Browsing Category

Baby and motherhood

Baby and motherhood

Tips untuk Minimalis mama to be

13th April 2020 - < 1 min read

Aku tahu banget di saat sekarang ini, ada Ibu-ibu yang sedang mengandung yang kepikiran dengan keadaan sekarang ini, dengan ketidakpastian. Tapi satu yang pasti adalah you have so much exciting times ahead of you!! Jadi semangat yaaa untuk persiapan menyambut bayi. Banyak yang mengira juga akan sulit menjadi minimalis dengan punya anak karena keperluannya banyak, tapi dengan cara berpikir yang kita ubah, sebetulnya mungkin kok. 1 hal adalah tidak ada definisi minimalis yaa.. Yang untukmu esensial belum tentu esensial untukku, dan begitu juga sebaliknya. You do you mama! Yang paling penting, tidak hanya berusaha minimalis dalam benda tapi juga dengan cara berpikir dan mental. Semangat!!

 

Baby and motherhood

Cerita Kelahiran Alana – Persalinan

13th April 2020 - 9 min read

………..

Malam itu pulang dari Rumah Sakit aku diem aja, di mobil pun diam berusaha mengubur mimpi untuk waterbirth. Sampai malam dan tidur pun aku masih dalam proses accepting, ikhlas dan berserah. Besok paginya, aku bilang Damar.. “Ayo hari ini kita ke rumah sakit”.

Hari itu hari Jum’at tanggal 18 Oktober 2019, kami melakukan hal yang tidak kami antisipasi sama sekali sebelumnya.. ke rumah sakit, daftar untuk melahirkan dan opname induksi. Sama sekali nggak kebayang. Bahkan di rumah sakit pun disorientasi nggak tahu harus kemana. Hari itu kami ditemani mamaku dan mama Damar. Kami memilih kamar dan mulai membuat kamar terasa nyaman dengan barang-barang yang kami bawa dari rumah (gym ball, lampu remang, difusser). Malam itu, aku diberi obat puyer induksi yang pertama… Untuk kemudian setiap 4 jam dicek progress dan meminum kembali. Besok paginya mulai ada bercak-bercak yang menandakan bahwa mulut rahimku melunak dan dicek dalam, terjadi pembukaan 1 (alhamdulillah).. kemudian obat pun dihentikan dengan harapan untuk memberi kesempatan tubuh melanjutkan proses alaminya. Dr Hariyasa tau betul kami ingin mendapatkan kelahiran yang senatural mungkin dan pervaginam, dia pun melakukan yang dia bisa untuk mendapatkannya.

Semua proses dilakukan oleh Bidan, bukan dr Hariyasa langsung, tapi dengan arahan dan observasi dari dr Hariyasa melalui telpon. Setelah menunggu, ternyata tidak ada kenaikan pembukaan yang signifikan yang artinya puyer induksi harus diberikan lagi. Sampai siang masih sama, sore diberikan puyer lagi, malamnya masih sama, besoknya dicek dalam dan akhirnya ketemu dengan dr Hariyasa-nya sendiri. Kali itu tidak hanya cek dalam tapi juga cek USG. Yang hasilnya bikin kita kaget dan jadi penentu langkah apa yang harus dilakukan setelahnya..

Dr Hariyasa bilang, posisi Alana tidak optimal dengan kepala yang menunduk sehingga sekeras apapun dia di dalam sana berusaha, akan sulit untuk menambah bukaan. Selain itu bentuk rahimku yang agak maju ke depan (sedikit gantung), membuat kondisi semakin sulit untuk progress. Sedangkan, air ketuban pun semakin sedikit.

Namun saat itu, kontraksi terus bertambah.. Aku baru tahu, bahwa kontraksi bertambah tidak berarti pembukaan juga akan bertambah. Aku sudah  2,5 hari atau 48 jam lebih berjuang untuk lahir normal.. dr Hariyasa tau sekali itu dan bukan tanpa alasan dia akhirnya mengatakan …..

dengan kondisi seperti itu dan sudah lama kalian menunggu, saya menyarankan untuk dilakukan operasi‘. Ambyaaaaarrrrrrr rasanya.. tapi belum nangis  karena masih berusaha mencerna plus malu nangis di depan dokter hehe. Sampai di jalan keluar saat dr Hariyasa akan menutup gorden, dia bilang …..

‘saya tau sekali kalian ingin melahirkan secara natural, saya salut sekali dengan perjuangannya.. kalian sudah melakukan semua, tapi rencana Tuhan bisa berbeda’. Disitu udah nggak kebendung lagi.. Pupus semua harapan dan mimpiku untuk melahirkan secara natural ..

Cuma bisa nangis sambil dipeluk Damar.. He was everything. Aku nggak kebayang ngelewatin ini sendirian.. Disitu aku mulai bersyukur. Aku masih menangis sampai tidak berani masuk ke ruang inap kami karena di dalam situ ada orang tua kami berdua. Akhirnya kami berdua duduk dipojokan berpelukan…… sedih tapi dengan cepat kami kembali pada pijakan kami untuk berjuang.

Kira-kira gini proses cernanya,

Kami sudah melakukan semua yang aku bisa, pun dari semenjak kehamilan

Adik bayi juga bukan tidak berjuang, dia pasti berjuang keras di dalam sana untuk keluar

Yang paling penting dari ini semua adalah ketenanganku, kesehatanku dan bayiku

Dari situ aku mulai mengatur nafas dan mulai senang karena sebentar lagi akan ketemu adik bayi yang tumbuh di rahimku….

 

Setelah itu pun kami memutuskan untuk memberi kabar kepada orangtua, support dari mereka luar biasa! Kayanya mereka juga sudah nggak sabar untuk ketemu dengan cucunya hehe dan sebetulnya mereka hanya ingin apapun yang terbaik untuk kami. Maka saat itu juga kami menelpon bagian kebidanan dan mengatakan kesediaan kami untuk operasi malam itu juga.

Aku pun siap-siap dengan penuh harap dan bahagia, mandi keramas dan pakai lipstik. Berdoa dan mohon restu kepada seluruh orang tua.. Damar pun begitu, dia akhirnya memakai baju kemeja pink yang sudah disiapkan untuk hari spesial itu. Sekitar pukul 7 malam, kami ke atas ditemani orang tua kami berdua. Disana aku masuk hanya boleh ditemani Damar. Proses pertama adalah pasang infus dan ngobrol dengan dokter anastesi (baik sekali orangnya sangat tenang, bikin akupun juga tenang – sungguh, dokter dengan vibe yang positif itu betul-betul segalanya). Dokter anastesi menceritakan bagaimana prosesnya.. Dia pun mulai meng-observasi karakter dari punggung dan tulang belakang, sehingga saat waktunya datang untuk memberi epidural, dia sudah familiar dengan bentuknya.

Ohya, satu hal lagi… saat kami tiba di tempat bersalin, disitu kami baru dikabari bahwa ternyata Damar tidak diperbolehkan untuk masuk dengan alasan akan terlalu banyak orang nanti di dalam. Oeeefffff rasanyaaaaa.. begitu banyak hal yang diluar kendali kami. Aku pun mengatur nafas dengan cepat dan berusaha beradaptasi dengan keadaan secepat mungkin. Sedih hanya sebentar, kemudian kami excited lagi akan segera bertemu dengan Alana.

Kontraksi semakin kencang datang sehingga kali ini aku sudah tidak tahan untuk tidak meringis kesakitan.. Namun berusaha tenang dengan nafas dan percaya bahwa ini semua akan segera berlalu. Damar beri peluk dan cium dia sebelum aku dipindah ke ruang operasi. He really showered me with love that made me believe we will get through this together. Begitu sampai di ruang operasi, terang, tidak kenal siapa-siapa.. Aku disuruh menghadap ke kiri untuk disuntik, sambil menahan kontraksi hebat yang aku rasakan tiba-tiba hitam.. aku nggak ingat lagi…..

Tiba-tiba aku merasa aku dipakaikan gurita, yang artinya proses persalinan telah selesai. Aku tidak mendengar suara Alana sama sekali, sehingga setengah sadar aku bertanya dimana bayinya, apakah semuanya sehat, sempurna dan baik? Alhamdulillah dokter dan suster disitu berkata Iya.

Karena melewati proses caesar aku pun harus masuk ruang observasi, Alana juga harus masuk ke ruang inkubasi juga untuk diobservasi. Sedih rasanya aku tidak bisa IMD dan memeluk Alana saat itu.. tapi hanya sekilas saja, sisanya rasa bersyukur aku masih hidup saat itu dan Alana pun sempurna.

Setelah 1 jam, aku dipindahkan ke ruang inap.. disambut dengan ciuman Damar, Bapak, Mama, dan Papa Mama Damar. Ditunjukkan foto Alana.. cantik, sehat, sempurna. Alhamdulillahh..

 

Pukul 00.30 Malam itu aku pun tenang beristirahat di kamar, dikelilingi dengan kebahagiaan orang tua kami dan juga Damar.. Kami mendapat telepon malam itu mengabarkan bahwa bayinya baru akan dibawa ke kamar besok karena sudah terlalu malam dan aku harus istirahat. Aku pun ikhlas… at this point, aku menerima apapun keadannya, kaya udah dalam accepting mode gitu, walaupun sedih juga membayangkan dia di dalam kotak kecil sendirian 🙁 Malam itu aku excited untuk bertemu Alana paginya. Oya, namanya waktu itu belum Alana yaa.. karena masih ada di antara 2 pilihan 🙂

Besok paginya, kami diketemukan dengan bayinya.. she really is an Alana. And there she was…. My first time ever looking at those 2 beautiful round eyes and my first time ever nursing. My happiness was beyond words! We are so grateful. Thank you Allah. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillahh….

Ini cerita kelahiran Alana.. Tidak ideal namun tetap indah, karena sejatinya Alana lah inti dari semua cerita ini. Thank you Alana… Thank you Allah.

 

Setelah selesai diinfus

 

Happy 🙂

Peluk Lana agar temperaturnya terjaga 36.5-37 derajat celcius

Alana 1 bulan

 

 

Baby and motherhood

Cerita Kelahiran Alana – Mencari Provider di Bali

15th November 2019 - 7 min read

Ngelanjutin cerita ‘Menunggu’ kemarin, aku pengen cerita sekaligus freeze the moment kelahiran Alana kemarin. Supaya bisa dibaca lagi dan bisa jadi bacaan untuk Alana kelak. Yang jelas sekarang aku tahu apa yang dilewati oleh semua perempuan yang memiliki anak, walaupun dengan cara yang berbeda-beda, tapi kurasa sensasinya dan perasaan magis-nya sama. Bersyukur sekali diberi kesempatan itu.

Hari itu, 17 Oktober 2019, waktunya kami check up ke dokter. Ohya, Dokter pilihan kami di Bali adalah dr Hariyasa.. Seorang dokter yang juga sangat spiritual dan percaya pada semua proses hamil juga persalinan yang sifatnya natural dan gentle. Hanya di dokter inilah waterbirth dibolehkan di Bali, karena dia adalah Ketua Asosiasi Waterbirth Indonesia dan merupakan seorang SPOG. Awalnya ingin sekali melahirkan di Bumi Sehat, Klinik Ibu Bidan Robin yang sudah terkenal di dunia. Bumi Sehat adalah sebuah tempat bersalin yang tidak berbayar, semuanya donasi-based. Lokasinya di Ubud, cukup jauh dari Nusa Dua. Sayangnya Ibu Robin tidak memiliki lisensi untuk melahirkan di air. Namun begitu, seluruh filosofi, pembelajaran, pembekalan dan kepercayaan-nya adalah sesuatu yang berbanding lurus dengan yang aku mau dalam kehamilan dan persalinan nanti.

Flashback sedikit ke belakang saat proses pencarian provider persalinan yang cocok di Bali.. 

Sehari sebelum kami terbang ke Indonesia, kami cek up terakhir di Belanda dengan midwife Marianne. Salah satu hal yang membedakan Belanda adalah proses kehamilan dan persalinan ditangani oleh midwife kecuali ada kondisi tertentu. Midwife berarti bahasa indonesia-nya bidan yahh.. si bidan ini menyenangkan sekali, entah karena midwife in general, atau aku beruntung mendapatkan Marianne. They do love their job and do it happily. Setiap kita kesana, kita merasa dirangkul apalagi sebagai orang tua yang belum tahu apa-apa. Vibe-nya enak, positif, happy.. Dan serasa ada personal engagement antara kita dan dia. Intinya, kami punya pengalaman baik yang secara otomatis kami jadikan standar sebagai thick list untuk dokter/bidan kami ke depannya di Indonesia.

Nah sebelum sampai ke Indonesia, aku tanya ke temen yang juga sedang hamil dan tinggal di Bali mengenai SPOG yang bagus. Akhirnya direkomendasikan ke dokter yang menangani dia.. dengan sudah dibekali lebih dulu sebelumnya, bahwa dokter ini agak kaku orangnya. Baiklahhh… Sampai di Indonesia kami pun langsung kontrol ke beliau.. Dan memang betul, kami sama sekali nggak merasakan kehangatannya huhu dan orangnya memang kaku, nggak gemar basa basi. Damar disemprot gara-gara ngeluarin HP untuk ngerekam saat USG sedang diambil 🙁 Di pertemuan pertama itu, semua langsung dicek dengan 3D dll tapi sayangnya tanpa persetujuan atau penjelasan detail. Pun saat mengambil USG, tidak ada penjelasan detil. It’s like he only does his job and get it done gitu rasanya.. He’s also expensive and far from where we live, walaupun itu bukan segalanya, tapi itu menambah pertimbangan bahwa it’s not really worth it to go to him. Dan dari birth plan yang aku ingin jalankan, he’s far from it. Menurut aku penting banget sih untuk cari provider yang tepat, kaya cari jodoh deh, harus memenuhi paling nggak kebanyakan kriteria yang kita inginkan. Let’s say it’s part of the process and we learnt something from it.

So, one day.. Kita mutusin untuk nyetir ke Ubud, selain karena ada janji tapi juga ingin bertandang ke Bumi Sehat.. Tempat Bidan Robin. It’s been my dream to have my labor there.. dan aku selalu membayangkan water birth in nature hehe that’s my wild dream about this pregnancy. Dan pindah ke Bali mendekatkan aku pada mimpi tersebut.

Kami datang ke sana dannn…. Allah pertemukan aku dengan Ibu Robin alhamdulillah sekali.. Orangnya sangat ramah dan dia mendengarkan keluh kesahku mengenai pencarian dokter, dan dia pun langsung menawarkan untuk hari itu daftar, survey tempat dan cek disana. It just worked magically.. Kurasa itu campur tangan Allah yang sangat mengerti harapan dan impianku untuk memberi yang terbaik untuk bayiku. Proses ini sekali lagi mengingatkan aku untuk bersyukur dan percaya akan kebesaranNya. Saat sedang bicara, aku baru tahu bahwa ternyata Bidan Robin sudah tidak diperbolehkan untuk menjalankan waterbirth oleh pemerintah. Dia literally bilang, dia bisa dideportasi kalau ketahuan melakukan praktek itu. Aku cukup sedih dan kecewa, tapi tetap ingin periksa disana dan membuka kesempatan untuk melahirkan disana. Dipikir-pikir, untuk selalu ke Ubud yang jaraknya hampir 1.5 jam dari Nusa Dua tiap bulan mungkin akan menjadi pe er untuk kita. Jadi aku tanya, apakah ada dokter atau bidan di dekat Nusa Dua yang sejalan dengan prinsip Gentle birth, lotus birth dll.. Dan Ibu Robin memberi kartu nama Dr Hariyasa Sanjaya di Renon.

Long story short, kami pun datang ke klinik sederhana beliau di Renon, beliau juga seorang SPOG di Bali Royal Hospital (BROS). Pertama kali bertemu, langsung jatuh hati dengan kehangatan dan penjelasannya. Walau juga tidak banyak bicara, tapi sangat merangkul.. dan menjawab pertanyaan dengan sabar. Terlihat kemurnian hatinyaa.. Kami juga cerita dengan keinginan kami untuk menjalankan waterbirth, dan dia menyambut dengan baik keinginan kami itu. Jadi saat itu juga, aku memutuskan untuk melanjutkan dengan dr Hariyasa. He’s the one.. (Note: Pertemuan pertama agak berbeda dengan setelah-setelahnya karena dr Hariyasa ini sangat sibuk, pasiennya banyaaaaak sekali, jadi perasaan bebas bertanya dan ngobrol panjang tidak terlalu terjadi di pertemuan berikut-berikutnya).


Kembali ke cerita melahirkan, di hari itu, dokter memeriksa lewat USG dan dia cukup kaget karena Lana yang 2 hari sebelumnya dan beberapa minggu sebelumnya stay di 3.6 kg tiba-tiba melonjak jadi 4.1 kg. Kemudian dia menjalankan apa yang namanya Bishop test untuk melihat ketebalan mulut rahimku (harusnya sudah menipis dan mendekati skor tertentu karena aku sudah hamil tua). Tapi ternyata hasilnya tidak memuaskan, dengan kekakuan dan tebal mulut rahimku di hari itu, dokter kuatir berat badan bayi akan bertambah lebih banyak lagi dan menyulitkan untukku yang sangat ingin melalui natural birth. Dokter pun memberi suggestion untuk room in keesokan hari dan dilakukan induksi. Disitu pupuslah harapan untuk melakukan waterbirth.. Melangkah gontai pulang dan berusaha untuk menyerap berita yang baru didengar…..

To be continued.. 

Baby and motherhood

Cerita Kelahiran Alana – Menunggu dan Tips induksi alami

15th October 2019 - 9 min read

Apa saja yang namanya menunggu pastilah bukan jadi hal yang favorit. Mau menunggu apapun itu.. Menunggu kali ini adalah menunggu sesuatu yang baik dan patut untuk disyukuri, yaitu menunggu buah hati yang sudah dipercayakan Tuhan di perutku untuk lahir. Hari ini 40+ weeks, hampir 41 weeks. Antara penuh harap cemas, pasrah, kadang sedih juga merasa dan bertanya apakah usahaku selama ini belum cukup. Yang kurasa adalah segala tips induksi alami yang kami pernah dengar sudah aku dan Damar lakukan, diantaranya adalah sebagai berikut..

  1. Makan nanas
  2. Makan kurma setiap hari
  3. Minum air daun kembang sepatu
  4. Intercourse
  5. Morning speed walking
  6. Banyak jalan
  7. Squat
  8. Yoga
  9. Naik turun tangga
  10. Gym Ball
  11. Komunikasi
  12. Pijat induksi
  13. Hypno therapy

Tapi masih belum ada tanda-tanda yang berarti.. Sebetulnya dari minggu ke 38 sudah mulai sering kerasa kontraksi-kontraksi kecil, kontraksi palsu, kenceng banget rasa perutnya.. tapi begitu saja, nggak rutin dan selalu berhenti. Kontraksi palsu atau braxton hicks ini adalah cara tubuh untuk mempersiapkan otot-otot dan organ-organ untuk proses lahiran nanti. Kalau menurut aku, kontraksi palsu itu adalah caranya bayi di dalem perut untuk memberi tahu bahwa dia sudah hampir siap lahir dan dia akan berusaha bersama denganku untuk keluar.

Dalam penantian ini, Damar dan aku berusaha kalem dan bersabar. Iya itu kuncinya: Sabar! Alhamdulillah aku sangat bersyukur, Damar bisa cukup fleksibel untuk bekerja dari rumah (walau aku juga sadar itu privilege yang nggak bisa di take for granted, so cheers for all of his subordinates and colleagues di kantor yang sudah sangat mengerti dengan kondisi ini). Di usia kehamilan 38 minggu, Damar mulai siaga  di rumah. Dia kerja dari rumah untuk nemenin aku and to keep me calm and peaceful. Karena katanya, salah satu hal yang memacu kontraksi adalah hormon oxytocin, sebuah hormon cinta dan hormon bahagia. Dimana ibu nggak boleh sedikitpun stress, karena bisa membuat persalinan macet. Jadi disitu, aku berusaha nggak mikirin kapan dia akan keluar, hanya fokus ke hal-hal yang positif dan happy-happy aja. And Damar’s present also succesfully keeps me happy. Damar tahu banget bahwa kami hamil bertiga dan dia memiliki pengaruh luar biasa terhadap kesehatan fisik dan juga mentalku. And I am super grateful for that! I love him so much. Buat bapak-bapak diluar sana, jangan berpikir bahwa kalian helpless atau useless, karena sebetulnya yang diminta istri itu nggak banyak. Dan kalian bisa effort sedikit lebih untuk memberi tahu istri kalian bahwa hamil itu bertiga.. dan kalian siap sedia selalu kapanpun dibutuhkan. Hal-hal kecil seperti kata-kata ‘kamu cantik’, ‘i love you’, ‘thank you for carrying our child’, etc is a small thing that matters a lot. A LOT!

Kadang ada perasaan kesal dan jengkel karena banyak ditanya oleh saudara terutama orang tua kami sendiri, sudah kontraksi belum? hari ini gimana? gimana rasanya? hehe one of the things not to do is not to ask frequently that kind of questions to expectant parents, karena mereka juga inginnya segera ketemu dengan buah hati. Toh nanti saat memang betul-betul waktunya, they’ll be the first one to know. 

To be honest, aku sangat menikmati kehamilanku, tapi memang di week 40 ke atas, badanku sudah mulai terasa lebih berat dan nggak bisa gerak sefleksibel biasanya. Tapi aku sadar bahwa ini hanya sementara dan akan segera berakhir. Setiap hari aku berusaha untuk mencari hal-hal yang bisa aku syukuri, agar fokus hanya ke hal-hal baik saja. Yang bikin tidak sabar, hanya perasaan ingin ketemu dan penasaran seperti apa bayi buah hatiku dan Damar ini.

