Asia Culinary Hongkong

Hongkong Transit 8hours part 1 (morning to day)

13th June 2016 - 7 min read

Saya dan Damar memutuskan untuk beli tiket Cathay Airlines, dengan alasan yang tidak lain dan tidak bukan karena harga yang sangat terjangkau dibanding airlines lain pada saat itu. Biasanya saya selalu pergi dengan Emirates ke Indonesia. Tapi kemarin saat tiba waktunya kami harus beli tiket, harganya menjulang ke langit banget, sekitar 1000 euro. Sedangkan Cathay +-500 euro, hampir setengahnya. Sebenernya ada maskapai lain yang harganya sekitar itu, tapi kelebihan dari Cathay Airlines adalah stopover-nya di Hongkong, daerah yang kami belum pernah datangi dan nggak bersyarat visa bagi kami. Wah, itu nilai-nya plus sekali untuk bikin keputusan dengan maskapai apa kami pergi. Juga, Cathay menawarkan penerbangan direct ke Surabaya, tempat tujuan kami. Lagian selama ini kami berdua belum pernah terbang dengan Cathay, yang rumornya pernah jadi maskapai nomor 1 di dunia itu. Jadilah kami beli tiketnya.

Waktu transit di Hongkong adalah 8 jam. Begitu juga dengan perjalanan pulangnya dari Surabaya-Amsterdam. Jadi total kami punya 16 jam untuk mengeksplor kota metropolitan yang padat itu.

Amsterdam-Surabaya

Kami tiba di Hongkong pukul 05.30 pagi. Yang pertama kali kami lakukan adalah antre imigrasi. Di Imigrasi kami perlu menyerahkan form keimigrasian yang diberi diudara oleh pramugari. Jadi kami cuma perlu antre dan menyiapkan paspor. Karena masih pagi, antrenya nggak terlalu panjang dan kami salah satu yang sampai paling awal. Begitu lolos dari imigrasi, kami ke toilet untuk sikat gigi, bebersih, dan ganti baju yang lebih rapih. Seragam wajibku di pesawat adalah jumper, jogger pants/trainer, dan kacamata minus saya, nggak banget deh kalau buat jalan-jalan haha

Jangan lupa untuk mengambil uang dengan Hongkong currency dari ATM! Perlu dicatat, pecahan dari mesin ATM adalah besar. Kami berdua ke bakery di dalam airport demi memecah uang untuk bayar bus (tempatnya semacam Bread Talk gitu kalau di Indonesia) dan beli roti goreng kari ayam. Aduhhh! enakanyaaa! Di Belanda adanya bakery model pastry atau cake, kalaupun jual roti, isinya pasti nggak macem-macem kaya di Asia. Roti terbungkus, kami pun jalan ke Terminal 2 Level 3, untuk luggage drop off. Rate per jam-nya adalah HK$12. Disitu kami sudah harus memberi estimasi berapa lama kira-kira kami akan menitip barang cabin kami itu, sesuai pengalaman kami, 6 jam adalah waktu yang pas. Nggak perlu even consider untuk membawa barang cabin kalian, jalan dengan membawa barang itu nggak nyaman. Daripada cemas dan ribet akan barang bawaan, mending menikmati pemandangan kota. Setelah beres, kami jalan keluar airport. Publik transportasi ada di sekitar situ semua, bahkan kereta Expressnya malah ada di dalam bandara. Serba gampang dan nyaman. Tiket busnya per orang HK$3.5. Note: Di Hongkong, supir Bus tidak menyediakan kembalian. Untung kami sudah memecah uang, jadi kami cuma rugi HK$3. Hitung-hitung sedekah….

Hongkong mengingatkan saya dengan padatnya Ibu kota Jakarta. Gedung-gedung tinggi dan besar ada dimana-mana, kawasan perindustrian yang dimana-dimana sedang dikonstruksi. Polusi juga banyak.. Bedanya, aturannya lebih jelas, orang-orangnya terlihat lebih disiplin juga kendaraan bermotor. Padat iya, tapi nggak sampai macet karena moda transportasinya variatif, aman nyaman dan terjangkau.

Jadi kira-kira gini perjalanan kami..

Pukul 07.30: Kami tiba di Tong Chung station (25 menit dari airport, naik bus S1). Kami berdua duduk di toko kopi di square situ, memperhatikan orang-orang Tionghoa lalu lalang dengan sibuknya, karena itu hari kerja. Disitu banyak juga toko roti, yang harganya lebih murah dari di airport. Disitu kami duduk-duduk untuk nunggu cable car Ngong Ping 360 buka. Bukanya pukul 10.00.

Pukul 09.00: Kami jalan kaki ke arah cable car dan duduk-duduk di sekitar situ. Nggak beberapa lama kemudian, antrean udah mulai panjang. Datang awal memang diperlukan sebelum turis-turis lain mulai berdatangan dan ramai.

Pukul 10.00: Naik cable car

Pukul 10.25: Sampai ke Lantau Island, dimana Big Buddha (Tian Tan) berada. Disitu kami menyusuri desa-nya, naik tangga 268 steps untuk melihat Big Buddha dari dekat. Di arah berlawanan patung Buddha, ada Lin Monastery Po yang katanya merupakan salah satu sanctums Buddha yang paling penting dan dijuluki ‘The Buddhist World in the South’’. Biara ini kaya dengan manifestasi warna-warni dari ikonografi Buddha dan taman dengan dengan kicau burung dan aroma bunga. Ada restoran vegetarian yang populer di dekat situ, sayangnya saya dan Damar harus kembali ke airport karena takut kenapa-kenapa di jalan dan ketinggalan pesawat.

Pukul 12.00: Ke cable car dan turun. Lalu ambil bus yang sama untuk kembali ke airport.

Estimasi Pengeluaran /orang = HK$400

Drop off luggage HK$72

Beli snack + kopi HK$50

Bus HK$7

Cable Car HK$255

Tips penting: Gimana caranya, usahakan tidur di pesawat walaupun waktu Belanda masih siang. Karena begitu sampai di Hongkong udah hari baru (di Belanda tengah malam), bakal capek banget rasanya kalau di pesawat nggak istirahat. Saya dan Damar nggak bisa tidur, jadi begitu kami kelar jalan-jalan dan balik ke bandara, kami langsung terlelap tidur di ruang tunggu.

Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset Processed with VSCO with hb1 preset

Semoga bermanfaat…

You Might Also Like

7 Comments

  • rianti@mailbox.co.id'
    Reply Devinamira 10th August 2016 at 7:29 am

    numpang tanya

    ketika datang di HKIA dan keluar imigrasi

    ketika nulis landing card kolom address ditulis apa ya ? kita hanya sebentar di kota sedangkan tidak booking hotel atau sejenisnya

    Trm kasih

    • Reply Maurilla Imron 13th August 2016 at 12:17 am

      Hiii Devinamira, kami juga nggak nginep kok jd yang address in Hongkong kami kosongi, yang home address kami isi alamat rumah 🙂

  • Devina@mi.ra'
    Reply Devinamira 14th August 2016 at 11:56 am

    Mau tanya lagi hehe: )

    Untuk koneksi internetnya pakai sim cars apa dan beli dimana ya?
    Untuk dipakai jalan2 di pusat kota hongkong

    Sambil membunuh waktu 8jam transit

    • Reply Maurilla Imron 14th August 2016 at 7:06 pm

      Nahh, kebetulan kami nggak ganti kartu sim. Paling kalau ke cafe aja, sambung wifi bentar untuk cek2 peta dan socmed. Kalau untuk peta, hongkong relatif jelas petunjuk arahnya. Pakai off-line map juga akan sangat membantu 🙂 Waktu jalan-jalan akan sibuk sendiri sih hehe begitu sampai di airport baru deh cek2 message etc

  • arosyiddseptian@gmail.com'
    Reply Ochid 3rd October 2018 at 5:42 am

    Selamat siang, mau tanya.. 🙂
    Kalau transit 7 jam dengan maskapi yang sama apakah perlu klaim bagasi ? atau secara otomatis bagasi kita sudah di transfer buat penerbangan berikutnya ? thanks

    • Reply Maurilla Imron 7th October 2018 at 6:55 pm

      Haii haii, scara otomatis bagasi sudah ditransfer utk penerbangan berikutnya. Kl mau, pastikan saja saat check in 🙂

    Leave a Reply