Family Indonesia Travel

Lebaran 2019 – Danau Toba Pulau Samosir itinerary

27th August 2019 - 10 min read

Momen lebaran kemarin adalah momen pertama lebaran semenjak kita kembali ke Indonesia. Dari awal kami sudah alokasi budget untuk ke tempat orang tua ku juga Damar. Namun seperti pasangan pada umumnya, kami harus bisa membagi waktu, harus memutuskan akan merayakan lebaran di mana, apakah di keluarga Damar di Medan atau kah di keluarga-ku di Surabaya.

Mungkin setiap pasangan memiliki ‘metode pembagian’ masing-masing,  kami sepakat untuk ke keluarga Damar dulu karena dia yang lebih jarang berkumpul dengan keluarga-nya secara lengkap saat kami masih di Belanda. Plus, Surabaya lebih dekat dengan Bali, tempat tinggal kita sekarang, jadi umumnya aku akan lebih sering ketemu dengan keluarga-ku. Sebetulnya mau dibagi, lebaran hari pertama dengan keluarga Damar, lebaran hari kedua dengan keluarga-ku. Tapi sepertinya itu hanya angan-angan belaka yang tidak masuk akal apalagi Medan Surabaya bukan kota yang bisa dengan mudah ditempuh dengan jalur darat, pastinya tiket pesawat mahal-mahalnya di tanggal segitu.

Tahun ini adalah tahun ke 3 lebaran bersama Damar sebagai suami istri.. dan setiap tahunnya kami punya cerita sendiri-sendiri. Tahun 2016, kami ber-lebaran di Amsterdam untuk pertama kalinya pisah dengan kakakku yang merayakan di kota Delft, tapi besokannya kami berkumpul di rumah salah seorang teman untuk pesta opor. Tahun 2017, Bapak Mama memutuskan untuk berlebaran di Eropa dengan kami, kami membawa mereka ke KOLN, Germany karena disana sedang ada masjid yang baru dibangun sangat indah dan sedang mendapatkan spotlight. Kami ingin memiliki pengalaman itu bersama. Tahun 2018 sedikit berbeda karena  Damar sedang di Indonesia, dan aku di Belanda. Jadi kita tidak merayakan bersama-sama. Tapi yang membuat spesial adalah kakak saya dari Glasgow datang ke Belanda dan kami berkumpul disana bersama.

Lebaran dan ceritanyaa… Kali ini tahun 2019 berbeda lagi, tapi bisa jadi ini akan menjadi awal dari ritual ke depannya.

Kota Medan

Kami berangkat tanggal 31 May (H-5 Lebaran) dengan pesawat Lion Air. Pembelajaran banget nih, karena cari yang murah, ternyata jatuhnya sama dengan Garuda karena kami beli ekstra bagasi. Ekstra bagasi adalah sesuatu yang wajib karena pasti kedua orang tua kami membawakan berbagai macam makanan/masakan rumah yang pastinya tidak ada di Bali. Perjalanan lancar dan kami sampai sana malam hari, istirahat untuk memulai kegiatan esok paginya.

Foto di pesawat dengan perbekalan makanan 😀

Disana langsung disambut masakan-masakan mertua (lontong sayur, sambel goreng telor, dan teman-temannya). Setiap pagi pun selalu dimulai dengan nasi dan makanan berat lainnya haha dinikmati sajaaaa.. karena tidak merasakan itu setiap hari. Saat kami berdua berkunjung ke keluarga, mindset kami berdua pun sudah pasti fokus ke kegiatan kumpul keluarga. Di hari ke-2 kami di Medan ada acara bersama keluarga yang woahhh makanannyaaa mantap-mantap. Nah tapi ternyata di hari ke-3, kami bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke Danau Toba dan Pulau Samosir (pulau di tengan Danau Toba). Untuk aku yang super turis banget karena belum pernah muter-muter Medan, rasanya seneng kalau bisa sekalian jalan-jalan dan dapat pengalaman baru.

On the way ke unjung-unjung keluarga buka bersama bersama di rumah mbah Ti (nenek Damar)

 

Danau Toba

Perjalanan dari Medan ke Danau Toba ditempuh kurang lebih 3-4 jam. Kami melewati kota Pematang Siantar dan mampir ke Vihara Avalokitsvara – Statue of Dewi Kwan Im.

Disitu kami membunuh waktu karena kami ingin mampir untuk makan pagi (untuk saya yang sedang tidak puasa saat itu) di Roti Ganda yang baru buka jam 10 pagi. Yang khas disitu adalah krim isi meses dan srikaya. Kami pesan 2-2nya.. Tips dari adek Ipar: Beli yang mini saja karena lebih empuk rotinya dan emang betul saat roti ini dimakan di waktu maghrib, tetap empuk dan enak. Saat disana, saya beli oleh-oleh selai srikaya untuk mama mertua di rumah.

Source foto: Trip advisor

Source foto: Tokopedia

Selesai dari Roti Ganda, kami melanjutkan perjalanan ke Danau Toba. Kami tidak berhenti-berhenti lagi setelah dari Roti Ganda, perjalanan sekitar 2.5 jam dari Pematang Siantar. Begitu sampai di gunung daerah Danau Toba, kita semua disambut oleh monyet-monyet yang tersebar di seluruh penjuru. Mereka di pinggir jalan hidup biasa tanpa takut dengan mobil-mobil yang lewat. Sesaat agak sedih sih karena sebetulnya itu habitatnya mereka. Anyway, kita berhenti sebentar di salah satu entrance Danau Toba.

Setelah itu kami melanjutkan ke pelabuhan Ajibata untuk nyeberang ke Pulau Samosir. Kami membayar sebesar sekitar 15rb per orang dan sudah dapat life safe jacket. Lucunya saat kita sedang menunggu penumpang yang lain, banyak anak-anak kecil di air yang meminta-minta untuk dilemparin uang, ada yang lempar koin, ada yang lempar uang kertas. Mereka semangat banget untuk nyelem dan menjemput rejeki mereka yang dilempar orang itu. Perjalanan dari pelabuhan ke Pulau Samosir sekitar 30 menit, iyaa Danau Toba itu sebesar itu.

Pulau Samosir

Di dalam Samosir kita berjalan kaki ke tempat wisata yang paling dekat dengan pelabuhan, kami jalan melewati pasar sambil melihat-lihat kekhas-an produk-produk sekitar seperti ulos dan lain-lain.

Kemudian kami mampir ke Batak Museum yang di dalamnya ada banyak benda peninggalan jaman dulu yang digunakan oleh masyarakat batak. Agak ngeri-ngeri gimana gitu di dalem.

Bukit Simarjarunjung

Tempat ini termasuk wisata kekinian untuk selfie yang menyedot perhatian para turis-turis, yasud kita coba lha yaaaa.. yang menarik karena panorama danau toba-nya indah di situ. Masuknya gratis hanya parkir saja, tapiiiiii setiap pojokan tempat selfie-nya harus membayar sekitar 5 ribu per orang. Lokasinya asik dan asriiii bangett.. bisa menikmati keindahan alam. Bukit Simarjarunjung ini berlokasi di Jl. Simarjarunjung, Desa Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Perdamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ini contoh beberapa spot yang kami pilih untuk untuk berfoto..

 

Selesai dari tempat ini kita langsung menuju ke penginapan Sibayak di Brastagi, tempatnya murah dan cukup nyaman. Untuk kita yang hanya semalam saja, sangat cukup sekali.. Dan aku baru tahu bahwa Berastagi itu dingin! Tapi disana sedia air hangat, jadi nggak masyalah. Paling kalau berbanyak orang, bawa ekstra selimut akan sangat membantu.

Brastagi

Di Brastagi kita buka dan sahur. Makanan cukup beragam, tempatnya ngingetin aku dengan Batu atau Puncak. Adem, tipikal kawasan pegunungan, dan orang-orangnya juga santai gitu. Sebetulnya banyak sekali yang bisa dilihat dan didatangi diBrastagi, tapi karena waktu kita limited, bener-bener cuma sepagian aja (kita harus pulang tengah hari kalau mau ngikutin takbiran hari itu). Tapi for info, bisa lihat-lihat disini apa yang bisa didatangi dan dilihat di Brastagi.

 

Pasar Buah Berastagi. Harus banget banget banget kesana! Untuk pecinta buah, kalian bisa kalap.

 

Taman Alam Lumbini Brastagi

Terakhir setelah kita main-main ke pasar, kita ke Taman Alam Lumbini Brastagi. Taman Alam Lumbini adalah candi Budha yang lokasinya di Desa Dolat Rayat, Berastagi di Sumatera Utara. Katanya, saat upacara pembukaan, dihadiri oleh lebih dari 1.300 biksu dan lebih dari 200 umat awam dari seluruh dunia. Tempatnya gedeeee banget.. dan modelnya memang taman gitu, banyak space di bagian depan jadi bisa untuk berfoto-foto.  Disana ada pilihan untuk foto dengan baju adat, yang mirip dengan baju adat hanbok korea. Aku kurang paham itu baju adat mana dan apa sejarahnya. Kita sih foto-foto tanpa modal aja.. Ohya terus kalau ke bagian bawah bisa ke arah hutan kecil dan air terjun kecil. Semuanya hijau dan alam banget.. small treasure yang nggak kelihatan kalau kalian nggak eksplor. Jadi memang ini bukan hanya candi Budha aja…

 

Nah setelah dari situ kita kembali ke kota Medan. Nginap di Medan 5 hari ekstra, selebrasi Idul Fitri di sana dengan keluarga suami. Kemudian lanjut deh ke Surabaya, kota kelahiran dan kota tercinta. Aku jadi punya perspektif berbeda setelah melihat beberapa kota di Indonesia. Keragaman budaya, kuliner dan alam Indonesia itu wow sekaliii!!!

Okelah, kira-kira seperti ini kemarin dengan waktu yang sempit di Medan. Kalau mau memanfaatkan 2 hari di Medan, semoga itinerary ini berguna yaaa…

 

You Might Also Like

2 Comments

  • Nadilakanina@gmail.com'
    Reply Nina 28th August 2019 at 1:55 am

    Penasaran sama foto telapak tangan raksasa.

  • Reply Maurilla Imron 19th September 2019 at 3:12 am

    haha cobain kl kesanaa

  • Leave a Reply