At the end of the day, Damar dan aku dipercaya Allah untuk mengandung bayi ini.. Semoga ia selalu sehat, lahir normal dan tidak kurang suatu apapun. Hanya itu pintaku.

Kata Bapak “Kalau menurut Rumi dia membandingkan keindahan dunia dengan keindahan akhirat itu spt membandingkan dunia janin di perut di dan di luar”. Kalau memang seperti itu adanya, bayi ini belum tahu indahnya dunia luar. Jadi setiap hari aku ajak bicara tentang bagaimana dia ditunggu, indahnya dunia luar, tapi juga bicara bahwa kita percaya bayi ini akan keluar saat ia siap.

Aku sering berbincang dengan saudara yang berprofesi sebagai Doula, salah satu hal yang aku ingat adalah perkataannya..

Percaya pada tubuhmu, percaya pada bayimu. Berikan afirmasi positif setiap hari.

Dan itu juga hal yang aku bilang ke bayiku setiap hari.. “Dek, Ibu percaya adek akan keluar saat adek sudah siap. Tapi jangan lama-lama ya nak, supaya bisa dengan cara alami nggak perlu induksi. Dunia di luar indah lho dek”

Anyhoo, mamaku dan mama Damar datang saat kehamilanku sudah di minggu ke-40. Perasaan yang campur aduk, senang karena banyak yang support, plus nggak perlu mikirin masak-masak hehe karena ada 2 orang jago masak di rumah yang take over. Seneng mereka bisa sempet temani aku kontrol ke dokter, aku percaya bahwa ini nggak hanya momen aku, Damar dan bayi di perut, tapi juga momen nenek-kakeknya. Minus-nya ya gitu deh, akan selalu ada perbedaan pendapat antara mama, anak, dan juga mama mertua pastinya.

Awalnya, mamaku datang dengan Bapak.. tapi Bapak keburu pulang dan bayinya belum lahir. Mama mertua pun begitu, nggak lama dia datang, Papa menyusul, tapi Papa harus keburu pulang dan bayinya belum lahir hhaha. Minta ditunggu bareng-bareng kayanya yaa.. Banyak cerita kocak sih salah satunya saat mereka denger dari dokter bahwa Damar dan aku harus intercourse, karena di dalam sperma mengandung prostaglandin yang bisa melunakkan mulut rahim. Jadi heboh lah itu mamaku dan mama Damar, apalagi saat itu aku tidur dengan mamaku dan Damar tidur dengan mamanya hahah. Bagaimana kami mensiasatinya? Rahasia yahhh hihi

Di minggu ke 41 (kontrol sudah harus 3 hari sekali di atas 40 minggu), dokter nanya apakah sudah sempet minum air daun kembang sepatu. Dan belum.. bener-bener lupa bahwa itu adalah salah satu cara untuk melunakkan mulut rahim, dulu pernah dikasih tahu bidan. Tapi tidak pernah diingatkan lagi sama sekali. Akhirnya pencarian daun kembang sepatu pun dimulai, kocak sih ini, karena ternyata diluar sana yang banyak dilihat di pinggir jalan adalah kembang sepatu hias yang warna warni. Sedangkan yang bisa dikonsumsi adalah kembang sepatu yang asli, yang merah. Setiap kami pergi naik mobil, mata kami setajam mata elang untuk mencari dimana ada kembang sepatu ini. Akhirnya ketemu nggak jauh dari rumah, mama pun turun dari mobil dengan membawa gunting hahaaha. Aku bersyukur sekali, penantian kemarin banyak yang support, walaupun dengan pros consnya having moms around, but there are always bright sides. Now that I look back.. I can’t say thank you enough untuk Damar, untuk mamaku yang sebulan lebih stay sama aku, untuk mama Damar yang selalu masak sedekah tiap jumat untuk doakan kami, Bapak Papa, dan semua orang yang mengirimkan doa dan perhatiannya ke kami.

Nonton tari kecak di Beachwalk

Jalan pagi, bangun tidur dengan muka rembes

Di Pantai Melasti (Damar, Mama Damar, Mamaku, Aku)

Di Pantai Melasti

di Pantai Melasti

di Kuta Beach

di Kuta Beach

di Kuta Beach

di Kuta Beach

To be continued..

Ps. Foto-foto ini adalah salah satu momen killing times and enjoy the moment dengan kehamilan yang sudah sangat besar. You can see how round and big my belly is. 

Baby and motherhood

Hospital Bag Minimalis

4th October 2019 - < 1 min read

Hospital bag – ku ini dibuat setelah konsultasi dengan rencana tempat lahir bayi. Jangan dijadikan acuan tetap yaa.. karena kebutuhan juga tergantung provider yang kamu pilih. Setiap rumah sakit, klinik bersalin, bidan dll punya standar masing-masing..

Namun, aku membuatnya dengan secukupnya dan tidak berlebih. Semoga bermanfaat!

 

Baby and motherhood Hidup Minimalis

Minimalist Baby Essentials (Bahasa)

7th August 2019 - 8 min read

Tau kan kalau aku tipe orang yang suka tulis goal hehe. Suka membuat goal dan tujuan spesifik dalam hidup. Karena ada perasaan luar biasa saat suatu goal bisa tercapai. Dan karena kalau nggak, hidup yang akan mengatur kita, bukan sebaliknya. Ada yang bisa relate kah?

Begitu juga saat aku hamil. Kalau bicara soal kehamilan, memang banyak hal yang tidak bisa manusia kontrol. Tapi banyak juga yang bisa kita kontrol termasuk plan apa-apa saja yang mau dilakukan saat hamil dan saat bayi sudah lahir. Kemarin sudah sempat cerita goal-goal saat hamil. Saat bayi sudah lahir, salah satu yang menjadi goal-ku adalah menciptakan lingkungan yang cukup, namun berkualitas dan sehat untuk bayi kami.

Kata cukup pasti akan menjadi perdebatan karena definisi cukup setiap orang berbeda. Dalam hal ini, yang aku maksud cukup adalah lebih kepada barang-barang persiapan yang esensial untuk dimiliki. Walaupun ini anak pertama kami, dimana umumnya ibu ingin membeli semuanya, aku ingin lebih sadar dalam mengkonsumsi dan berusaha seminimal mungkin dan tidak berlebih. Sering sekali aku mendengar teman-teman yang saat anaknya lahir mengatakan kalau jangan beli a,b,c,d,e terlalu banyak karena tidak akan dipakai dan lain-lain.

Aku berusaha membaca pattern-nya dan merangkumnya disini. Bayi kami memang belum lahir, jadi nanti saat baby-nya sudah disini aku akan update soal what works and not. Karena setiap kebutuhan bayi berbeda, jadi memang harus dipraktikan dan dilihat. Intinya, aku tidak ingin menyiapkan sesuatu terlalu banyak yang belum tentu bayiku butuhkan. Jadi, esensial yang minimal adalah my go-to-direction. Pun dari segi warna, walaupun kami tahu gender anak kami, kami memutuskan untuk memilih warna yang unisex, grounded dan earthy. Simultaneously whisper for the baby to be one. Aamiiiiinn.  Unisex agar nanti bisa diturunkan ke adik-adiknya hehe because why label specific gender with one color. Selain itu karena aku juga suka yang sangat simpel, plus bisa mix and match dengan barang-barang yang lain. Karena selama ini aku lihat, memang banyak sekali motif anak-anak yang lucu-lucu, tapi kalau beli yang motif semua akhirnya jadi tabrakan satu sama lain. Dan mataku agak terganggu dengan itu *don’t mind my personal preference 🙂

By the way, sejarah manusia jaman dulu, orang tua berhasil membesarkan bayinya dengan barang yang sedikit/secukupnya. Banyak penemuan-penemuan yang sebetulnya tidak necessary untuk dikonsumsi. Dan aku berusaha untuk mempersiapkan dan riset sebanyak mungkin.

ps. aku nggak beli baru semuanya, beberapa ada yang hand down dari temen and I love it so much. It’s more sustainable that way. Dan kalau aku beli, aku berusaha sekali produk lokal dan dengan material yang sustainable. Nanti suatu saat kalau semua sudah lengkap akan aku share brand favoritku yaa..

Ohya, jangan malu untuk tanya teman atau orang disekitar yang sudah memiliki anak apakah ada barang yang sudah tidak digunakan lagi dan berkenan untuk dijual. Umumnya orang gengsi untuk bertanya, dan yang memiliki barang pun malu untuk menawarkan karena adanya stereotype diluar sana yang menganggap barang tidak seharusnya second hand. So shaaaddd. Sedangkan itu adalah salah satu cara untuk hidup sadar dan berkelanjutan, karena umur bayi itu sangat pendek dan umumnya barang-barangnya masih bagus. Pun biasanya, ibu-ibu itu bingung mau diapakan bajunya.

 

Okay, here we go!

 

Source: https://www.farmhouseonboone.com/farmhouse-on-boone/minimalist-baby-essentials-baby-checklist/

1. Muslin – Apakah Muslin ituuu? Muslin itu sebetulnya adalah kain katun serbaguna yang sangat amat bermanfaat untuk banyak hal. Contohnya, untuk swaddle (bedong), sebagai burp clothes (lap gumoh atau iler), penutup stroller, nursing cover (cover untuk menyusui), untuk menghangatkan bayi, tatakan makan dan lain-lain. 1 fabric for all. Please jangan beli kain sintetis ya.. Malah sebisa mungkin katun organik.

2. Clothes

  • SleepsuitSleepsuit ini digunakan untuk tidur di malam hari. Sebisa mungkin dibedakan dengan baju keseharian, agar bayi tahu perbedaan dan bisa memiliki ekspektasi bahwa saat dia mengenakan baju itu, adalah waktunya untuk tidur. Gitu katanya… Biasanya pula, sleepsuit ini yang tangan dan kakinya panjang agar bayi selalu hangat sepanjang malam
  • Rompers / onesie / baju monyet – Itu lho baju yang ada kancingnya di bagian paha. Ini baju wajib untuk sehari-hari. Untuk newborn baby, tips-nya adalah beli baju yang buka bagian depan (kancing, zipper, tali dll) untuk memudahkan mengganti popok. Atau kalau nggak, beli yang dibagian lengannya lekukan supaya bisa membuka ke bawah.
  • Hat, socks (kaos kaki) + mittens (sarung tangan) + bibs – ini wajib untuk bayi baru lahir untuk menjaga suhu tubuh, tapi nggak perlu banyak-banyak. Aku persiapin 2 biji sih untuk topi dan  pasang kaus kaki dan mittens.
  • Baju pergi – nah ini nggak perlu banyak-banyak apalagi untuk bayi baru lahir. Beberapa biji aja, karena bayi akan lebih banyak di rumah atau digendong dengan bedong.

3. Crib – Banyak sebetulnya alternatif dari crib ini, kemarin ngobrol-ngobrol dengan beberapa temen yang sudah punya bayi. Ada yang bayinya ditaruh di kasur dengan baby nest atau bantuan tudung bayi agar tetap aman, dan lain-lain. Aku sendiri memutuskan untuk pakai crib karena cita-citanya agar bayi bisa mandiri. Nah ini perlu dilihat nanti praktiknya bagaimana, tapi harapan masih besar untuk stick dengan itu.

4. Bantal+Guling+Perlak+Selimut – Aku beli 1 set yang isinya 1 bantal peyang, 2 guling kecil, 1 perlak. Kemudian secara terpisah aku beli 1 ekstra perlak dan juga 1 selimut.

5. Mainan empuk + Buku – Ini secondary dan nggak harus disiapin sebelum bayinya lahir sih. Karena newborn belum terlalu perlu. Tapi menurutku ini salah satu hal esensial yang harus dibudgetkan. Untuk setelah anaknya sudah bisa main-main, aku bercita-cita untuk hanya memberi mainan dari kayu. Paling tidak kayu lebih dominan, plastik sedikit-sedikit saja 🙂

6. Barang-barang hygiene 

  • Sabun shampoo
  • Ember Mandi + attachment yang untuk newborn
  • Handuk
  • Waslap
  • Minyak telon
  • Deterjen baby
  • Baby (clothes) wipe
  • Cloth diaper
  • Sisir + potongan kuku
  • Alkohol
  • Kapas bulet-bulet

7. Carrier (untuk gendong)

8. Car seat – kami ingin membiasakan anak kami duduk di seat khusus di dalam mobil

9. Opsional: Aksesoris, instant swaddle, manual breast pump

10. Laundry basket dan basket untuk yang kotor-kotor (cloth diaper, baby wipes)

Kira-kira itu dia perlengkapan yang esensial. Kami juga akan punya hanya 1 drawer yang akan berfungsi juga sebagai tempat ganti popok di atasnya. Jadi nggak perlu beli meja alas ganti popok khusus.

Ohya, kami memutuskan nggak beli stroller dulu karena pengen baby wearing at least di bulan-bulan pertama, kemudian observe lagi apakah nanti perlu atau nggak 🙂

Salah satu tips juga untuk menjadi minimalis adalah cari barang yang sebisa mungkin multifungsi. Karena dengan marketing jaman sekarang, kadang jadi bias dengan fungsi dari suatu benda.

Nanti insya Allah aku juga akan share tips-tips dan yang harus dipikirkan di mindset untuk menjadi minimalis saat punya bayi. Stay tuneee…

 

Update baby: 31 weeks hari ini, all good and healthy alhamdulillah. Posisinya masih breech, tapi memang dia masih punya banyak space untuk jumpalitan. Minta doanya agar posisi menjadi optimal yahh…

 

Love

Picture source: https://noblecarriage.com/collections/flower-baby?utm_medium=Social&utm_source=Pinterest

 

Baby and motherhood Milestone

2nd Trimester dan Must have/do – Pregnancy Update

16th July 2019 - 13 min read

Today, my baby is the size of a puppy

Alhamduilllahirrobilalamin, 2 hari yang lalu tepatnya hari Selasa tanggal 16 Juli 2019, kandunganku tepat menginjak 28 minggu/7 bulan. Bahagia tak terkira bisa sampai hingga hari ini mengandung. Nggak kerasa tiba-tiba sudah segede gini, dan waktu mengandung tinggal sedikit lagi, sekitar 2.5-3 bulan lagi.. I really just want to cherish this moment. I don’t want to take this magical moment for granted, because I’ll surely truly miss it. Although sometimes I forgot when I was too busy. Karena beberapa minggu ini lagi nggak fit, akhirnya aku memutuskan untuk cuti sejenak dari rutinitas organisasi dan bisnis Zero Waste Indonesia, walau nggak bisa 100% tapi perasaan overwhelm itu bisa lebih termanage dengan baik. Bersyukur punya partner yang sangat suportif dan mengerti, juga partner di rumah (baca: Damar) yang juga mengerti sekali kondisiku. I am so blessed and forever grateful! Allah memberi amanah dengan segala pertimbangan, masya Allah. RencanaNya emang yang paling baik.

Anyway, sampai hari ini aku masih batuk, walau sudah jauuuuuhhh sekali mendingan. Sama dokter sampai diberi obat dan antibiotik karena terlalu lama dan sudah mengganggu, you don’t know how sad I was pas dikasih resep. Tapi semoga semuanya baik-baik saja, bayiku tidak apa-apa. Aku berusaha untuk minum air yang sebanyak-banyaknya untuk rinse out residu racun-nya. Semoga ini menjadi bentuk proses dan perjalanan ku dan bayi untuk memiliki tubuh yang semakin kuat.

So, my due is October 9th… Jadi kalau dihitung, hari ini tepat 83 hari menjelang persalinan.. Semakin deket rasanya semakin nggak sabar untuk ketemu.

Di trimester kedua ini beda dengan trimester pertama, dimana waktu itu yang diingat hanyalah kemualan dan kemasuk anginan yang menyerang setiap hari. Aku inget banget, tanggal 22 Maret 2019 (kira-kira usia 12 minggu) saat aku diajak kolega-kolega untuk makan dimsum sebagai bentuk perpisahanku, I could feel that my appetite was slowly back! I could eat quite a lot of food dan semangat banget pas makan di hari itu. Sesuatu yang agak hilang beberapa bulan belakangan. Lemes pusingnya masih ada, tapi paling nggak mualnya sedikit demi sedikit hilang. Dari hari itu, aku berangsur-angsur bisa menatap cerah masa depan kembali heheh.

Masuk ke trimester 2, rasanya lebih seger dan berenergi. Orang bilang trimester kedua adalah yang paling mudah. That’s right, in my experience. Mudah dalam artian untuk aku, sudah nggak mual-mual, tapi perut masih belum terlalu beser untuk gampang capek.

Dan di trimester 2 juga, aku harus pindah ke Indonesia, keputusan yang sudah lama kami buat. Harus pindahan, settle di tempat baru, nggak kenal siapa-siapa, berkewajiban untuk jalankan organisasi/bisnis, kalau dipikir-pikir kembali bukan hal yang mudah juga yaaa… Tapi alhamdulillah semua dimudahkan, bayinya kuat sekali dan Damar is everythingNever for once he complained, walaupun aku kadang juga demanding dan ngerepotin. He did almost everything untuk persiapan pindahan, packing-packing *di pojokan nangis* Apalagi di trimester 2, aku makin clingy sama Damar. Nggak mau jauh-jauh.. heheh nempel muluk. Salah satu love language-ku yang dominan adalah physical touch. Dan semakin menjadi saat hamil hehe

How am I feeling? 

I am feeling great, except the cough that still happens yang kadang bisa bikin sampe muntah kalau batuknya pas habis makan. Kalau udah kaya gitu biasanya lemes… During the day, capek dan kepengen rebahan walau nggak harus tidur. Walaupun it’s the easiest trimester, tapi going towards 3rd trimester, another day can be a surprise gitu. Jadi one day I feel sooo nourished and energetic, one day feel tired. Bisa gitu yakkk..

Aku ngerasa lebih bisa bonding dan ngobrol dengan si bayi juga karena gerakan dan tendangannya yang sudah sangat aktif semenjak di bulan ke5. It just seems more real!!!!! Oya, we also found out the gender! Insya Allah it’s going to be a baby girl! That little girl is strong and loves kicking. And I think we found a name 😉 

Sekarang aku ngerasa semakin ngejar-ngejar target, karena aku punya beberapa target untuk diriku sendiri yaitu Khatam Alquran, nyelesein semua buku kehamilan dan bayi yang aku punya, beli perlengkapan bayi (dengan riset terlebih dahulu), buat birth plan dan nyari tempat untuk melahirkan karena bercita-cita ingin homebirth jadi harus mendekatkan ke rumah sakit dokterku, dan hal-hal lain. The clock is ticking. But in the mean time, I also have to enjoy every moment and be present. 

Yang jelas, I feel grateful everyday for her growth and everything else. 

 

Aktivitas apa saja yang sekarang ditambah?

  • Yoga – usaha setiap hari. Dan setelah yoga, badan dan pikiran jadi lebih enak memang rasanya. Bisa ngebantu banget untuk badan dan back pain.
  • Kegel – usaha setiap hari. Katanya ini akan berguna untuk melenturkan perineum (mulut vagina). Doa dan afirmasiku setiap hari adalah perineum utuh. Aamiiin!
  • Swimming (tapi nggak rutin)
  • Sujud-sujud, karena saat dicek di 24 minggu, kepalanya masih di atas. Jadi sujud-sujud deh, alhamdulillah sekarang sudah di bawah, tapi untuk mempertahankan dan lebih optimal posisinya, harus sujud/downward dog. Tipsnya: sujud saat baby-nya lagi gerak, kalau nggak percuma kata bidan.
  • Baca buku lebih rajin – usahain setiap hari
  • Nonton video pelajaran untuk ibu bayi melahirkan menyusui dll di youtube aja sih.. favoritku adalah Andien, Alodokter, parentalk, Sarah Therese, dan some random western videos. 
  • Berjemur antara jam 9-11 pagi selama 20 menit
  • Minum suplemen Hemoglobin dan Kalsium, sebagai tambahan dari asam folat dan omega 3
  • Jalan-jalan online untuk cari perlengkapan baby yang kurang
  • Mulai mikir soal birth plan
  • Ngajak ngomong baby lebih rutin – she understands more and more
  • Cari rumah untuk homebirth nanti
  • Massage – yang ini nggak rutin sih. Tapi I feel like I needed it more than ever heheh.
  • Ohya dan baby udah bisa lebih lagi ngerasain makanan yang masuk lewat plasenta dia, in which makanan yang aku makan. Super magical how things work. Kebesaran Allah yang luar biasa.
  • We start calling her by name 🙂 

What really helps?

  • Maternity pillow – aku pakai punyanya Omiland, merk lokal. Harganya 200 ribu saja! Di pertengahan trimester 2 mulai ngerasa ngebantu dan nambah rasa nyaman terutama dengan perut yang semakin besar. Kekurangannya adalah jadi agak jauh sama Damar pas bobo karena di bagian belakang ada penyangga-nya. Jadi ada pemisah di antara kita hehe Tapi bantal ini ngebantu untuk back pain sih karena ada penyangga untuk punggungnya untuk meningkatkan kenyamanan. I recommend it!

Image result for omiland maternity pillow

  • Talk and share with friends – kebetulan di sekitarku ada beberapa orang yang lagi hamil, jadi bisa sharing dengan mereka. Nggak hanya itu, tapi juga banyak sharing dan nanya-nanya ke orang terdekat yang memang sudah berpengalaman seperti kakak perempuan dan kakak ipar. Lebih kepada printilan esensial sih yang aku tanya. Juga mungkin pertanyaan yang berhubungan dengan tips-tips.
  • Tidur dengan bantal agak tinggi – karena di trimester 2 ini lebih mudah untuk heartburn, perasaan panas di dada kaya habis makan pedes. Sekarang tahu rasanya heartburn, karena seumur-umur belum pernah. Menggunakan bantal yang agak lebih tinggi dari biasanya bisa sangat mengurangi. Kenapa heartburn? dengan perut yang semakin besar, jadi mendorong lambung dan ususnya ke atas.
  • Pakai reusable mini menspad kalau pergi – karena gampang pipis, sesuatu yang hanya terjadi saat hamil(!). Bisa banget pas lagi batuk atau bersin itu nggak sengaja keluar pipis walaupun kita nggak mau. Nah menspad ini ngebantu bangetttttt.. Aku cuci kering pakai setiap hari. Punya 2 aja cukup kok.
  • Pakai oil untuk stretchmark – aku pakai Bio Oil kaya dibawah ini. Dulu belinya di Belanda sekitar 15 euro, kalau dirupiahkan sekitar 250rb. Tapi di apotik dan marketplace juga ada kok di Indonesia. Aku direkomendasi beberapa orang waktu di Belanda dulu, katanya one of the best dan ini juga ternyata untuk menghilangkan bekas luka hmm. So, let’s see how it works out. Sekarang alhamdulillah masih belum muncul stretchmark-nya, masih aman..Image result for bio oil
  • Air hangat jeruk untuk tenggorokan dan eo/ vicks untuk leher di malam hari – Untuk aku yang lagi batuk-batuk dan nggak enak badan, enak banget dan ngebantu untuk minum air hangat lemon dan juga dikasih eo atau vicks di malam hari.
  • Prenatal gear atau big clothes – Masuk ke sekitar 18-20 weeks, badan udah kelihatan banget perubahannya. No people can say they don’t know we’re pregnant heheh Nah disini, aku masih bisa mix dengan baju-baju keseharianku karena bajuku cenderung besar-besar. Tapi kalau celana, sudah nggak bisa. Harus pakai celana hamil. Ohya alhamdulillah aku dapat lungsuran beberapa baju dari sahabat-sahabat. So here is my prenatal gear:

1. 2x workout legging (dikasih)

2. 1x maternity jeans (beli di H&M)

3. 1x maternity sweater (dikasih)

4. 2x maternity dress (dikasih)

5. 4x kaos hamil (dikasih)

6. 3x Bra extender  (beli dulu di Belanda, tapi bisa cari di marketplace – ini ngebantu banget sih karena sebetulnya yang diperlukan hanyalah bra yang sedikit lebih lebar jadi nggak perlu beli bra baru)

Image result for bra extension

7. 2x bra menyusui (beli di H&M, dan aku belum pakai karena belum perlu)

  • Surround with positivity, with people who give positivity only! it’s okay to be selfish. Lots of inhale and exhale.
  • Tell expectation to partner – Please, jangan berharap suami kita bisa mengerti sendiri. Tell him what to do! Karena sebetulnya dia ingin sekali bantu, tapi karena nggak ngerti secara otomatis yang kita rasakan, dia juga nggak bisa nebak apa yang kita butuhkan. I try my best to include him in every moment, karena apa, karena kita hamil bertiga. He has a lot of keys and roles in here. Tiap ingat sama yang Damar lakukan di beberapa bulan belakangan ini, aku selalu terharu dan senyum, sadar, how he love us both. He’s done so many things, although he does not understand the feeling, but he’s always there for me.
  • Ritual – bikin ritual dengan suami dan dengan baby. Seorang teman bilang bahwa ritual yang dilakukan akan diingat oleh baby nantinya. Entah itu conversation, sentuhan, baca buku atau nyanyian. Nanti saat dia lahir, dia akan nyaman saat orang tuanya melakukan hal itu. Aku suruh Damar nyanyi, tapi dia nggak mau haha jadi ajakan bicara/afirmasi positif dan sentuhan dengan bio oil di malam hari saja sebelum tidur.

Intinya, orang hamil bukan orang sakit. Tapi, karena ibu hanya sebagai vehicle, maka Ibu harus jeli mendengarkan apa yang tubuh butuhkan. 

Semoga kalian yang diluar sana yang sedang hamil selalu dimudahkan, dilancarkan dan selalu sehat yaaaa.. Yang masih menunggu semangat selalu, ini waktunya untuk membaca dan mengumpulkan ilmu Insya Allah dia akan datang di waktu yang tepat aamiin.

Love,

Baby and motherhood Dreams Milestone

Dia yang ditunggu….. (1st Trimester Update)

18th May 2019 - 9 min read

Alhamdulillah..

WE’RE PREGNANT!!

Salah satu alasan kenapa udah nggak rajin bikin video kemarin-kemarin ini dan sedikit MIA (missing in action). Semoga menjawab yahh.. Alhamdulillahhirobilalamin, puji syukur diberi amanah oleh Allah dan dipercayakan untuk mengandung bayi kecil.

It’s been the longest 4 months, karena kita pengen sekali bilang ke semua orang. Begitu tau kalau hamil rasanya pengen teriak dan bilang ke seluruh dunia, tapi nggak bisa karena hamilnya masih terlalu muda takut kenapa-kenapa. Apalagi inget cerita teman yang pernah hamil kosong (liat disini untuk tahu apa itu hamil kosong) dan itu baru bisa diketahui di atas 7 minggu. Jadi waktu tes dan positif pengen biasa-biasa aja supaya nggak kecewa. Plus orang-orang tua bilang kehamilan di trimester pertama masih sangat rawan, jadi ingin hanya fokus menjaga dan tidak pressure ke siapa-siapa mengenai progress kehamilan.

DO WE EXPECT THIS? 

YES WE DO. We never taken a decision, especially such a big decision like this, lightly. Dari awal kita menikah, kita nggak ingin menjadi pasangan yang begitu menikah langsung punya anak, walaupun kalau diberi nggak akan nolak dan pasti akan disyukuri. Menurut kami memiliki anak adalah sebuah tanggung jawab besar yang nggak bisa main-main. Untuk kami saat itu kami masih terlalu egois untuk bertanggung jawab dengan orang lain apalagi anak kecil yang hidupnya bergantung dengan kita. Kami ingin berdua dulu, membentuk sebuah tim yang solid dan mencapai hal-hal yang kita ingin capai. Ego-nya masih tinggi lah istilahnya. Plus ingin masih menabung dan lebih nyaman demi memberi yang terbaik ke calon anak kami.

Kami ingin saat memutuskan di kondisi yang siap (walaupun nggak akan pernah 100% siap). Walaupun perasaan ingin menjadi ibu nggak bisa dibohongi untuk perempuan, karena kita juga kan punya jam biologis. Jadi keinginan itu sering datang. Damar yang selalu mengingatkan dan berusaha realistis, selalu bertanya kembali ‘bener sudah siap?’. Dari situ selalu berpikir ulang, begitulah kira-kira hampir 3 tahun pernikahan kami. Selalu lupa, dan enjoy karir dan mimpi-mimpi yang ingin gapai. Dimana di salah satu mimpi itu ada dia, calon anak kami.

Sampai saat kami berangkat ke tanah suci kemarin. Perasaan itu semakin menggebu-gebu, Damar masih teguh pada pendiriannya, tapi perlahan mulai berpikir juga ke arah situ. Kami berdua berdoa diberikan yang terbaik dan minta diyakinkan, plus agar diberi kesiapan oleh yang maha pencipta. Dari situ kami berikhtiar untuk mulai mencoba.

HOW/WHEN WE FOUND OUT

Hari itu tanggal 1 Februari. Beberapa hari yang lalu badan rasanya nggak enak, sedikit mual dan malas. Tapi kupikir karena obat thyroid-ku habis. Baca mengenai thyroid disini. Aku akan cerita lebih lanjut dibawah. Intinya, thyroid juga mempengaruhi level energi dari seseorang. Jadi aku pikir karena itu.

Tapi ada yang aneh karena biasanya jadwal menstruasiku maju sekitar 3-5 hari dan aku sedikit demi sedikit melewati hari itu. Sebelumnya pernah ge-er juga, tapi terus tiba-tiba menstruasi itu datang. Jadi nggak mau pede lagi, dan nggak mau tes sampai hari H. Bulan lalu, aku jadwal mens di 2 Januari 2019. Hari itu sudah 1 Februari 2019. Nggak tahan lagi buat nggak ngambil tes. Bangun tidur antara yakin dan nggak, tapi lebih banyak yakinnya, untuk ambil tes (yang sudah aku beli tanpa sepengetahuan Damar, karena nggak pengen dia kecewa).

Aku bangun pagi, ke kamar mandi, ambil tes, sembunyiin dan berangkat sholat.

Di tengah sholat aku berdoa untuk diberikan yang terbaik, komat kamit dan bohong kalau aku bilang aku khusu’ saat itu hahaha. Aku kembali ke kamar mandi, tarik nafas panjang, siap menerima apapun hasilnya.

Dan ternyata… ada sedikit garis kedua yang muncul super samar. Bingung. Gak yakin. Kubaca lagi instruksinya dan katanya saat garis kedua muncul artinya memang hamil.

Oke.. masih nggak yakin.. belum seneng. Cek Damar di kamar, masih pules, aku memutuskan untuk jalan ke drug store paling deket untuk beli Clear Blue test yang ada hitungan berapa lama kehamilan karena kesannya lebih canggih hehe padahal harga gak jauh beda.

Hujan-hujan pagi-pagi jalan sendiri sambil deg-degan dzikir berdoa yang terbaik di jalan. Sampai rumah buru-buru pipis lagi.. Sembunyiin, ditinggal.. cek-cek Damar di kamar masih tidur pules juga. 5 menit.. balik.. this is it.. Bismillahirrohmanirrohim.

Masha Allah, sujud syukur, pengen nangis, campur aduk rasanya, tapi mau santai aja karena belum dicek jadi takut salah.

Langsung mikir, gimana baiknya ngomong sama Damar. Nggak sabar bangunin. See the reaction and how I told him in the video 🙂 Bukan roman-roman terharu kayak Hamish gitu kok hehe

…………….>>Flashback<<………………

Setelah 3 bulan mencoba, aku mulai panik ngelihat orang-orang yang begitu menikah langsung hamil. Bertanya-tanya ada apa ya kira-kira? Haruskah tes dan lain lain? Karena memang selama ini kami belum pernah tes apa-apa.

Sampai di suatu hari terjadi sebuah AHA moment.. Aku ingat wawancara Nola AB THREE yang aku tonton beberapa tahun lalu, dia cerita pengalamannya dia yang susah punya anak. Sampai akhirnya setelah 2 tahun ditemukan bahwa dia punya kelainan thyroid yang dimana thyroid itu sangat berperan dalam pembentukan hormon dan berperan penting dalam kesuburan/kehamilan. Nah, kebetulan keponakan aku punya kelainan thyroid dari lahir, thyroid levelnya lebih rendah dari normal, pun Bapakku baru-baru ini didiagnosa dengan hal yang sama.

Itu jalan Allah….. Allah memberi petunjuk di tempat yang tidak diduga-duga..

Aku pun inisiatif untuk ke dokter, ambil darah untuk cek thyroid level ini. Hasilnya memang dibawah normal sedikit, tapi tidak membahayakan, ujar dokter. Dokter memastikan bahwa itu nggak apa-apa. Tapi aku nggak yakin, sampai aku bilang bahwa aku pengen hamil dan aku pernah baca bahwa thyroid sangat mempengaruhi itu. Secara instan dia bilang ‘THEN YOU NEED A MEDICINE”. Jeng jeng.. angin dari surga rasanya.. Keputusan yang tepat untuk mengikuti apa kata hati.

Jadi obat dari thyroid itu mudah, istilahnya kaya obat penambah darah gitu kalau kekurangan darah. Namun dosisnya tergantung tingkat kekurang thyroid itu. Aku diberi tingkatan terendah (0.25 micro gram).

Long story short, setelah aku minum obat thyroid ini (harus dengan resep dokter), aku hamil.. Masha Allah..

THIS PREGNANCY SO FAR
Sekarang, I’m feeling good! Sudah masuk trimester 2, sekitar 16 weeks.  Baby bump hanya menampakkan wujudnya di dalam baju. Kalau sudah pakai baju nggak kaya orang hamil hehe Baby-nya sekarang seukuran dengan orange. Kita sudah 3x USG, yang 2 pertama di bulan 8 dan 10 waktu di Belanda dan yang ke 3, di Bali kemarin. Alhamdulillah everything is okay.  We feel so blessed! Minta doanya yaaa semoga selalu sehat dan menyenangkan hamilnya juga babynya.

Di 3 bulan pertama, rasanya mual-mual pusing.. Nggak berenergi ngapa-ngapain, kecuali kerja karena wajib. Dan di kantor juga nggak bisa share sama siapa-siapa kecuali managerku. Jadi muka pucat, badan lemas dan lesu tanpa alasan hehe. Terus nggak bisa banget sama bau-bauan, sekarang sudah mending. Di awal kemarin bener-bener nggak selera makan, apalagi masak. Bau bawang ditumis aja hadeuuuhh.. Maunya geletak aja di kamar nggak ngapa-ngapain. Sejujurnya itulah alasan kenapa nggak muncul-muncul 🙁 Karena sebenarnya yang pindahan itu yang banyak kerja adalah Damar. I am so blessed to have such understanding and supporting husband like him. Alhamdulillahhhhhh

Dan menurut aku emang Allah memberi di waktu yang tepat, sekarang dengan aku kerja untuk diri sendiri, aku bisa mengatur waktu juga untuk lebih rileks dan istirahat cukup. Percayalah, tidur siang adalah sebuah hal yang mewah.

HOW WE TOLD

Kita bilang orang tua kita berdua setelah USG di 8 weeks lewat facetime. Setelah itu sedikit-sedikit ke kakak, adik, teman dan kolega terdekat. Paling epic emang ngeliat ekspresi mereka yang juga exciting untuk kita 🙂 We got a lot of hugs and congrats. 

NEXT STEPS
Minta doanya terus untuk bayi dan kehamilan yang sehat, untuk kami juga supaya selalu sehat menjaga kehamilan ini. Sekarang sudah tahu gendernya apa, guess what it is? 

Tapi belum terlalu yakin dan akan lebih yakin lagi setelah 20 weeks. Apapun gendernya nggak akan bikin kami less happy dari kita sekarang. I”ll share my pregnancy book list and my birth plan in coming weeks 🙂

Love you and thank you for all the loves.