Hidup di Belanda

Surviving heatwave di Eropa

29th July 2018 - 8 min read

Sejak Kamis lalu (hari ini hari Minggu), Eropa dilanda heatwave yang menyebabkan suhu di daerah-daerah Eropa meningkat hingga diatas 30 derajat celcius. Menurut banyak artikel yang saya liat, di Belanda sudah 10 tahun belakangan ini heatwave nggak pernah terjadi dan tapi katanya dengan perubahan iklim global, hal ini akan menjadi peristiwa 5 tahunan yang akan kembali. Hari Kamis kemarin temperatur mencapai 36 derajat. Orang-orang di Belanda udah nggak kuat, hingga ke taman dan bersepeda pun berbikini hehe

Untungnya di kantor ada AC, menurut cerita beberapa teman yang kebetulan bekerja di gedung yang sangat tua sehingga cenderung lebih sulit untuk menginstall AC, lumayan banget kalau suhu diluar berbanding lurus dengan suhu di dalam. Kerja jadi nggak nyaman dan ngga bisa mikir. Untung alhamdulillah-nya lagi rumah kami mempunyai sistem isolasi yang cukup baik, sehingga temperatur di luar tidak memberi efek ke suhu di dalam. Jadi di dalem rumah rasanya lebih cool daripada di luar. Jadilah di hari-hari ini saya lebih suka stay di rumah. (biasanya padahal juga selalu di rumah :P). Ini merupakan masalah yang cukup pelik karena di Belanda jarang sekali cuaca panas seperti ini, biasanya household nggak ada persiapan. Nggak cuma household sih, tapi juga pemerintah 🙂 Jadi orang-orang umumnya bisa sangat struggling dan juga susah tidur.

Nah penyebab dari heatwave ini apalagi kalau bukan global warming. Ok to be fair, sebenernya kombinasi karena temperatur di North Atlantic Ocean, perubahan iklim dan juga cuaca.

Yang bikin sedih adalah, hutan-hutan di Eropa jadi terbakar karena saking panasnya. Tapi lucu dan ironisnya adalah jembatan-jembatan di Belanda yang biasanya bisa dibuka untuk akses kapal, sekarang tidak boleh dibuka karena takut memuai dan eror di tengah jalan. Panas bisa memberi efek ke keputusan pemerintah hehe Salah satu contoh tidak siapnya pemerintah dalam menghadapi summer. Bener aja, kemarin ada salah satu jembatan yang diputuskan untuk beroperasi secara normal, namun nyangkut terbuka nggak bisa ditutup karena terlalu panas. Selain itu, juga ada a hippo di Roma yang diberi makan semangka beku untuk meng-cool off tubuhnya. Macam-macam ya ceritanya..

Michael Mann, a US climate scientist, tweeted: “What we call an ‘extreme heatwave’ today we will simply call ‘summer’ in a matter of decades if we do not sharply reduce carbon emissions.” Yang maksudnya, apa yang disebut heatwave ekstrim sekarang ini akan menjadi cuaca summer normal di masa mendatang kalau manusia tidak mengubah perilaku dan mengurangi emisi karbon. Buanyak banget yang bisa dilakukan kita manusia untuk mengurangi emisi karbon termasuk mengurangi konsumsi daging sapi, lebih concious dalam mengkonsumsi dan juga zerowaste living. Here are some more tips. And here for zerowaste living.

Anyway, tepat di hari heatwave itu Damar dijadwalkan pulang ke Belanda. Dengan tiketnya yang sampai pukul setengah 3 sore.. Heatwave ini sudah diforecast memang dari seminggu sebelumnya. Jadi di kepala saya adalah Damar akan sampai di hari yang paling panas sepanjang tahun. Sudah mengambil setengah hari libur karena mau jemput di bandara. Dan maksud hati membuat itu jadi surprise karena saya bilang Damar bahwa saya nggak bsia jemput karena ada keperluan kantor.

Di hari Rabu itu tanpa saya sadari, seharian penuh nggak kontak sama sekali. Saya ngechat tapi centangnya cuma satu. Agak heran juga tapi saya pikir mungkin handphone-nya mati. Maklum handphone dia sudah uzur dan memang suka mati-mati. Damar juga pesen sehari sebelumnya bahwa dia akan sibuk seharian karena ada presentasi dan meeting dengan klien-klien baru. Oke dehhh! dan saya pun menyambut hari itu dengan biasa aja dan kerja seperti biasa. Kerjaan di kantor memang lumayan menyita waktu, seharian full saya nggak terlalu perhatian ke handphone saya. Jadi yaudah…..

Di hari Rabu itu saya pulang dari kantor berencana ke rumah temen untuk ambil barang, terus Damar telpon seperti biasa. Pas banget kan.. Setiap pulang kantor kita memang selalu telpon-telponan dan catch up soal hari itu. Dia bilang dia sudah di bandara mau berangkat ke Belanda. <Boong bangetttttttttt>… pas dia tahu saya mau ke rumah temen, dia bilang ‘nggak usalah, nanti aja sama aku, sekalian karena udah lama nggak ketemu sama mereka’. Tanpa curiga saya pun, okelahh.. panas juga, bikin males ngapa-ngapain di luar.

Sampai rumah saya ganti baju, cuci piring, masak sampai saya denger ada orang yang coba untuk buka pintu saya. Deg-degan dong, pikirannya cuma 1, maling! Ngeri parah karena saya tinggal di lantai bawah sendirian, semua tetangga-tetangga ada di lantai atas. Jadi gimana minta tolongnyaaaaaa!! Okelah begitu denger ada yang mau masuk, saya sambil nervous jalan ke arah pintu, dan saya denger orang ini masukin kunci ke lubang kunci. Hmmm, terus ngebel.. hmm haaa?? saya buka pintu, ternyata Damar!!! Keselllll… tapi senenggggg.. bangettt… udah 3 bulan nggak ketemu soalnya hehehe hehehe jadi menghitung hari banget untuk ketemu! I was soo overwhelmed with happiness. Setelah diceritain sama dia kronologisnya, things start to make sense. Masih nggak percaya liat bentukan dia di depan saya saat itu. Hehehe that was really sweet. 

Hari itu kita di rumah aja, dinner, ngobrol dan tidur cepet. Besokannya kami berdua kerja dari rumah and that’s when the heat strucked Amsterdam the most. Kami ke taman agak sore sekitar jam 4, panasnya sudah mulai berkurang dan tinggal sedikit angin sepoi-sepoi. Kali ini ke Flevopark dan piknik disana… And we talked about future plan and dreams, as always 🙂

Ini beberapa foto yang mengabadikan 🙂

Speaking of surviving heatwave, berikut beberapa tips untuk bertahan di heat wave tanpa AC.. Sebenernya di Indonesia juga sepanas ini yah, tapi pastinya nggak sekering di Eropa..

  • Stay hydrated, anak temen kantor sakit dan dehydrated karena kurang minum. Kalau nggak concious bisa kering rasanya bahkan mimisan. Kalau saya sih selalu ngerasa haus, jadi tubuh minta minum otomatis gitu.. Bisa kira-kira ditakar minumnya dengan jumlah botol atau kalau perlu minum ekstra isotonik sebagai pengganti keringat yang keluar
  • Masukin buah ke freezer, terus dibikin jus
  • Masukin buah ke kulkas, terus dimakan
  • Masukin botol air minum ke kulkas
  • Kalau udah nggak kuat banget, bisa ke public space yang ber-AC kaya perpustakaan, kafe, dll
  • Ke lantai bawah, karena hot air rises up
  • Mandi air dingin
  • Eliminate extra sources of heat, kaya lampu-lampu dan alat elektronik
  • Pilih cotton untuk sprei dan selimut (bagi orang-orang kaya saya yang tidurnya harus dengan selimut)
  • Stay happy and surround by people whom make you happy

Loveeeeeeee,

 

 

 

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply