All Posts By

Maurilla Imron

Haji dari Belanda

Itinerary Haji 2018

30th September 2018 - 4 min read

Haiii semuanya, saya kembali lagi di seri Haji dari Belanda. Kali ini pengen cerita soal itinerary Haji tahun ini saat rombongan kami berangkat. Sebelum berangkat, kami lumayan bertanya-tanya karena walaupun dikasih jadwal dari Euro muslim, tapi masih tidak terbayang dan tidak detil akan aktivitasnya. Sepertinya diberi tahun berkali-kali pun masih nggak klik gitu rasanya, karena sama sekali belum ada bayangan. Tujuan dari sharing kali ini adalah supaya sebelum daftar pun atau saat persiapan sudah bisa sedikit-sedikit menyerapi dan membayangkan. Sepertinya juga karena pendokumentasian Euro muslim ini kurang organized, jadi tidak ada dokumen untuk dijadikan referensi pasti.

Sedikit update dari Pak Said, pembimbing haji kami di Euro muslim, sudah mulai ramai pendaftarnya untuk tahun depan (2019). Masya Allah semakin lama semakin banyak anggotanya dan semakin cepat pula ramainya.

Pastinya setiap travel berbeda-beda programnya, seperti saja di Indonesia yang ada banyak kloter. Dari kloter awal hingga kloter akhir. Disinipun seperti itu, walaupun perbedaan berangkatnya tidak selang terlalu jauh. Menurut saya program dari Euro Muslim/Diwan Travel ini cocok karena dimulai di Madinah sehingga tidak perlu miqat di pesawat dan cukup waktu menginap di Madinah pun Mekah. Bener-bener cukup, tidak terlalu lama tidak terlalu cepat.

Bagi yang akan menunaikan ibadah haji baiknya membandingkan terlebih dahulu itinerary program haji dari satu travel dan travel lainnya.  Perhatikan juga berapa lama waktu kita di Mekah, lama transit di apartemen sebelum ke Arafah dan Mina, lama di Madinah dan Jeddah. Karena akan berpengaruh terhadap harga.

Di travel haji kami bisa memilih 1 kamar 4 orang, atau 1 kamar 2 orang. Tentunya harganya pun juga berbeda. Kalau memang ingin satu kamar 2 orang, mungkin bisa cari tahu lebih dahulu apakah hotel akan dipisah dengan yang lainnya. Karena ada pengalaman hotelnya terpisah sehingga banyak ketinggalan berita (untuk Euro muslim yang semua komunikasinya melalui whatsapp) maupun juga tidak bertemu dengan teman-teman rombongan yang lain hingga akhirnya ke bandara.

Kira-kira itinerary-nya seperti berikut:

Perbedaan Nafar

NAFAR dalam istilah ibadah Haji bermaksud keluar dari Mina.

Nafar awwal: Melontar jumrah 3 hari, bukan 4 hari seperti Nafar Sani/Akhir. Disebut Awal karena jama’ah lebih awal meninggalkan Mina kembali ke Mekah. Total krikil yang dilontar jama’ah nafar awal adalah 49 butir.

Jama’ah haji Nafar Awal hanya 2 malam menginap di Mina dan meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah sebelum matahari terbenam.

Nafar Sani: Melontar Jumrah selama 4 (empat) hari pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Zulhijah sehingga jumlah batu yang dilontar sebanyak 70 butir. Disebut Nafar Sani/Akhir karena jema’ah haji bermalam di Mina 3(tiga)  malam dan meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah.

Pilihan untuk Nafar Awwal merupakan suatu kelonggaran yang diperuntukkan untuk memudahkan penyelesaian ibadah. Nafar Awwal adalah untuk Muslim yang kurang sehat, tidak dapat menahan larangan ihram atau harus meninggalkan Mina karena keperluan dan keselamatan. Wallahu alam.

Hidup di Belanda Zero Waste Journey

#WORLDCLEANUPDAY2018 AMSTERDAM

16th September 2018 - 8 min read

15 September kemarin adalah #worldcleanupday around the world. One day. One planet. One goal.

Berjuta-juta orang dari 150 negara di dunia bersatu untuk membersihkan dunia kita dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan atau sampah-sampah yang somehow berakhir disitu dari tempat pembuangan akhir. Gila sih ternyata ada lebih dari 13 jt orang di seluruh dunia yang join (hasil akhir perhitungan participants belum keluar) dan ngerasa bangga (padahal kerjanya juga ga gitu-gitu amat) bisa menjadi bagian dari 13 juta itu. Dan itu hanya 5% dari populasi di seluruh dunia, tapi sebenernya signifikan banget message-nya.

Keindahannya ada di kolaborasi orang-orang ini. Bayangin komunitas yang berbeda, background yang berbeda, semua lapisan dari masyarkat dari warga biasa, pemerintah, pejabat, dan lain-lain. We all care with this our one and only planet. Remember, THERE’S NO PLANET B!

Menurut website mereka, gerakan ini lahir 10 tahun yang lalu di Estonia, ketika 4% dari populasi Estonian keluar untuk membersihkan seluruh negara sampah yang dibuang secara nggak bener, dalam hitungan jam. Ini mendapat banyak perhatian dari orang-orang di seluruh dunia, yang akhirnya terinspirasi untuk mengikutinya dengan misi ‘one world one day’.

Nah saya kebetulan berpartisipasi di salah satu tempat yang ada di Amsterdam. Saya nggak join melalui website official #worldcleanupday tapi melalui https://www.nudge.nl. Untuk yang tinggal di Belanda, Nudge ini meng-connect orang dan organisasi untuk mewujudkan inisiatif yang berkelanjutan. Nudge kali berkolaborasi dengan Plastic Soup Foundation (check out their work here). Jadi organisasi-organisasi atau bisnis di Belanda sign up untuk world clean up day melalui Nudge kemudian Nudge ini membuatkan program dan fasilitas di websitenya untuk memudahkan navigasi. Ada map (peta) untuk memilih acara-acara apa yang ada di sekitar kita. Sayangnya semuanya in dutch, jadi nggak gampang nemunya. Tapi kalau udah diwebsite, semua bisa ditranslate. Sooo it’s okay!

Leave No Trace

Kalau mau berpartisipasi pribadi gini caranya

Source: https://www.worldcleanupday.org/get-involved/

The Program

// 12:30 – Welcome
// 13:00 – Beach Clean-up (supported by WeRevolution)
// 15:00 – DJ’s, snacks & drinks
Acaranya di Beach Blijburg, sekitar 30-40 menit dari rumah saya dengan public transportation. Blijburg itu pantai kecil di tengah kota Amsterdam. Kecil banget. Please jangan bayangin pantai-pantai di Indonesia ya….. Di beach ini sering banyak festival-festival dan yang organise festivalnya itu ceritanya mau give back sama pantai ini. Karena setelah ini beach ini sudah nggak boleh lagi bikin acara karena satu dan lain hal. Asumsi saya sih sampah adalah salah satu masalahnya. Ini kaya jadi semacam say goodbye-nya gitu dan sekalian dibuat di hari bersih-bersih nasional.

Tim from WeRevolution (Event organizer) giving welcome speech

Kita dapet minum dan snacks gratis plus tiket untuk ke Amsterdam Dance Event yang saya sedekahkan (wkwkwk) ke temen saya hari itu hehe soalnya nggak akan ke acara itu juga sih. Lumayan kan, itu caranya mereka untuk attract the people, walaupun menurut saya tanpa mereka mencoba untuk attract pun, orang-orang yang ada disitu adalah orang-orang yang care.
Dari sekitar 30 orang yang datang, kami dibagi menjadi 2 group untuk lebih memudahkan koordinasi aja. Kemudian setiap orang dibagi tugas untuk fokus kepada 1 tipe sampah, sampahnya dibagi menjadi 5 tipe:
1. Plastik
2. Kaca
3. Kaleng
4. Kertas
5. Cigarette Butt (filter rokok) YES IT’S SEPARATE
Kami juga dibagikan perbekalan yaitu;
– Plastik sampah (yang sebenernya bisa diganti dengan goni atau yang lain)
– Glove (bisa juga bawa sendiri dari rumah)
– Picker (pencapit)
– Overall outfit
Sampah-sampah ini akan diolah kembali di pembuangan sampah akhir di Belanda yang untungnya sudah punya teknologi yang cukup baik. Jadi nggak cemas sama setelahnya.
Kebetulan saya kebagian ngambil puntung rokok, bah! banyak bangettt sampe sakit punggung karena harus terus nunduk arah jongkok. Dan yang saya temui adalah puntung rokok yang recent yang baru aja dibuang. Kalau digali lebih lagi, banyak puntung rokok yang sudah memutih dan menua. Imagine how many are still in there?
Setelah itu saya jadi belajar lagi soal bahaya puntung rokok. It is so dangerous apparently, could be more dangerous to the ocean than plastic. 
Each year, 5.6 trillion cigarettes are manufactured worldwide, about two thirds or more than 66 percent of those are improperly disposed of by the smokers. There are also certain chemical dangers from cigarette butts, especially for marine life. A lot of them get swallowed by sea turtles, fishes, dolphins, and whales. Also, no, these filters are not biodegradable, they are made of a different type of plastic which contains a lot of harmful chemicals.
The situation is a lot worse since there is no regulation for the proper disposal of cigarette filters, compared to the environmental policies put in place for plastics.

Key Takeouts

  • Banyak banget sampah di dunia ini dan itu hanya yang terlihat, dig more and you’ll find more! More things yang kita nggak tau udah berapa lama disitu. Bayangkan kalau kita nggak mengubah gaya hidup kita. Thats how your trash will end up. Stay for years. And it accumulates because it’ll stay for hundreds years. And it contaminates your surroundings and eventually you.
  • Ini bukan (hanya) soal membuang sampah sembarangan tapi soal produk yang kita konsumsi dan bagaimana penggunaan plastik dalam hidup kita.
  • Juga waktu yg tepat utk map out the brands that use plastic as the packaging juga mengetahui asal dari limbah tersebut and shout to them. Asal limbah dapat membantu kita lebih dekat dengan pertanyaan siapa yang bertanggung jawab untuk pengelolaan bahan yang tepat. Contoh, banyak tempat pembuangan sampah dengan limbah rumah tangga berarti bahwa kotamadya belum melakukan pekerjaan mereka dengan baik, limbah non-rumah tangga berarti itu adalah tanggung jawab produser dan kita dapat menargetkan area komersial atau industri terdekat. Juga kita menargetkan ke diri kita sendiri, sudahkah kita memilih produk-produk kita dengan selektif.
  • Di tengah2 cari sampah, diumumkan bahwa sampai detik itu sudah ada over 13,5 million people joining the movement.
  • What you do, each one of you create difference in this world! Jangan pernah understimate effort yang kamu lakukan!

After all, what we do, whatever it is, do make difference. Be kind and keep on improving!

Haji dari Belanda Hidup di Belanda

Perbedaan Haji dari Indonesia dan Belanda

9th September 2018 - 8 min read

Salah satu yang menjadi hal yang menarik untuk dibahas di seri Haji di Belanda adalah mengenai perbedaan haji dari Indonesia dan Belanda dari sisi teknis, logistik dan practicality. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan bahkan lebih baik kalau bisa menyiapkan haji dengan lebih matang lagi. Ohiya, kami berangkat bersama Diwan Travel sebuah travel dari Tilburg yang dimiliki oleh orang Maroko. Kuota kami orang Indonesia ikut ke kuota mereka. Mereka ini sudah berpengalaman dalam bidang travel, khususnya umrah dan haji.

Berikut adalah beberapa perbedaan Haji dari Indonesia dan dari Belanda. Semoga ada manfaatnya:

1. Waktu menunggu

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di post sebelumnya , umumnya di Belanda hampir tidak ada waktu menunggu. Setiap negara memang mendapat kuota dari pemerintah Arab Saudi. Saya nggak tahu pastinya berapa, tapi yang jelas di Belanda supply lebih banyak dari demand dikarenakan penduduk Belanda yang mayoritas bukan muslim. Di tahun-tahun lalu termasuk tahun saya 2018, mendaftar 3-5 bulan sebelum keberangkatan pun masih mungkin.

Hanya saja, itu jangan dijadikan alasan untuk menunda-nunda karena semakin tahun semakin banyak peminatnya. Tahun 2016 peminat Indonesia di Travel tempat kami mendaftar ada 35 orang, tahun 2017 ada 50-60an orang, tahun 2018 ini ada 80-an orang. Semakin tahun banyak teman-teman dari LPDP yang datang ke Belanda dan kesempatan untuk berhaji mumpung tidak harus menunggu. Juga semakin banyak orang-orang Indonesia yang tinggal di Belanda yang ingin berhaji. Jadi kalau sudah matang, pilih-pilih travel, kemudian daftarlah..

2. Manasik

Di Belanda, manasik terjadi 2-3 bulan sebelum keberangkatan dengan pertemuan satu kali tiap minggunya. Di dalam manasik akan dijelaskan teori-teori juga dibagikan materi-materi, plus dengan sesi tanya jawab. Durasi sekali pertemuan sekitar 2 atau 2.5 jam. Dari cerita yang saya dengar, manasik di Indonesia sangat intens dan mendetail, lengkap dengan latihan praktek dan terjadi 6 bulan sebelum keberangkatan. Di Belanda, manasiknya cukup simpel, malah cenderung mandiri. Materi dibagikan melalui PDF, terserah kita mau diprint atau tidak. Ada 2 buku doa yang dibagikan, tapi itu saja. Lainnya adalah pilihan kita mau diapakan materinya. Ada yang dengan kreatif dipotong-potong bagian ritual dan doanya dan dilaminating kemudian bisa dikalungkan. Ada yang dijilid.. Macam-macam. Tergantung inisiatif dari kita sendiri..

Manasik di Belanda dipimpin oleh 1-2 Ustadz yang nantinya akan menemani ke tanah suci. Ustadz itulah yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan itinerary, informasi dan memimpin ibadah. Semua komunikasi dilakukan melalui whatsapp.

3. Perlengkapan

Bisa dibilang di Indonesia hampir semuanya seragam, from head to toe. Dari mulai jilbab, mukena, baju, celana, baju ihrom, spray muka, botol minum sampai juga koper. Perlengkapan-perlengkapan itu sudah termasuk dari harga yang dibayar. Dipikir-pikir memang untuk di Indonesia sebaiknya begitu karena kalau tidak perbedaannya akan terlalu mencolok. Juga saya benar-benar nggak kebayang kalau contohnya bapak-bapak ibu-ibu tua itu harus riset mencari tahu sepatu apa yang nyaman dipakai atau harus mencari barang satu-satu seperti kita yang muda-muda ini. Menurut kami saja itu sudah lumayan ribet 🙂 ribet-ribet excited asik gitu rasanya.

Melalui Diwan Travel, yang kami dapatkan adalah sebagai berikut, yang tidak dicantumkan harus dibeli sendiri

  • Name tag
  • Luggage tag
  • Buku doa dan tauhid
  • Drawstring bag

Tapi bagusnya kalau naik Turkish Airlines, semuanya akan mendapatkan ‘Hajj Package‘ berupa tas kecil yang juga bisa menjadi sling bag selama disana. Sangat membantu! Berikut yang didapat:

  • Sling bag
  • Kantong untuk batu jumrah
  • Sajadah tipis lipat
  • Kaos kaki dengan grip di bawah
  • Counter
  • Drawstring bag
  • Fenny pack
  • Non perfume soap travel size

4. Biaya dan fasilitas

Biaya pada tahun 2018 adalah 4900 euro atau sekitar 85 juta dengan fasilitas yang menyerupai ONH Plus di Indonesia tapi seperti yang sudah dibilang diatas tidak termasuk perlengkapan lain-lain.
Dari biaya tersebut berikut yang termasuk:

  1. Tiket pesawat PP dengan Turkish Airlines
  2. Hotel di Madinah (Sajja Hotel, incl breakfast+dinner buffet)
  3. Tur Museum Quran di Nabawwi, Jabal Uhud dan Masjid Quba
  4. Transportasi bus Madinah – Mekkah
  5. Apartemen di Aziziya (no food. Saat disana kita disedekahi makanan dari orang kaya di Arab tapi nggak setiap hari. Lebih baik plan untuk bawa makanan sendiri)
  6. Tenda di Mina dengan AC dan sofabed (incl breakfast+lunch+dinner paketan)
  7. Bus dari Mina ke Arafah
  8. Tenda di Arafah dengan AC dan sleeping bag yang bisa dibawa ke Muzdalifah
  9. Bus dari Arafah – Muzdalifah
  10. Bus dari Apartemen Aziziya – Hotel Swiss Al-Maqam Mekah
  11. Hotel di Mekah (Swiss Al-Maqam, di salah satu gedung zam-zam tower dekat Masjidil Haram)
  12. Bus dari Mekah – Jeddah Airport
  13. Air zam-zam 5 liter per orang

5. Wisata

Setau saya kalau di Indonesia banyak ziarah-ziarah dan wisata yang dikoordinir. Untuk Haji dari Belanda hampir tidak ada, hanya yang sudah disebutkan di atas, Museum Quran, Jabal Uhud dan Masjid Quba. Selain itu harus mengkoordinasi sendiri dengan naik Taxi. Mungkin bisa minta salah satu ustadz di group yang menemani.

6. Pusat Kesehatan

Untuk Jamaah dari Eropa, pusat kesehatannya jadi satu dengan yang pemerintah Saudi tetapkan. Untuk Indonesia, kesehatan adalah salah satu hal yang paling diperhatikan. Ada TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) yaitu tim kesehatan yang dibawa langsung dari Indonesia untuk menggiring jamaah haji. TKHI ini ada 4-5 per kloternya yang terdiri dari Perawat dan Dokter. Keadaan ini sangat dimaklumi karena banyaknya jamaah haji dari Indonesia yang berangkat dengan kondisi dan juga diumur-umur yang sudah tua. Kemudian ada titik-titik dimana klinik kecil dibuat khusus untuk jamaah-jamaah haji Indonesia. Untuk Belanda kalau sakit ya ke klinik yang ada yang disiapkan pemerintah. Tapi ada kok, jangan cemas 🙂

7. Rangkaian Ibadah

Kurang lebihnya sama. Mungkin ada perbedaan-perbedaan sedikit yang tidak mendasar sebagai berikut. Tapi bisa jadi setiap travel punya kebijakannya masing-masing ya.

  • Mabit di Muzdalifah:  Kebanyakan jamaah Indonesia sudah mulai bergerak dari dini hari. Kami bergerak setelah matahari tergelincir untuk ke mina.
  • Nafar Awwal (meninggalkan mina pada 12 dzulhijah) dan Nafar Tsani (meninggalkan mina pada 13 dzulhijah): Sudah menjadi lumrah saat jamaah indonesia by default mengambil nafar awwal. Nafar Tsani adalah sunnah jadi tidak wajib memang untuk dilakukan. Diwan travel memberi kebebesan karena pasti ada dari jamaah yang sakit, tua, membawa anak, dll
  • Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah): Sunnahnya mabit di Mina tapi kebanyakan kloter Indonesia (reguler) tidak melakukannya.

8. Koordinasi di Lapangan

Ada beberapa ustadz lokal (orang Indonesia) yang membantu pada saat beribadah. Tapi hanya sekedar membimbing dan memberi tahu, tapi tidak didikte doa. Jadi bisa dibilang harus mandiri.. Doa-doa harus dipersiapkan sendiri.

9. Agen travel

Di Indonesia ada reguler dan private travel agency. Di Belanda semuanya private travel agency. Pemerintah di Belanda tidak terlalu involve dibandingkan pemerintah Indonesia di persoalan Haji. Karena jumlah jamaahnya yang tidak terlalu banyak. But all in all, everything is fine!

Haji dari Belanda Hidup di Belanda

A very humble experience

4th September 2018 - 6 min read

Sesuatu yang ditunggu-ditunggu dari beberapa tahun lalu akhirnya datang dan terealisasi. Setelah kurang lebih 3 minggu, akhirnya kami kembali ke kehidupan dunia.. Kali ini saya nggak menyebut kembali ‘reality‘ seperti yang saya biasa bilang saat kembali dari berlibur.  Karena 3 minggu kali ini super spesial. Bukan berlibur, tapi beribadah (dan sedikit-sedikit ziarah plus visit-visit pasar di sekeliling – of course :P). Mohon doanya semoga semua amalan kami diterima dan dosa-dosa kami dihapuskan Aamiiin.

