Thoughts

Merdeka!

20th August 2016 - 3 min read

Pagi itu saya terbangun dan seperti biasa cek sosial media di telpon selular. Feed sosial media sudah ramai dengan berita dan post dari temen-temen di tanah air mengenai ulang tahun RI yang ke-71 ini. Sebetulnya nggak pernah ada di benak saya untuk rindu dengan hal-hal nasionalis kecil seperti perayaan 17 Agustus-an atau upacara bendera. Tapi melihat orang-orang di tanah air ramai merayakan, tiba-tiba rasanya pikiran melayang ke rumah, beberapa tahun lalu saat masih di sekolah. Sayangnya saat itu, esensi kemerdekaan kurang melekat di hati saya. Buat saya, lomba 17-an hanya sekedar kumpul-kumpul dengan teman sebaya di daerah rumah dan menjadi kompetitif untuk memenangkan apapun itu lomba yang kuikuti. Dan upacara bendera adalah sebuah kebiasaan yang juga terjadi setiap hari Senin di sekolah. Ada kalanya saya menitikkan airmata mengingat perjuangan para pahlawan-pahlawan kemerdekaan, tapi sudah itu saja, saya kurang menghargai nilai dari hal-hal itu karena sudah sangat biasa terjadi.

Tapi sekarang, setelah saya melihat semua itu dari kejauhan, saya lebih mengerti rasanya cinta akan sesuatu. Sesuatu yang bukan materi, sesuatu yang tidak akan pernah kita miliki. Melihatnya tidak hanya dari kekurangannya, tapi juga dari kelebihan. Banyak hal yang Indonesia miliki yang nggak dimiliki oleh negara-negara lain. Sikap kekeluargaan, guyub, dan loyalitas (pada level tertentu) adalah sesuatu yang sangat saya rindukan. Saya bersukur diberi kesempatan untuk melihat tanah air dari kejauhan, karena banyak hal yang tidak terlihat saat saya disana, menjadi terlihat saat saya melihatnya dari sudut pandang lain. Ironisnya, tempat saya melihat negara saya dari kejauhan adalah negara yang dulunya pernah menjajah Indonesia selama berabad-abad. Belanda mengambil banyak manfaat dan keuntungan dari Indonesia, mereka pun mengerti akan hal itu. Sering rasanya saya bangga sekali dengan hal-hal positif yang orang Belanda ketahui soal Indonesia. Senang rasanya bukan menjadi anak dari negara entah berantah, tapi dari negara kaya dengan kecantikan alamnya.

Setelah 7 tahun di Belanda, saya punya pilihan untuk menukar pasporku dengan paspor merah (sebutan paspor belanda). Walaupun artinya semua akan menjadi lebih mudah, bepergian ke negara-negara bervisa tidak menjadi sebuah halangan yang berarti untuk traveller seperti saya, tapi saya memilih tidak. Buat saya, menjadi warga negara Indonesia adalah hak istimewa yang saya punya dan tidak akan saya tukar dengan apapun.

Saya bersyukur karena saya masih mengenal kata PULANG….

17 Agustus kemarin, saya merayakannya tanpa perlombaan ataupun upacara, tapi dengan diam, khidmat, sendiri, dan berbatik ke kantor 🙂

 


 batik-merdeka-indonesian-in-holland-independence-day

batik-merdeka-indonesian-in-holland-independence-day-2

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply