Hidup di Belanda Thoughts

5 Juni – Pesta Demokrasi

6th July 2014 - 5 min read

Akhirnya memutuskan, akhirnya menyatakan ketegasan..

Kemarin di Belanda sudah dilaksanakan pemilihan Presiden, lokasi tepatnya di Kedutaan Besar RI di Den Haag. Saya tebak Pilpres kali ini jauh lebih seru dibanding Pilpres2 yang pernah digelar sebelumnya, karena kuatnya masing2 calon. Tapi saya tidak menyangka, animo masyarakat di luar negeri amatlah luar biasa. Walau ada 2 pilihan cara untuk memilih, dengan surat dan dengan partisipasi langsung ke TPS, pemilih yang datang langsung ke Den Haag sangatlah membludak. Panjang antrean mencapai 400 meter, antre sendiri bisa sampai 3 jam, bahkan ada yang pingsan karena lagi bulan puasa.
Tapi tidak saya dengar sama sekali orang mengeluh dan menyia-akan kesempatan ini dengan balik badan dan pulang. Mereka mengerti di hati yang paling dalam, jika mereka mengambil keputusan itu, tanah air kita bisa jatuh ke seseorang yang menurut mereka tidak pantas. Mereka merasa ini worth the consequences, the effort, and sweats.
Berada di dalam antrian, saya menemukan berbagai macam warna kultur indonesia. Mereka ramai berbisik-bisik menyatakan bahwa ini adalah kali pertama mereka menyumbangkan suaranya untuk pemilihan presiden. Ada yang datang dari Amsterdam, Rotterdam, Eindhoven, benar-benar dari segala penjuru Belanda 🙂 Dan saya pun tersenyum bangga, bahagia, dan penuh harap. Ohya, saya jadi dapat beberapa kenalan baru saat mengantre. Begitulah guyub-nya indonesia, tidak individual dan sangat peduli terhadap siapa pun disekitarnya. Selalu bertegur sapa.. Sayang sekali jika keberagaman ini dibuat menjadi seragam. Tawa canda karena perbedaan itu akan ikut musnah. Kebanggaan indonesia yang berbhineka akan hilang. Mari sama-sama menolak itu… menolak keseragaman.

Kembali ke tingginya animo para penduduk di Belanda yang berkebangsaan Indonesia, bukankah kita semua ingin perubahan dan indonesia lebih baik? Harapan baru itu bukan omong kosong….
Sikap semangat dan tak kenal lelah para pencoblos inilah yang membuktikan dan memecahkan tempurung keputusasaan dalam melihat harapan Indonesia ke depan. Mengapa? Mereka melihat dari calon yang diusung…

Saya bukan orang yang doyan berdiskusi komprehensif mengenai politik, tapi kala ini, saya tidak punya pilihan lain. Saya harus berusaha dan mengerti 2 pilihan yang dijajakan. Hasilnya, menurut pendapat objektif saya, kedua calon pemimpin ini sangatlah kontras. Saya merasa saya berkewajiban untuk menyatakan ketegasan saya karena kekontrasan keduanya terlalu lantang, 1 si pemberi instruksi atau 2 si pengajak kolaborasi.

Dengan ini saya menyatakan pertanggungjawaban atas pilihan saya #akhirnyapilihjokowi
Revolusi mental itu sangat perlu di negara yang sudah hampir kering dihisap oleh benalu penguasa ini (dikutip dari Dewi Lestari).

Saya menangis terharu melihat aksi orang2 yang berasal dari ekonomi bawah mengelu-elukan sosok Jokowi, karena mereka merasa aman dan tentram dipimpin oleh sosok yang berasal dari mereka pula. Sosok sederhana, biasa, yang selalu menyebarkan rasa nyaman kepada yang dibawahinya. Sesosok yang membuat orang-orang seakan faham akan makna revolusi, dia yang teruji dan bekerja, tidak hanya berjanji dan sibuk berkuasa. Walaupun saya berada di luar negeri, saya dengan sangat mudah dan rasa aman memberi amanah kepada Jokowi untuk memperbaiki negeri dan menyongsong indonesia yang lebih baik. Mudah-mudahan!!

Saya menepati janji saya, saya tidak golput jika Jokowi maju menjadi Presiden #salamduajari

Photo live dari TKP

1. Suasana di dalam yang penuh sesak dan pengap, tapi masih bisa mengembangkan senyum

2. Pada saat antre dengan semangat membara untuk memilih (Aqila with her pose choice :P, mbak Iris, mbak Vicka, dan mas Holly)

3. Bukti kami telah menggunakan hak dan kewajiban untuk memilih (dengan kenalan baru yang bertemu di Bus :D)

4. Saya sedang menggendon Medina, bercengkrama dengan beberapa teman lama yang dipertemukan di acara ini. Salah satu cara untuk kill the time dan menikmati antrean puanjaaang. Iya, itu sampai belakang situ..

#untukindonesialebihbaik

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply