to live just paycheck by paycheck? I don’t think so. Kita deserve hidup yang lebih baik dan security di masa mendatang. Kalau kita gak mindful mengkurasi feed sosial media kita, kita akan ngerasa kita harus keep up dan ada ketakutan tersendiri (fear of missing out).

Rich people are rich because they make smart decision. They don’t go out and lease BMW. They don’t rent apartment they cannot afford.

Ada satu hal yang aku ngerasa banget terjadi di society kita, plus aku sering banget denger hal ini. The thing ‘I do not have’. Alasan yang bikin kita pengen beli sesuatu. It’s okay if it’s really needed. But, what often happens is it’s an excuse not to do things. I can’t do this because I don’t have this. Believe it or not, it procrastinates us from our dream. Karena, faktanya adalah membeli sesuatu nggak akan selalu menyelesaikan masalah. Aku punya temen yang ingin membuat video youtube, di awal membeli all the expensive equipments possible, in the end, it leads nowhere, karena ternyata dia nggak seenjoy itu melakukannya dan membuat dia jadi malas membuat video. You see where I am going? Atau kebalikannya, ada orang yang sukses banget jadi youtuber, walaupun di awal hanya menggunakan handphone dan apa aja yang di punya di rumah.

Anyhow, coming more to practice, kesimpulannya begini kira-kira tips dari aku:

 

  1. Be mindful in how we consume and spend. Less on the materialistic things. Put money in what brings you joy
  2. Tentukan dan tulis kebutuhan keluarga juga gaya hidup (arisan, mall, make up dll). Aku pribadi lebih suka menuliskan pemasukan dan pengeluaran satu per satu. Kenapa? Karena dengan menulis, kita jadi sekalian berefleksi mengenai konsumsi kita. Contohnya ‘ya ampun, ternyata aku bayar kopi semahal itu’ atau ‘ternyata dalam sebulan segini total aku jajan diluar’ untuk bulan depan diperbaiki. Saat ini aku menggunakan Template Keuangan Bulanan yang aku buat (downloadable) untuk mencatat cash flow setiap bulannya.

 

3. Jangan terlalu cepat senang-senang. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Karena belanja belanja sesaat, abis itu bingung uangnya kemana?

     4. Give to people who needs, jadi jangan disimpan semua tabungan kalian. Ini hal wajib yang harus dikeluarkan, it’s a need. Dan aku percaya,  berkah dari kebaikan itu akan kembali lagi ke kita Insya Allah

5. Kurasi lah dengan bijak feed instagram dan sosial media kamu

      6. Make more money! Dengan jadi freelancer atau hal yang lain, aku akan bikin blog mengenai ini juga yaaa..

 

Prinsipnya selama cashflow baik, kita juga bisa membuktikan bahwa kita bertanggung jawab dalam mengontrol keuangan dan pada kehidupan kita. Jangan termakan gaya atau trend. Punya sesuatu jangan memaksakan diri. Belum mampu beli yang 1 juta ya beli yang 100 Ribu juga cukup. Belum bisa bayar yang 50 Juta, sanggupnya 5 Juta yauda disitu ajah daripada sulit membayar untuk sesuatu yang sekunder.

Semoga bermanfaat yaaaaa

Hidup Minimalis Zero Waste Journey

Minimalis Zero Waste dan relasi dengan kelola uang

9th July 2019 - 6 min read

Jadi memang dulu aku awalnya hanya nggak pengen ribet dan ngerasa beban karena punya barang banyak, dimana akhirnya mempertemukan aku dengan konsep hidup minimalis/esensialis. Untuk Zero Waste, malah datang tanpa sama sekali berpikir relevansinya dengan gaya hidup yang aku sudah jalankan. Namun lama kelamaan saat melakukan keduanya, aku mengambil kesimpulan bahwa konsep-konsep itu saling berkaitan. Intinya adalah hidup secara berkesadaran. Hanya attract yang menurut kita menambah nilai (value) ke dalam hidup kita. Seperti halnya dalam Zero Waste, berkesadaran dalam mengkonsumsi dengan menimbang terlebih dahulu darimana dan akan kemana perginya sebuah barang tersebut, in which to me, that adds value in my life.

Kalau dihubungkan dengan konsep gaya hidup Zero Waste ada yang dinamakan 5R(+1S).
1. Refuse (menolak)
2. Reuse (menggunakan kembali)
3. Reduce (mengurangi)
4. Recycle (daur ulang)
5. Rot (kompos)
6. Sort (memilah)

Yang ketiga terakhir adalah post consumption, yang ketiga pertama adalah thinking process sebelum kita benar-benar mengkonsumsi. Dalam relasinya dengan kelola uang, kita akan membahas 3R yang pertama tersebut.

Kita hidup di dunia yang nyaman dan selalu sibuk. Tanpa kita sadari, ini sering menyebabkan kita meraih barang-barang terdekat, paling cepat, dan termudah dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak berpikir panjang kembali dan melakukan apa yang ‘normal’nya dilakukan hanya karena orang lain melakukan hal itu.

Sedangkan sebetulnya, ketika kita menjadi konsumen yang lebih berhati-hati, selain membuat hidup menjadi lebih bahagia, juga mengurangi jejak karbon jika dilihat dari sisi lingkungan/ zero waste. Sebagai bonusnya, barang yang dapat digunakan kembali biasanya menghemat uang dalam jangka panjang. Ini bisa menjadi salah satu WHY yang kuat dari melakukan apa yang kalian mau lakukan.

Pada dasarnya adalah…

ONLY BUY AND CONSUME WHAT YOU NEED (and is not packaged with plastic)

Ini beberapa relasi dari hidup berkesadaran dan bijak kelola uang

BERHENTI BELI YANG TIDAK KITA BUTUHKAN

Tapi memang it’s easier said than done, just like other things. Pertanyaan berikutnya adalah gimana caranya membedakan antara kebutuhan dan keinginan? Kebutuhan adalah air untuk minum, makanan untuk dimakan, pakaian untuk digunakan, dan tempat tinggal untuk tinggal. Di sisi lain, keinginan adalah everything else. Keinginan ada di sana untuk membuat hidup lebih enjoyable, (but not necessarily happier).

Life is meant to be lived though. Kita bisa membantu sesama. Kita bisa mencintai diri sendiri by treating ourselves well, tapi treating ini maknanya sangat luassss… Bisa setiap hari setiap detik makan di restoran fancy, beli baju branded, atau simply treating ourselves by buying a nice beautiful long lasting piece of jewelry for once in 10 years. Do it when you can afford to. 

However, for sure, when we have a goal, you’ll think twice about consuming. Whether it’s financial goal or any goal in the lifestyle. So decide what comforts you!

TERHINDAR DARI DISKON
Dengan mindset di atas, jadi terhindar dari tempat perbelanjaan dan diskon karena kita tahu pasti apa yang kita miliki dan yang kita butuhkan. Sering kali, saat ke toko atau happen to be in a mall, aku liat-liatin barang yang dijual disitu. Tapi diputerin aja, dilihatin sambil mikir dan nimbang-nimbang, beli nggak ya, beli nggak ya. Most of the times, aku nggak jadi beli. Kecuali memang sesuatu yang sudah aku incar dari dulu dan memang esensial dalam kebutuhan sehari-hari. Buat aku sekarang, better regret not buying then regret buying, karena aku akan bingung mau diapakan barang itu nantinya. Tips: Buat sebuah section di handphone kamu (di notes misalnya) kalau emang ngerasa pengen banget, list barang-barang itu. Lalu lihat lagi seminggu kemudian, how does it make you feel? kalian berefleksi dari situ apa itu keinginan semu atau memang keinginan yang akan menambah value di kehidupan kalian. Be honest to yourself. Often, you probably even forget to check the list or when you happen to check the list, it reminds you that you actually don’t really need it because you don’t think about it. In this case, delete them. Jangan beli sesuatu karena sedang ngetren atau karena semua orang menggunakannya. You’ll also know saat kamu menunggu dan tidak membelinya secara langsung.

QUALITY OVER QUANTITY
Jadi membeli barang berkualitas yang akan bertahan lebih lama daripada barang-barang murah dengan jumlah yang banyak. Biasanya, beberapa kali pemakaian sudah menjadi usang atau rusak. Jika dikalkulasi jangka waktu panjang akan
menghemat. Di awal kadang memang tertohok dengan harganya, tapi kalau mikir dalam jangka panjang, it is worth it apalagi untuk kita dewasa yang size-nya udah nggak terlalu berubah-ubah. hehe aamiin.

 

Jadi, kira-kira seperti itu manfaatnya. Hidup berkesadaran banyak banget manfaatnya, tapi somehow yang paling diminati adalah topik tentang finansial. Dan aku ngerasain sendiri sih, karena kayanya kalau aku nggak menganut gaya hidup ini, aku nggak akan bisa nabung semudah aku nabung sekarang (well, kemarin pas aku kerja) 🙂

Semoga bermanfaat.

 

to be continued…

Life

The cli·ché is true – Pregnancy journey (26 weeks)

3rd July 2019 - 5 min read

*Sendiri duduk di Kafe organic Verdant di Nusa Dua, menunggu Damar yang sedang meeting.. *

Aku dulu tahu hanya sekedar tahu, tapi nggak pernah bener-bener merasakan sendiri that I have a capability to love someone more than myself..

Kehamilanku hari ini menginjak minggu ke 26. Alhamdulillahirrobilalamin diberi Allah kesempatan untuk merasakan dan menjadi saksi tumbuh kembangnya titipan ini. Sometimes I had to remember to slow down and remember the blessings that were trusted to me, to us. Kewajiban untuk menjaganya adalah hal yang datang tanpa perlu kita setujui, adalah sebuah naluri untuk memberi yang terbaik. Tapi terkadang kita manusia lupa dan tanpa  sadar melupakan kewajiban itu, hanya karena titipan itu belum terlihat apalagi berbicara..

Even though it is very small, but it matters.. it has its life depending on me. 

Beberapa hari belakangan, aku batuk-batuk berdahak, makin hari bukannya makin mendingan tapi malah makin parah. The first thing came to my mind is that I was worried about my baby’s comfort. Mungkin terdengar lebay dan nggak masuk akal, tapi aku ngerasa gagal menjaga tubuhku dan most of all, menjaga bayiku. Sekarang aku benar-benar menyadari bahwa tubuhku adalah satu-satunya tempat ia bertumbuh. Hanya disitu.. Saat tubuhku sakit atau tidak nyaman, aku benar-benar nggak bisa terbayang bagaimana tidak nyaman-nya dia di dalam tubuhku. I can’t be selfish anymore, because I live for two. Cool ya, how I never thought about it for myself, but I do now for my baby. Kalau dipikir, aku juga cuma punya tubuh satu, sudah sewajibnya dijaga.

I tried almost everything.. Dari obat herbal, lemon, jahe, tapi masih belum membaik. Doakan yahh.. Setiap aku batuk dan perut kontraksi karenanya, I cant stop thinking about the baby’s uncomfort situation. 

Beberapa kali beberapa hari belakangan ini nangis.. Merasa bersalah kenapa bisa sampai sakit. Seminggu lalu, aku mendapat kesempatan untuk pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia menghadiri Zero Waste Malaysia Festival 2019 dan menjadi pembicara. I was ecstatic and overall it was a great experience, although being away from Damar gave me some anxiety. Pulang dari situ capek banget, dan aku perlu istirahat seharian penuh besokannya. Tapi setelah itu fit kembali dan kembali beraktifitas, just like usual. Little did I know, di dalam kelelahanku waktu itu virus batuk yang sudah Damar miliki beberapa minggu belakangan menyerang.

Sekarang aku tahu yang mereka bilang, bahwa Ibu hamil lebih rentan dan saat sudah terkena virus, maka sakitnya akan lebih dari orang normal. Sekarang aku tahu bahwa aku bisa secemas ini akan sesuatu yang masih tidak terlihat. Merasa lebih sakit membayangkan dia yang (bisa jadi merasa) tidak nyaman dengan batukku. That was a cliche that is legit.. 

My love to you is unconditional.

Flashback ke beberapa bulan lalu, saat usia kehamilan menginjak bulan ketiga.. Mual-mual masih sangat terasa, kerja nggak bisa 100% konsen, di rumah nggak bisa ngapa-ngapain. Cuma bisa lihat Damar di dapur dan packing pindahan, ngerasa powerless. Namun kebahagiannya melebihi rasa capek dan mual saat itu. Saat aku mual, aku tahu disitulah tanda bahwa dia semakin kuat. Again, the cliche is true.. I loved you before I met you.. Even though it was hard to imagine you, but I felt your presence. 

Getting through second trimester, when my sleep was not as comfortable as before, and I had a backache. All I am worried about is your comfort… 

Terima kasih nak telah memilih Ibu dan Bapak untuk menjaga kamu. Semoga kita selalu bersama dan semoga Ibu Bapak bisa menjaga kamu terus. Terima kasih telah mengajarkan Ibu unconditional love. Terima kasih telah mengingatkan ibu betapa cintanya Uci Acum ke Ibu, juga Uti Akung ke Bapak. Terima kasih telah membuat Ibu membayangkan bagaimana Mama mungkin menangis saat dulu Ibu diopname saat balita. Terima kasih telah selalu mengingkatkan Ibu betapa cintanya Bapak ke kita berdua. Terima kasih Damar, in all these journey, I cannot stop saying ‘thank you’ and be grateful for all what you have done to always put me (and baby) first. Never did I hear any complains or doubtful questions in my crave, in my cries recently, you always remain positive and always an anchor to me, the biggest one!

I love you both so much.

Indonesia Travel

Balangan Beach Bali

19th June 2019 - 6 min read

The perks of living in an island dan salah satu alesan kenapa aku mutusin untuk pindah ke Bali, karena tidak harus ke Mall untuk menikmati hari, tapi bisa ke Pantai 🙂 dan ada banyak pilihan.

Weekend seminggu sebelum Lebaran, Damar dan aku pengen main ke pantai. Kita memang berniat untuk eksplor pantai-pantai yang ada di Bali terutama yang nggak terlalu jauh dari tempat kami tinggal di Nusa Dua.

So far, kita sudah ke pantai-pantai di bawah ini

  1. Pantai Mengiat
  2. Pantai Pandawa
  3. Pantai Kuta
  4. Pantai Jimbaran
  5. Pantai Kedonganan
  6. Pantai Nusa Dua

Kalau di list gini, jadi lumayan banyak juga yah hehe dan sedangkan pantai di Bali wah kayanya jumlahnya nggak akan terhitung. Karena banyak sekali pantai-pantai kecil yang nggak semua orang tahu. Justru sebetulnya ini yang mau kita datangi, pantai yang nggak terlalu terkenal-terkenal banget. Tapi semuanya pasti dimulai dari pantai-pantai terkenal dulu. Sebetulnya memang pantai-pantai kecil ini adalah terusan dari pantai-pantai besar. Kekurangannya biasanya adalah tempat yang agak lumayan terpencil/jauh, dengan jalan kecil dan bahkan bergeronjal. Kalau cari-cari pantai gini emang kudu banyak ngobrol dengan orang. Kemarin kami waktu perjalanan mudik ketemu dengan orang asli Medan tapi sudah berpuluh tahun di Bali, dia ternyata orang yang suka mencari secret/hidden beach. Jadi dapat beberapa ilmu dari dia, sayangnya biasanya mereka ini tidak ingat lagi jalan menuju kesananya, karena mereka temukan secara tiba-tiba.

Kali ini kami main ke sebelah barat (dari Nusa Dua) sedikit, namanya adalah Pantai Balangan (Balangan Beach).

Ternyata, walaupun sebenernya belum pernah denger Balangan beach, tapi tempat ini cukup terkenal dengan wave-nya untuk surf terutama untuk yang ingin belajar. Dan pantai ini sebelah-sebelahan dengan Dreamland, Padang-padang. Pasirnya warna putih dan menghadap ke Samudra Hindia. Pantai ini terletak di daerah bukit batu putih Pecatu, bagian selatan Pulau Bali tepat di semenanjung Uluwatu.

Kesananya bisa dengan mobil atau motor, jalan menuju kesananya nggak terlalu besar tapi jalanan-nya nggak terlalu bergelombang. Pinggir jalan masih banyak rawa dan lahan kosong serta rumah penduduk asli sana. Petunjuk-nya pun cukup jelas kalaupun kesana sendiri. Saat sudah mau sampai, mulai terlihat hotel-hotel, homestay, villa, juga beberapa kafe.

Masuknya gratis, hanya bayar parkir sebesar 5000 rupiah untuk mobil dan 2000 rupiah untuk motor. Kemarin begitu sampaidi parkiran, kami salah arah, malah naik bukit bukannya ke pantai. Tapi ternyata, it’s really a blessing in disguise. One of the best scenic place di daerah situ. Panorama yang indah banget. Dari atas terlihat perbedaan warna dari airnya, dari yang paling dekat dengan pantai warnanya turqoise muda, lanjut ke biru muda, baru ke biru tua. Ahhh cantiknya, masya Allah. Kalian yang suka fotografi akan bahagia banget berlama-lama disitu, asal kuat dengan panasnya kalau pas lagi panas. Kebetulan saat kami disana kemarin cuaca agak-agak menuju mendung, jadi jam 11-12 pun nggak terlalu terik.

Ohya, karena letaknya, kalian juga bisa menikmati sunset disitu cuma kami nggak nunggu karena harus pulang menyiapkan buka puasa hehe dan aku ada phone meeting juga sorenya.

Di pantainya bisa banget berenang dan belajar surf buat yang pengen belajar. Tapi tidak ada penjaga pantai yang bertugas. Rata-rata orang yang disitu adalah pelatih-pelatih surfer sekitar atau orang-orang dari warung teras yang berada di sekitar pantai. Ada beberapa warung makan tradisional yang jual makanan dan juga minuman ringan. Ternyata, ada juga banyak kafe disisi timur garis pantai, tapi kita nggak main kesana. Katanya sih baca-baca, waktu yang terbaik untuk datang dengan surf itu di musim kemarau (antara Mei dan September) karena ada angin barat daya yang membuat gelombang lautnya besar dan berputar.

Tapi kalau untuk ke pantainya sendiri, aku akan suggest untuk cek weather forecast dulu sebelumnya. Kalau mendung, boleh deh seharian dan nggak ada masalah mau jam berapa di Pantai. Tapi kalau hari yang normal, lebih baik datang sebelum jam 110siang dan setelah jam 3 atau 4 sore.

What I like about this beach

  1. Nggak ramai (!!!!!)
  2. Pantainya super bersih, kayanya sih karena nggak ramai itu tadi
  3. Nggak macem-macem, tempatnya super straight forward, tapi semua yang diperlukan ada. Bisa sewa kursi pantai dengan payung seharga 50ribu/kursi
  4. Sepi tapi tetap ada yang jual makanan dan minuman
  5. Banyak orang surfing dan banyak sekolah surfing disitu, jadi in the future tau kalau Damar ingin ambil kelas bisa kesitu
  6. Indah banget panoramanya
  7. Warna lautnya agak turqoise
  8. Masuknya murah!!! bahkan gratis hanya bayar parkir

Ini dia hasil foto-fotonya

Baby and motherhood Dreams Milestone

Dia yang ditunggu….. (1st Trimester Update)

18th May 2019 - 9 min read

Alhamdulillah..

WE’RE PREGNANT!!

Salah satu alasan kenapa udah nggak rajin bikin video kemarin-kemarin ini dan sedikit MIA (missing in action). Semoga menjawab yahh.. Alhamdulillahhirobilalamin, puji syukur diberi amanah oleh Allah dan dipercayakan untuk mengandung bayi kecil.

It’s been the longest 4 months, karena kita pengen sekali bilang ke semua orang. Begitu tau kalau hamil rasanya pengen teriak dan bilang ke seluruh dunia, tapi nggak bisa karena hamilnya masih terlalu muda takut kenapa-kenapa. Apalagi inget cerita teman yang pernah hamil kosong (liat disini untuk tahu apa itu hamil kosong) dan itu baru bisa diketahui di atas 7 minggu. Jadi waktu tes dan positif pengen biasa-biasa aja supaya nggak kecewa. Plus orang-orang tua bilang kehamilan di trimester pertama masih sangat rawan, jadi ingin hanya fokus menjaga dan tidak pressure ke siapa-siapa mengenai progress kehamilan.

DO WE EXPECT THIS? 

YES WE DO. We never taken a decision, especially such a big decision like this, lightly. Dari awal kita menikah, kita nggak ingin menjadi pasangan yang begitu menikah langsung punya anak, walaupun kalau diberi nggak akan nolak dan pasti akan disyukuri. Menurut kami memiliki anak adalah sebuah tanggung jawab besar yang nggak bisa main-main. Untuk kami saat itu kami masih terlalu egois untuk bertanggung jawab dengan orang lain apalagi anak kecil yang hidupnya bergantung dengan kita. Kami ingin berdua dulu, membentuk sebuah tim yang solid dan mencapai hal-hal yang kita ingin capai. Ego-nya masih tinggi lah istilahnya. Plus ingin masih menabung dan lebih nyaman demi memberi yang terbaik ke calon anak kami.

Kami ingin saat memutuskan di kondisi yang siap (walaupun nggak akan pernah 100% siap). Walaupun perasaan ingin menjadi ibu nggak bisa dibohongi untuk perempuan, karena kita juga kan punya jam biologis. Jadi keinginan itu sering datang. Damar yang selalu mengingatkan dan berusaha realistis, selalu bertanya kembali ‘bener sudah siap?’. Dari situ selalu berpikir ulang, begitulah kira-kira hampir 3 tahun pernikahan kami. Selalu lupa, dan enjoy karir dan mimpi-mimpi yang ingin gapai. Dimana di salah satu mimpi itu ada dia, calon anak kami.

Sampai saat kami berangkat ke tanah suci kemarin. Perasaan itu semakin menggebu-gebu, Damar masih teguh pada pendiriannya, tapi perlahan mulai berpikir juga ke arah situ. Kami berdua berdoa diberikan yang terbaik dan minta diyakinkan, plus agar diberi kesiapan oleh yang maha pencipta. Dari situ kami berikhtiar untuk mulai mencoba.

HOW/WHEN WE FOUND OUT

Hari itu tanggal 1 Februari. Beberapa hari yang lalu badan rasanya nggak enak, sedikit mual dan malas. Tapi kupikir karena obat thyroid-ku habis. Baca mengenai thyroid disini. Aku akan cerita lebih lanjut dibawah. Intinya, thyroid juga mempengaruhi level energi dari seseorang. Jadi aku pikir karena itu.

Tapi ada yang aneh karena biasanya jadwal menstruasiku maju sekitar 3-5 hari dan aku sedikit demi sedikit melewati hari itu. Sebelumnya pernah ge-er juga, tapi terus tiba-tiba menstruasi itu datang. Jadi nggak mau pede lagi, dan nggak mau tes sampai hari H. Bulan lalu, aku jadwal mens di 2 Januari 2019. Hari itu sudah 1 Februari 2019. Nggak tahan lagi buat nggak ngambil tes. Bangun tidur antara yakin dan nggak, tapi lebih banyak yakinnya, untuk ambil tes (yang sudah aku beli tanpa sepengetahuan Damar, karena nggak pengen dia kecewa).

Aku bangun pagi, ke kamar mandi, ambil tes, sembunyiin dan berangkat sholat.

Di tengah sholat aku berdoa untuk diberikan yang terbaik, komat kamit dan bohong kalau aku bilang aku khusu’ saat itu hahaha. Aku kembali ke kamar mandi, tarik nafas panjang, siap menerima apapun hasilnya.

Dan ternyata… ada sedikit garis kedua yang muncul super samar. Bingung. Gak yakin. Kubaca lagi instruksinya dan katanya saat garis kedua muncul artinya memang hamil.

Oke.. masih nggak yakin.. belum seneng. Cek Damar di kamar, masih pules, aku memutuskan untuk jalan ke drug store paling deket untuk beli Clear Blue test yang ada hitungan berapa lama kehamilan karena kesannya lebih canggih hehe padahal harga gak jauh beda.

Hujan-hujan pagi-pagi jalan sendiri sambil deg-degan dzikir berdoa yang terbaik di jalan. Sampai rumah buru-buru pipis lagi.. Sembunyiin, ditinggal.. cek-cek Damar di kamar masih tidur pules juga. 5 menit.. balik.. this is it.. Bismillahirrohmanirrohim.

Masha Allah, sujud syukur, pengen nangis, campur aduk rasanya, tapi mau santai aja karena belum dicek jadi takut salah.

Langsung mikir, gimana baiknya ngomong sama Damar. Nggak sabar bangunin. See the reaction and how I told him in the video 🙂 Bukan roman-roman terharu kayak Hamish gitu kok hehe

…………….>>Flashback<<………………

Setelah 3 bulan mencoba, aku mulai panik ngelihat orang-orang yang begitu menikah langsung hamil. Bertanya-tanya ada apa ya kira-kira? Haruskah tes dan lain lain? Karena memang selama ini kami belum pernah tes apa-apa.

Sampai di suatu hari terjadi sebuah AHA moment.. Aku ingat wawancara Nola AB THREE yang aku tonton beberapa tahun lalu, dia cerita pengalamannya dia yang susah punya anak. Sampai akhirnya setelah 2 tahun ditemukan bahwa dia punya kelainan thyroid yang dimana thyroid itu sangat berperan dalam pembentukan hormon dan berperan penting dalam kesuburan/kehamilan. Nah, kebetulan keponakan aku punya kelainan thyroid dari lahir, thyroid levelnya lebih rendah dari normal, pun Bapakku baru-baru ini didiagnosa dengan hal yang sama.

Itu jalan Allah….. Allah memberi petunjuk di tempat yang tidak diduga-duga..

Aku pun inisiatif untuk ke dokter, ambil darah untuk cek thyroid level ini. Hasilnya memang dibawah normal sedikit, tapi tidak membahayakan, ujar dokter. Dokter memastikan bahwa itu nggak apa-apa. Tapi aku nggak yakin, sampai aku bilang bahwa aku pengen hamil dan aku pernah baca bahwa thyroid sangat mempengaruhi itu. Secara instan dia bilang ‘THEN YOU NEED A MEDICINE”. Jeng jeng.. angin dari surga rasanya.. Keputusan yang tepat untuk mengikuti apa kata hati.

Jadi obat dari thyroid itu mudah, istilahnya kaya obat penambah darah gitu kalau kekurangan darah. Namun dosisnya tergantung tingkat kekurang thyroid itu. Aku diberi tingkatan terendah (0.25 micro gram).

Long story short, setelah aku minum obat thyroid ini (harus dengan resep dokter), aku hamil.. Masha Allah..

THIS PREGNANCY SO FAR
Sekarang, I’m feeling good! Sudah masuk trimester 2, sekitar 16 weeks.  Baby bump hanya menampakkan wujudnya di dalam baju. Kalau sudah pakai baju nggak kaya orang hamil hehe Baby-nya sekarang seukuran dengan orange. Kita sudah 3x USG, yang 2 pertama di bulan 8 dan 10 waktu di Belanda dan yang ke 3, di Bali kemarin. Alhamdulillah everything is okay.  We feel so blessed! Minta doanya yaaa semoga selalu sehat dan menyenangkan hamilnya juga babynya.

Di 3 bulan pertama, rasanya mual-mual pusing.. Nggak berenergi ngapa-ngapain, kecuali kerja karena wajib. Dan di kantor juga nggak bisa share sama siapa-siapa kecuali managerku. Jadi muka pucat, badan lemas dan lesu tanpa alasan hehe. Terus nggak bisa banget sama bau-bauan, sekarang sudah mending. Di awal kemarin bener-bener nggak selera makan, apalagi masak. Bau bawang ditumis aja hadeuuuhh.. Maunya geletak aja di kamar nggak ngapa-ngapain. Sejujurnya itulah alasan kenapa nggak muncul-muncul 🙁 Karena sebenarnya yang pindahan itu yang banyak kerja adalah Damar. I am so blessed to have such understanding and supporting husband like him. Alhamdulillahhhhhh

Dan menurut aku emang Allah memberi di waktu yang tepat, sekarang dengan aku kerja untuk diri sendiri, aku bisa mengatur waktu juga untuk lebih rileks dan istirahat cukup. Percayalah, tidur siang adalah sebuah hal yang mewah.

HOW WE TOLD

Kita bilang orang tua kita berdua setelah USG di 8 weeks lewat facetime. Setelah itu sedikit-sedikit ke kakak, adik, teman dan kolega terdekat. Paling epic emang ngeliat ekspresi mereka yang juga exciting untuk kita 🙂 We got a lot of hugs and congrats. 

NEXT STEPS
Minta doanya terus untuk bayi dan kehamilan yang sehat, untuk kami juga supaya selalu sehat menjaga kehamilan ini. Sekarang sudah tahu gendernya apa, guess what it is? 

Tapi belum terlalu yakin dan akan lebih yakin lagi setelah 20 weeks. Apapun gendernya nggak akan bikin kami less happy dari kita sekarang. I”ll share my pregnancy book list and my birth plan in coming weeks 🙂

Love you and thank you for all the loves.

 

Dreams Milestone

THE TICKET IS ONE WAY – packing dan kesan pertama ada di Bali, Indonesia

14th April 2019 - 10 min read

Hi semuanyaaaa.. Aku kembali untuk menyapa siapapun yang membaca blog ini atau menonton videoku. Terima kasih banyak. Dan terima kasih banyak banget perhatiannya di Instagram, youtube, yang nyariin aku. Maafkan yahh. Life happened, and there are just many things I had to tackle at the same time. Beberapa di antaranya adalah PINDAHAN.

Yes, buat yang sebagian udah tau aku bermimpi tinggal di Bali sudah dari beberapa tahun lalu karena banyak hal, alam dan pantai adalah beberapa alasan besar di antaranya. Plus aku selalu ingin kembali ke negaraku tercinta, dekat kembali dengan keluarga. Dan alhamdulillah kita diberi kemudahan untuk membuat keputusan itu tahun lalu dan berpindah bulan Maret kemarin.

Jadi, aku dan Damar sudah mulai bersibuk-sibuk ria packing dari bulan Januari. Karena kita ingin mengkapalkan beberapa boxes karena nggak mungkin dibawa di pesawat, plus mengkapalkan barang itu akan menempuh wakt 3 bulan. Barang-barang seperti elektronik, gitar damar, dan alat-alat useful yang kita tau di Indonesia sudah barang tentu sangat mahal. Tapi jangan bayangin kita packing setiap hari ya karena barang kita juga gak sebanyak itu. Kita started slowly seperti ini kira-kira

  1. Pilah dan pilih barang, yang ternyata banyak juga kalau dipikir-pikir ada aja yang nggak dipakai dan bisa dijual. Padahal sudah merasa mempunyai yang paling esensial. Ternyata aku pun juga manusia. Hehe tapi aku emang tahu aku nggak minimalis yang gimana sih, tapi berusaha lebih sadar yang kemudian berujung ke barang yang seadanya. Tapi walaupun sudah berusaha dengan sadar, tetep aja ada yang bisa dijual dan didonasi. Nah gimana kalau nggak sadar?
  2. Dimulai dari kategori-kategori, aku mulai dengan lemari baju.. mulai memasukkan yang aku nggak wajib pakai untuk kemudian di pack bersamaan dengan box yang lain karena juga berfungsi sebagai ‘bubble wrap‘ hehe. Kemudian lanjut dengan peralatan elektronik yang bisa kiranya tidak dipakai hingga beberapa bulan ke depan (mesin kopi, mixer, blender, hiks 🙁 ) tapi nggak apa-apa. Bisa hidup kok tanpa itu semuaaa walaupun serasa kurang. Dan lain-lain.. Eh tapi 1 kesedihan hari ini adalah yoga mat ku yang masih ada di kapal 🙁 kesedihan yang mendalam.
  3. Donasi dan jual-jual, barang-barang yang sekiranya tidak esensial untuk dibawa dan masih bagus kita donasikan jika kita tahu ada tempat membutuhkan untuk menyalurkannya. Yang lainnya sih dijual-jual saja seperti biasa di martkplaats.nl. Salah satu barang yang paling pertama aku jual adalah sepedaku. Dan senangnya aku bisa menjual ini ke temen kantor satu team. I’m sure it’ll be in good hands 🙂
  4. Beres-beres bersih-bersih dapur, permasalahan makanan ini beda cerita walaupun bisa masuk ke bagidan ‘dimulai dari kategori-kategori’. Namun makanan ini terbagi menjadi yang kering dan fresh. Yang kering, aku berusaha makanin dan ngehabisin kecuali bumbu-bumbu dapur. Toh akan ada yang pakai penyewa rumah kita nantinya.. Dan orang Indonesia juga jadi nggak akan kebuang. Kemudian yang basah-basah seperti yang di freezer harus banget dikonsumsi karena sayang walaupun maksimal bisa dimakan oleh penyewa rumah kita nantinya. Tapi sayang aja, toh juga menghemat jadi nggak harus belanja baru 🙂 Ternyata kalau fokusnya ngehabisin apa yang ada di kulkas, ya bisa jadi kreatif.
  5. Packing dan mengirim barang, di masa-masa ini sekitar Maret pertengahan aku lagi tepar banget nggak enak badan. Damar dengan angel-nya ngerjain semuanya sendiri. Things that I am grateful for, so blessed. Dan dia nggak ngeluh sama sekali. Anyhoo, kita nyari ekspedisinya aja udah lama sendiri karena cek-cek harga liat review tanya-tanya dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan http://www.holindo.nl/ Mudah-mudahan sampai semua tepat waktu dan tidak kekurangan suatu apapun aamiin.

Karena kita masih kerja full time dan juga ada agenda-agenda lain, plus aku lagi nggak fit banget 3 bulan belakangan, maka packing ini inginnya memang sedikit-sedikit, karena yang sedikit-sedikit akan lebih efisien untuk waktu menjual, berpikir, mendonasi dll. Untuk meminimalisir barang terbuang percuma aamiin.

Pesawat kemarin kita naik Singapore Airlines, THE TICKET IS ONE WAY. WOW, cannot I believe we get to this point and with our own choice. Kita berangkat tanggal 26 Maret pagi naik bus malam yang langsung ke Schiphol Airport, kami hampir nggak pernah pergi naik taxi kalau memang nggak perlu misalnya kalau pergi sama mama bapak. Karena selain mahal banget, juga yah kalau naik bus bisa bareng dengan 50 orang lainnya. Lancar semuanya. Masih belum terlalu terasa sedih atau gimana, I only cried once sebelumnya. Lebih fokus ke mau naik pesawatnya daripada ninggalin Amsterdam-nya mungkin karena aku tahu kita akan kesana lagi. Aamiin.

Begitu nyampe di pesawat, aku ngebukain kartu-kartu dari sahabat dan kolega yang memang aku sengajain mau bukanya di pesawat aja. Duar. Melerrrr, nangis sesenggukan 🙁 I felt so loved and I am just forever grateful to have met everyone I met. There are always reasons why we encounter someone in our life.

Perjalanan lancar semua alhamdulillah, nyaman, bisa tidur enak.. Menyenangkan.. Excited to be home! Di jalan pastinya nonton film karena aku nggak pernah ke bioskop dan jarang nonton-nonton film haha Jadi bisa nonton A star is born. Terus nangis lagi 🙁

Besokannya jam 9.30 pagi waktu Bali, kami sampai di Bandara Ngurah Rai. Still felt surreal. Nggak percaya kami sudah menapakkan kaki di pulai dewata. First thing first adalahhhhh Bubur Ayam alias Sabu. Kerasa hangatnya nggak cuma dari matahari tapi juga dari orang-orangnya.. Disambut dengan sajen dimana, ahhh welcome to Bali, Indonesia.

Sekarang sudah sekitar 20 hari kita di Bali. Still happy walaupun istilahnya kita memulai lagi dari 0, nggak punya barang-barang harus beli, masih tinggal di kosan dll. Ini kesan-kesan ku selama tinggal di sini, nggak cuma Bali tapi Indonesia pada umumnya.

  1. Orang-orangnya ramah, peduli tapi nggak terlalu peduli. Maksudku, mereka tetap orang Indonesia yang peduli dengan sesama, juga ramah tapi mereka nggak beda-bedakan orang. Walaupun mereka ada kasta-kasta ya, tapi aku juga nggak tau kenapa mereka tidak membedakan siapapun di kehidupan sehari-hari. Apa karena sudah terbiasa dengan orang luar (read: bule) jadi terbawa bahwa semua orang sama dan tidak dilihat dari cara berpakaian dll? Bisa pakai sandal jepit kemana aja. So far siihh dan semoga akan selalu seperti ini. Aku sempet takut akan dipandang gimana karena bukan orang lokal, tapi sama semuanya mereka semua baik. Ohya beberapa hari yang lalu kami diserempet motor dan motornya jatuh. Aku udah panik aja terus ngeliat semua orang berhenti untuk bantuin pengendara motornya, untuk bantuin kami juga bantu benerin spion yang lepas. Ahh you won’t get it in NL. Just so different.. Yang akan terjadi adalah mereka telpon 112 (polisi) dan udah gitu aja ditinggal. Nggak terlalu ada tanggung jawab moral untuk membantu orang di sekitarnya mungkin juga karena rule yahh. Jadi memang kita semua itu unik.
  2. Privilege go massage dan go go yang lainnya. Sangat nyamannn, tapi kalau nggak hati-hati bisa mager dan males haha. Tapi go massage is the best! Apalagi massage di Belanda itu mahal banget. 5x lipat harga di Indonesia. Oya, poinku di atas tadi dibenerkan oleh ibu Made, langganan go massage-ku.
  3. Banyak hiburan murah, yaitu PANTAI! Whoop whoopppp! Pengen nyobain eventually semua pantai. Kemarin baru nyobain 3 pantai sajah. Tapi ini tergantung gaya hidup dan pengen hidup yang kaya gimana ya. Kalau aku sih orangnya santai banget, kalau gak necessary dan gak perlu, males sih ke beach club-beach club gitu. Sayang.. mending buat beli kulkas atau rumah ;D
  4. Dinamis, susah untuk memiliki rutinitas. Banyak kemungkinan yang terjadi, seperti macet, kecelakaan di jalan, emosi naik turun,  yang bisa terjadi. Mungkin salah satu alasan kenapa toko juga tutup sampai malam, karena siang susah banget diprediksi dan banyak habis di jalan. Ini adalah salah satu hal yang aku harus banget adaptasi kembali.
  5. Food is everywhere.  Tapi kalau dipikir-pikir, ya gak semurah itu juga. Cooking is always the cheapest option.
  6. Pengurangan plastik dimana-mana di Bali apalagi dengan PEMDA yang tidak memperbolehkan supermarket untuk menggunakan plastik sampah sekali pakai lagi. Seneng banget tiap kemana-kemana kaya Alfamarkt, toko buku dll selalu ditanya mau pakai plastik atau tidak? Walaupun kalau toko-toko kecil, tetep harus sigap yah. Tapi seneng bahwa kesadaran itu sudah ada. Bayangkan berapa plastik yang dikurangi karena selalu diberi opsi kaya gitu.
  7. Surganya buah tropikal, please dont take it for granted. Salak, duku, nangka, kelengkeng, rambutan, sirsak, they are all sooooo expensive in Netherlands. So so so so expensive belum lagi emisi karbonnya. Disini, it’s good, it’s cheap and you can find it anywhere. Tapi aku harus belajar milih buah nih, kemarin beli asal terus pada busuk 🙁 Kasih tips donggg..

Gitu deh kira-kira, akan banyak lagi ke depannya pengalaman yang Damar dan aku lewati karena kita masih dalam proses settling in. Kemarin akhirnya beli kompor haha horay! Nanti aku akan cerita-cerita sedikit yah.. One thing for sure, hidup di kosan dengan cuma punya 3 pasang alat makan dan pompa untuk ngambil minum dari galon is goodd and it’s enough hehe. Ini sih baru minimalis yang sebener-benernya…

See you soon!

Haji dari Belanda

Checklist perlengkapan haji

3rd November 2018 - 11 min read

Perlengkapan haji adalah hal dari haji yang paling bisa disiapkan dan diminimalisir kekurangannya dengan persiapan yang baik. Terutama karena Haji dari Belanda semua logistik dan supply harus disiapkan secara mandiri. Dari cerita-cerita pengalaman, banyak juga yang saking karena persiapan, paranoid, plus terlalu semangat, akhirnya over packed dan banyak barang-barang nggak perlu yang cuma membuat berat tapi tidak terpakai. Ada juga tim yang bawaannya super simple dan berniat belanja di tempat tujuan. Susahnya saat ada emergency jadi tidak tercover dengan baik jadi harus bergantung ke teman-teman sekitar. Walaupun teman-teman pasti ada yang mau menolong dan punya cadangan, tapi biar merasa lebih aman dan nyaman, baiknya bawa semua sendiri yang memang esensial.

Saya tim tengah-tengah aja yang cukup, nggak terlalu banyak dan sedikit. Kadang melebihi sesuatu karena dengan niatan ingin membantu atau memiliki extra untuk membantu teman-teman haji yang lain. Insya Allah sudah niatkan untuk selalu hands on dan siap membantu jamaah-jamaah lain disekitar terutama di satu grup.

Jadi, dipost ini pengen share barang-barang aja aja yang kami bawa yang bermanfaat, yang tidak bermanfaat dan yang tidak kami bawa dan akan menjadi manfaat. Saya akan membagi ke beberapa kategori

  1. Pakaian

Untuk pakaian ini saya membawa 6 gamis, 5 khimar / jilbab panjang hingga menutupi perut sehingga lebih aman dan 2 daster. Untuk gamis, baiknya yang berbahan mudah kering dan menyerap keringat. Salah satu miskonsepsi adalah gamis harus berwarna putih seperti normalnya jamaah-jamaah haji di Indonesia. Saya membawa 1 baju putih tapi akhirnya ribet sendiri karena harus dobel-dobel saking takut nerawang, begitupun dengan khimar atau jilbab. Untuk pakaian, saya cenderung suka yang gelap dan tidak terlalu mencolok. Kemarin dipinjami kakak saya yang sudah berhaji duluan dan ada beberapa yang warna, tapi nggak apa-apa karena sebenarnya bebas asal tidak membentuk badan, panjang dan bahannya menyerap keringat.

Karena disana hawanya panas dan cenderung gerah, pilih dalaman celana yang dingin. Kalau saya boleh saran, jangan legging hitam yang ngepas di kaki seperti biasa kita pakai sehari-hari, karena akan panas dan bisa jadi nggak nyaman. Lebih baik jangan mengambil resiko dan mencari yang memang bahannya dingin, berwarna terang atau malah celana gombrong seperti yang dipakai dirumah. Celana ini akan berfungsi baik di mina karena bisa tinggal lepas gamis dan tidur. Ohya, jangan lupa juga untuk membawa kaus kaki. Paling enak yang depannya bisa dibuka jadi mudah untuk berwudhu. 3 saja cukup kemudian dicuci-cuci.

Ada tips untuk akhwat, yang tidak ingin terlalu sering mencuci bisa menggunakan kaos daleman yang bisa menyerap keringat. Sehingga keringatnya tidak langsung ke gamis, dan gamis masi bisa dipakai lagi. Ringan, mudah kering dan bisa digunakan berkali-kali..

Untuk ikhwan, baiknya membawa 2 pakaian ihrom. Beli disana juga bisa, harganya kira-kira 120-150 riyal. Kemudian baju 5 potong (2 gamis, 3 atas bawah) juga yang mudah dicuci dan mudah kering.

     2. Alat Ibadah

Alat Ibadah ini adalah tasbih, mukena, alquran kecil terjemah dan sajadah kecil lipat. Tasbih yang saya maksud tidak harus tasbih pada umumnya, tapi ‘tawaf’ counter juga bisa digunakan untuk tasbih tinggal dipakai di jari seperti memakai jam tangan dan dibawa kemana-mana. Kemarin alhamdulillah dapat pinjaman dari temen yang sudah berangkat haji kemudian dapat lagi dari Turkish Airlines. Alhamdulillah semua kepakai karena bisa diberikan ke teman yang counternya hilang. Menurut saya dengan menggunakan ini, bahkan saat tidur pun, jadi mendorong secara otomatis untuk ingat berzikir. Ini salah satu tips dari temen sekamar saya dan memang bener setelah saya praktekkan.

Image result for hajj finger counter

Source foto: https://www.aafiyat.in/hajj-umrah/finger-digital-tally-counter

Mukena untuk saya, saya gunakan hanya di hotel, untuk diluar luar gamis panjang dan khimar sudah lebih dari cukup insya Allah. Mukena juga sangat mudah untuk tinggal dipakai kalau tiba-tiba ada ketukan pintu heheh. Sajadah kecil lipat kudu banget dibawa kemana-mana karena sangat terpakai. Bawa yang ukurannya sangat kecil but does the job!

      3. Sepatu, sandal jepit

Sepatu ini adalah senjata untuk berhaji dengan nyaman. Kenapa? Karena akan banyak sekali berjalan terutama dari Mina ke tempat lempar jumrah. Sepatu yang saya gunakan kemarin adalah skechers, salah satu brand yang juga direkomendasikan banyak orang. Sangat ringan, empuk, nggak licin dan tahan lama juga bisa dicuci. Sandal jepit pun super penting dan baik untuk dibawa, it will come in handy at some point for sure. Kemarin beruntung sekali bisa beli bekas murah dari temen yang sepatunya sudah nggak kepake tapi masih seperti baru.

     4. Tas

Alhamdulillah lagi saya dapat pinjaman dari teman, tas Kipling yang emang banyak banget direkomendasikan orang-orang yang sudah berhaji. Tas ini sangat durable, kuat, dan water repellent jadi nggak perlu panik saat nggak sengaja kena air dll yang kadang memang tidak bisa dihindari. Size medium ini cukup menampung kebutuhan esensial, bahkan sandal/sepatu pun masuk hehe. Tiap keluar barang-barang yang selalu saya bawa di dalam tas adalah botol minum, uang, sajadah pocket, masker, lipbalm, snack, buku doa, Alquran, hp, reusable bag untuk belanja, reusable bag untuk taro sandal atau sepatu.

Tips: Ambil foto koper yang dibawa supaya semisal hilang bisa dengan mudah ditunjukkan. Baiknya tandai dengan sesuatu yang mudah dikenali. Hence, the black and yellow belts 🙂

     5. Buku

Kemarin saya membawa buku-buku doa, alat bantu pengingat yang bisa dicantolin di leher, buku sirah nabawwiyah yang bisa dibaca-baca saat menunggu atau di dalam pesawat, dan buku tulis untuk mencatat keseharian. Tips: tulis pengalaman sehari-harimu dibuku catatan itu, percaya deh saat nanti dibaca lagi, semua perasaan saat itu akan secara magis kembali lagi. Kadang kita juga seringnya lupa detil-detil dari sebuah perjalanan, buku catatan ini membantu banget untuk mengingat perjalanan ini.

     6. Makanan

Jauh-jauh hari sebelum berangkat, saya sudah janjian dengan teman-teman sekamar untuk berbagi tugas. Ada 1 yang membawa rice cooker, dan 1 yang membawa water cooker. Saya kebagian membawa beras dan beberapa lauk pauk. Bawa lauk pauk yang mudah dan kering. Kemarin kebetulan di rumah ada rendang bawaan mama mertua yang saya bawa, nikmat bangetttt.. Agak deg-degan bau tapi ternyata nggak! Tapi lebih baik langsung dimakan saja yaaa jangan disimpan terlalu lama. Lauk pauknya sekitaran abon, teri, kering kentang. Bawa juga sambal ABC dan Kecap manis dari Belanda karena memang kadang lidah kita cepat kangen dengan masakan khas kita. Nggak lupa indomie dan mie gelas (walaupun itu tetap nyampah, tapi jauh-jauh dari pop mi please karena styrofoam tidak akan pernah terurai). Selain makanan utama, snack pun jangan lupa bawa untuk selalu disimpan di dalam tas untuk menambah energi dan mengganjal saat kelaparan tapi belum ada makanan.

     7. Toiletries

Cari semua bahan yang tidak mengandung parfum (tidak berbau) supaya lebih aman saat berihrom. Untuk pasta gigi nggak masalah, walaupun ada berbagai macam pendapat. Namun ustadz kami berpendapat tidak apa-apa dan saya memutuskan untuk mengikutinya. Toiletries ini dari sabun, shampoo bermerk Neutral (di Belanda banyak ditemukan di etos, Kruidvat, etc). Untuk body lotion dan sunblock saya membeli yang untuk anak-anak karena memang selalu tidak berparfum. Semuanya dibagi di botol kecil-kecil dengan suami. Satu botol saja cukup. Selain itu deodorant merk Salt of the Earth yang saya kebetulan punya, saya beli di etos sudah lama. Kalau tidak ada, bisa juga pakai baking soda. Jangan lupa lipbalm dan moisturizer muka karena udaranya yang sangat kering. Deterjen pun merek neutral, ini wajib sekali karena lebih baik disana mencuci dan seperti saya yang gampang gerah, dipastikan akan mencuci setiap hari 🙂 Pantyliners dan pembalut juga jangan lupa.

    8. Pengaman dari matahari

Masker, kacamata, sunblock, topi (atau payung) itu harus banget wajib dibawa. Masker nggak hanya untuk panas dan kering matahari tapi juga sebagai pengaman untuk menghindari virus yang menyebar dari banyaknya orang di satu tempat.

    9. Minuman

Nggak perlu pusing dan repot soal minuman dan nggak perlu bawa minuman aneh-aneh. Di sana nanti akan diberi jus-jusan kalau memang tidak termasuk di paket kotakan yang diberikan tidak perlu meminta, atau bisa ditolak karena bisa bikin gatel tenggorokan. Yang paling bagus adalah air zam zam atau minimal air mineral yang tidak dingin. Untuk minuman, yang perlu dibawa hanya BOTOL minum, kalau bisa yang double function juga sebagai spray untuk semprot muka atau kepala saat keadaan sangat panas.

    10. Obat-obatan dan vitamin

Obat-obatan yang saya bawa adalah obat-obatan standar seperti norit dan oralit untuk diare, isostar untuk pengganti ion dan hidrasi, paracetamol, panadol, tolak angin, minyak kayu putih, koyo cabe, minyak tawon, plester, dan juga plester khusus untuk blister kaki. Selain itu saya juga diberi primolut dari dokter karena saya request tapi akhirnya tidak saya pakai, tapi berguna untuk teman saya yang ternyata pil kontrasepsinya malah membuat mens-nya keluar (wallahualam). Dalam hal ini primolut memang lebih kuat.

     11. Alat-alat

Nah alat-alat yang saya sebutkan ini adalah alat-alat yang harus dibawa dan akan bermanfaat nggak hanya untuk kita tapi juga untuk orang lain

  • Spidol dan lakban untuk membawa air zam-zam
  • Kotak makan (+- 2 pcs) dan cuttlery – untuk membawa atau menyimpan makanan sisa, untuk emmbawa bekal dan untuk membagi makanan dengan jamaah lain
  • Sponge cuci piring
  • Gantungan kacamata hitam – supaya nggak perlu susah-susah untuk melepas dan takut kacamata hilang
  • Extension dan colokan
  • Botol minum dan spray
  • Charger dan portable charger
  • Gantungan baju (5 biji) – kepake banget untuk jemur baju di kamar mandi
  • Mat untuk di muzdalifah dan pashmina sebagai selimut
  • Gunting kecil, gunting kuku
  • Sarung bantal untuk di mina

Semoga cukup lengkap dan bisa bermanfaat untuk persiapan yaaaa..
Checklist lebih lengkap lagi bisa didownload disini.

 

So much love xxx

 

Hidup Minimalis

Digital Decluttering

7th October 2018 - 8 min read

Ternyata nggak cuma bersih-bersih rumah dan sekitar aja lhoo yang penting, di era digital ini, kita juga nggak boleh lupa untuk merapihkan handphone, komputer, hardisk yang kita selalu gunakan. Biasanya kita lupa akan hal ini, dan tanpa sadar membuat hidup kita lebih complicated.

Sekarang ini, kita sudah bertransformasi ke everything digital. It’s really a big part of our life. Menjaga device-device ini selalu rapih dan terorganisir bisa ngebantu kita untuk lebih efisien dalam bekerja (dan mencari sesuatu), bisa menggunakan space dengan baik dan juga bisa mengurangi stress level kita saat memakainya. (Iyah, pengalaman pribadi hihi).

Saya itu tipe orang yang saat bekerja nggak selalu rapi dan bahkan cenderung messy, nggak langsung mengorganisasikan secara otomatis. Mindsetnya adalah nanti aja bersihinnya. Contohnya, walaupun sudah mengorganize sesuatu, saya akan mencari cara easy fix saat saya sedang mengerjakannya. Nggak langsung taruh file di tempatnya misalnya.. Tapi at some point akan selalu merasa terganggu dengan keberantakan itu. Rasanya nggak enak, berat dan udah mulai bikin bingung. Nah disitu saya tahu saya harus berbenah.

Semakin kesini saya berusaha untuk nggak sampe ke perasaan keganggu, berusaha declutter plus maintain secara langsung, dan menjadikannya habit.

Ini tips-tips yang saya bisa share untuk berusaha minimalis dengan perangkat elektronikmu.

Turn off Notifications

Biasanya saya switch off suara dan kerasa banget bedanya setelah nggak ada notification. Jadi bisa lebih fokus dan less distracted. Saat denger suara dari handphone, biasanya tangan rasanya nggak kekontrol untuk nggak ngecek immediately (at least for me). Kalau untuk notification yang muncul di layar saya tetap nyalakan karena kadang lumayan handy untuk preview. Untuk scroll dan evaluate quickly mana yang penting. Tapi saat saya sedang harus mengerjakan sesuatu, seringnya saya balik sehingga bagian layar tidak terlihat oleh saya. Juga bisa membantu saya untuk lebih present ke apapun yang saya sedang kerjakan saat itu.

Kadang memang suara diperlukan, saat ada telpon contohnya. Tapi in general, dengan menggunakan device secara sadar, kita jadi bisa menghindari hilang fokus. Cara ini ngebantu saya banget untuk nggak constantly on my phone. That I feel like I have control over it..

Clean up Apps

Pasti ada aja aplikasi-aplikasi di handphone kita yang kita nggak pakai. Dengan milihin dan bersihin, akan ngebikin kita untuk punya assortment aplikasi yang memang berguna dan bener-bener kita pakai dalam keseharian. Jadi lebih gampang ditemukan deh.. Karena lagi-lagi tujuannya adalah simplify our life. Dulu saat saya punya lumayan banyak assortment, saya buat folder-folder berdasar kategori yang memang membantu tapi lama kelamaan saya terganggu dengan terlalu banyaknya kotak-kotak kecil di layar handphone saya. Dan kadang susah juga untuk mencari sesuatu yang jarang saya buka.  Akhirnya saya membersihkan dan hanya keep yang saya benar-benar pakai dalam keseharian. Untuk yang seasonal, saya hanya install saat saya membutuhkan untuk kemudian saya hapus kembali hehe Cara saya mengorganize adalah by color 😉

Regular Clean up

Tiap minggu atau tiap bulan bersih-bersih laptop, handphone dan folder-folder di dalamnya. Foto, file, dokumen.. Di whatsapp contohnya, ada banyak foto-foto yang dishare yang sebetulnya kita nggak perlu atau sama sekali nggak pengen simpan, tanpa kita sadari file itu menumpuk dan memenuhi memori device kita. Why do we keep things that are not even meaningful to us? Things pile up tanpa kita sadari. Kadang di laptop juga kita download-download sesuatu yang nggak berakhir digunakan atau sudah digunakan tapi nggak dibersihkan. Pasti juga banyak foto-foto yang ada disitu juga tanpa kita sadar dan bahkan kita nggak pengen foto itu ada di situ karena sudah sangat lama atau we simply don’t like. Go through it and you’ll sweep quite a lot. 

Jadwalkan beberapa menit untuk melakukan ini. Dan lakukan secara reguler sebelum semuanya pile-up dan bikin jadi males untuk ngeberesin.

Bikin folder

Categorize, label it accordingly… It’ll make your life so much easier.

Jangan taruh di desktop

Hapus dan bersihin desktop kita dan juga pilih-pilih yang mau ditaruh di dock (ini lho yang bagian bawah di mac). This is how my desktop looks like after clean up. Sebagian besar hal-hal lain, saya simpan di dalam hard disk dan itu pun juga dikategorikan tergantung gimana kita mengkategorikannya. Yang paling banyak sih pastinya apalagi kalau bukan foto hehe

Keep 1 or max 2 email accounts 

The fewer email accounts the better. Hindari punya terlalu banyak email account karena akan sulit untuk maintainnya.

Manage your inbox

Nah masalah inbox ini adalah masalah yang sampai saat ini masih menjadi pe-er untuk saya. Saya tipe orang yang nggak bisa liat inbox piling up, semuanya harus bersih. Jadi setiap hari saya selalu menghapus termasuk newsletter-newsletter dari website yang pernah saya subscribe. Sehari ada 50 hanya dari newsletter yang saya langsung otomatis hapus. Kebetulan itu yang paling banyak memenuhi email pribadi saya haha nah pe-ernya adalah: Unsubscribe!!! Caranya adalah, di setiap email bagian bawah adalah pilihan Unsubscribe. Secara legal memang itu harus tercantum disitu. Jadi nggak perlu lagi delete email that we dont even read, want or need. You will just not receive it. Perfect.

Storage

Save a lot of space from computer, bisa pakai cloud juga. Saya juga setiap beberapa bulan sekali memindah foto-foto yang ingin saya simpan dari handphone saya. Dan juga saat saya selesai menggunakan kamera, saya langsung memindah semua ke dalam storage dan menghapus  dari kamera. Kalau saya tunda-tunda akhirnya saya lupa sudah dipindah atau belum akhirnya mungkin saya duplicate yang sudah saya pernah pindah sebelumnya, dll. Sebenernya basic rule-nya adalah dont postpone, just do it right there.

Keep it clean regularly

Disinfecting and cleaning barang yang selalu kita pegang setiap hari. We’ll feel great after a good wipe. Kita akan ngerasa bersih dan soo organized. Penting juga untuk kesehatan kita karena selama ini kita menggunakan jari kita yang nggak tahu sudah pernah mampir kemana aja.

Know when to put it down

Nggak cuma masalah decluttering, tapi juga kita harus tau waktunya untuk put it down dan pay attention what’s around us. Be conscious and aware how much we use our devices. Aware when you need and be present.

Semoga bermanfaat ya tips-nya. Simplify your life!