Dan buat saya ‘reality’ adalah saat berada disana beribadah dan menghadap, terutama simulasi kiamat di Padang Arafah juga Mina dan Muzdalifah. Bukan saat saya disini mengetik laptop dan memikirkan kerjaan, terutama bukan saat sedang berlibur.

Because reality happens after life and because reality equals to immortality in which we are all heading to. That is what I felt when I was there… A sense of worship, surrendering, ego-less and my concern to after life of mine and people I love..

Saat kemarin di sana, saya (juga berkat motivasi Damar) bercita-cita setelah balik untuk share dengan sebelumnya meluruskan niat bahwa motifnya nggak lebih dari sharing melalui tulisan blog. Saya ngerasa teramat beruntung karena kakak kandung saya yang tinggal di Belanda dan beberapa teman dekat sudah melaksanakan ibadah ini beberapa tahun lalu. Banyak info (juga barang-barang) yang bisa saya dapatkan dari mereka, tapi bahkan itu pun tidak mendetil seperti apa yang saya alami sendiri di sana. Ada beberapa hal yang I wish I have known before. Dari soal itinerary, ekspektasi kegiatan-kegiatan disana, gimana makanan di sana, apa yang harus dipersiapkan dll. Semoga ini menjadi amal jariyah, bukan malah sebaliknya. It’s also for what I want to look back in the future.. Just like my other posts 🙂 

Dengan motivasi itu, saya pengen bikin seri mengenai Haji dari Belanda. Jadikan ini hanya sekedar acuan, bukan standard. Karena pasti setiap tahun berbeda, entah menurun ataupun meningkat. Baiknya tetap pergi tanpa ekspektasi tapi bukan berarti tidak bersiap sebaik mungkin. Saya juga pengen menyemangati kalian-kalian yang masih muda untuk bermimpi dan berniat beribadah sedini mungkin. Untuk yang di Indonesia yang sudah bisa DP, segera lakukan.. Percayalah bahwa jalan itu pasti akan ada. Untuk yang bermimpi untuk kuliah di luar negeri, jika mungkin, masukan ini sebagai salah satu hal untuk dilakukan sebelum kembali ke tanah air

Kenapa berhaji di usia muda?

Kalau ditanya hingga waktunya berangkat pun, saya masih mentally nggak siap. Meski persiapan logistik sudah sedetil mungkin, namun urusan mental menurut saya adalah sesuatu yang paling sulit untuk disiapkan secara matang. Di awal-awal ada keinginan untuk berhaji, rasanya malu sekali datang ke tanah suci dengan dosa yang amat banyak, masih belum berhijab, dll. Takut dan super deg-degan rasanya.. Tapi saya yakin, sampai kapanpun kita nggak akan pernah siap….

Kesiapan yang membantu untuk menyiapkan mental adalah banyak berdoa, bertobat dan minta diberi keyakinan juga mendengarkan kajian-kajian mengenai haji.

Dulu sempat berpikir saat berhaji dari luar negeri, kita bisa keblinger, asal punya uang kita bisa berangkat. Tapi sebenernya nggak, ada satu komentar dari salah seorang petugas Haji asli Indonesia yang berdomisili di arab yang hingga hari ini masih terngiang di telinga saya. “Orang yang bisa naik haji itu adalah orang yang terpilih, kadang orang yang punya uang tapi tidak ada waktu, kesehatan atau energi untuk pergi, kadang punya uang dan tenaga tapi tidak ada waktu, ada orang punya uang tenaga kesehatan waktu tapi belum ada panggilan, ada orang yang ingin sekali pergi punya kesehatan namun tidak bisa pergi.” Banyak sekali variabelnya..

Jadi saat variabel itu utuh, ada.. semua positif. Carilah panggilan itu walaupun belum ada.. Cari.. Karena berarti haji sudah menjadi sebuah kewajiban. Umur nggak ada yang tahu, dan saya nggak tahu mau jawab apa nanti saat ditanya malaikat mengapa nggak berhaji. Naudzubillah himindzalik. Saya nggak henti-henti bersyukur bisa punya kesempatan ini. Alhamdulillah..

Ada apa dengan Haji dari Belanda atau generally dari luar Indonesia?

Waktu menunggu

Umumnya di Belanda hampir tidak ada waktu menunggu. Jadi setiap negara mendapat kuota dari pemerintah Arab Saudi. Saya nggak tahu pastinya berapa tapi yang jelas di Belanda supply lebih banyak dari demand. Walaupun itu sudah taken into account penduduk-penduduk Belanda dari Maroko dan Turki yang rata-rata muslim. Jadi walaupun kita tiba-tiba dapat rejeki dan daftar 5 bulan sebelum berangkat, pun masih mungkin. Hanya saja, itu jangan dijadikan alasan untuk menunda-nunda karena saya bisa bilang semakin tahun semakin banyak peminatnya juga karena semakin banyak juga mahasiswa dari beasiswa seperti LPDP dll yang datang yang menggunakan kesempatan untuk berhaji mumpung tidak harus menunggu. Kalau sudah matang, pilih-pilih travel, kemudian daftarlah..

Harga vs Fasilitas

Hanya ada 1 macam fasilitas berhaji dari luar negeri yang bisa dibilang dengan fasilitas seperti ONH Plus. Dengan harga yang jauh lebih murah dari ONH Plus. Pastinya dengan plus minus yang mungkin didapat di ONH Plus seperti persiapan manasik yang thorough dan dikordinir, barang-barang logistik yang disiapkan dll. Haji dari luar Indonesia (khususnya Belanda – dan yang saya alami sendiri) lebih banyak kemandirian dibanding koordinir.

Perbedaan yang lebih detil akan saya share di blog berikutnya. Stay tuned.. 🙂

Beranilah bermimpi dan imani mimpimu itu, percayalah akan ada jalan – MSI

Dreams Hidup Minimalis Life Self growth

Time Management

5th August 2018 - 9 min read

Semakin kesini semakin nyadar bahwa waktu berjalan dengan cepat dan rasanya tuh selalu ngerasa nggak cukup. Ngerasa juga nggak sih kalian? And then you look back and then you question where does time fly, plus checked in on what you have done and you can’t really name what’s worth mentioning? Untuk orang-orang yang banyak kegiatan, biasanya seperti kehabisan waktu dan waktu 24 jam nggak cukup. Yang sudah plan aja masih ngerasa nggak cukup apalagi saat nggak diplan sama sekali. Memang sih sebaik-baiknya ngeplan waktu juga pasti ada aja kan yang tiba-tiba terjadi, tapi seenggaknya dengan sadar akan konsep waktu dan kegunaannya kita jadi bisa less procrastinate.

Pertanyaannya apakah kita sudah nge-plan dengan proper atau bahkan sudahkah nge-plan at all? Let’s reflect dan check out what we have done so far. 16 jam (24 jam-minus jam tidur) itu banyak lho sebenernya. Dan kita bisa fit ini semua yang kita mau lakukan, asal dimanage dengan baik.

Kalau dipikir-pikir step ini juga sangat berelasi dengan konsep hidup minimalis. Step ini akan mengharuskan kita untuk ngelist apa aja yang sebenernya harus difokuskan, instead of  letting the time flows dan hanya ngelakuin tergantung kemana waktu dan challenge membawa. Jadi garis besarnya adalah it’s all about simplifying your life, membuat space untuk hal-hal yang substantial yang harus dilakukan. Untuk fokus ke hal-hal penting di dalam kehidupan kita.

First thing first, untuk kita membuat waktu lebih di dalam keseharian kita, pertama-tama kita harus melihat kemana waktu kita pergi. Kemudian kita bisa kontrol dan meluangkan waktu untuk make things happen. Kuncinya adalah take time to manage your time. Duduk dan organize all in paper or in your digital note (Free Ideal weekly plan yang bisa didownload 🙂)

Caution: Poin-poin dibawah ini hanya sekedar guideline dan beberapa cara yang mungkin nggak sempurna. At the end of the day, semua terserah kalian dan see what works for you! Semoga bermanfaat!

Aku pengen share tips dan tricks yang bisa bikin aku gunain waktu dengan lebih baik. Bukan berarti aku nggak pernah procrastinate, pernah juga, sering bahkan apalagi pas pulang kantor abis makan malem pengennya ngebo aja nontonin youtube sampe ketiduran. But yeah, I do realize, managing time well will clear up more space for side hustle, people, hobbies, study interest and rests, no time for ‘ngebo’.. You’ll fit in more things. 

1. Words vomit

Biasanya aku ngelakuin ini pagi-pagi bangun tidur setelah exercise/yoga dan juga sepanjang hari jika perlu. Kira-kira alokasi waktu 5-10 menit di pagi hari. Words vomit itu menumpahkan semua yang ada di kepala, soal apapun. Apa yang kamu pikirkan saat itu, to do list, gratitude, literally everything. Dengan mengeluarkan apa yang ada di kepala, kita jadi bisa lebih fokus dan efisien dalam mengerjakan sesuatu karena kita nggak perlu takut lupa atau terus mengingat-ngingat sesuatu. Udah diinget-inget bikin nggak fokus, akhirnya lupa juga karena kita semua manusia. Dengan numpahin semua, kepala kita jadi ada space extra untuk ngerjain task secara lebih efektif dan produktif.

2. Make a realistic to do list

To do list adalah senjata saat kita melakukannya dengan benar. Ada masanya dulu aku tulis semuanya termasuk task-task yang nggak terlalu penting hanya karena aku suka sekali rasanya scratch the list karena tasknya sudah accomplished. 

Break down secara besar kemudian dikecilkan. Mulai dari goal besar di bulan itu, kemudian di perkecil ke Ideal weekly plan. Nah ada rule of 3 yang juga bisa dijadikan sebagai acuan. Intinya sih daripada kewalahan dengan tugas yang terlalu banyak di checklist, kamu bisa memilih 3 hal yang paling penting yang ingin dicapai. Ini membuat kita memegang kendali lebih. Tapi 3 tasks ini harus non negotiable, sedang yang lain yang tidak tertulis bisa lebih negotiable. What is something you can let go of or save later?

3. Allocate time

Di dalem to-do list, alokasikan waktu secara spesifik. Seperti 1 jam, 2 jam dst. Kalau perlu, nyalain alarm untuk ini. Pernah sadar kalau biasanya kita wander around nggak? tiba-tiba buka social media, scrolling like there is no tomorrow. Tiba-tiba 5, 10, 15 menit ilang gitu aja.. We lose track on social media. Nah untuk mengurangi kemungkinan itu, coba alokasikan waktu di setiap aktivitas yang pengen dikerjakan di hari itu. Kalau kita alokasikan waktu dengan proper dan realistis, pasti a task will be done accordingly. 

Distraction itu manusiawi pasti terjadi pada siapapun. Don’t fight it, but accept and moderate it. Welcome procrastination and set time for it. Mungkin supaya nggak ganggu, handphone bisa diset airplane mode, atau block social media di komputer yang sering dibuka.. Kadang saking udah jadi habit, jadi unconcious saat melakukannya. Kalau udah gini mungkin waktunya social media detox 🙂

Ada juga Pomodoro techniqueThe Pomodoro Technique adalah filosofi manajemen waktu yang bertujuan untuk memberikan fokus maksimum dan balance dengan fresh mind, sehingga memungkinkan mereka untuk menyelesaikan proyek lebih cepat dengan kelelahan mental yang lebih sedikit. Prosesnya sederhana banget, untuk setiap proyek sepanjang hari, anggarkan waktu untuk bekerja atau mengerjakan task, kemudian  beristirahatlah secara berkala. Jadi contohnya, setup 25 menit untuk kerja, kemudian 5 menit break. Check out for more detailed information in here

4. Dengan kata-kata verb atau actionable

Gunakan action words di to-do list biar otak jadi bisa memvisualisasi untuk encourage kita bergerak melakukannya. Contohnya saat harus belajar, tulis pagesnya, chapternya dan buat sespesifik mungkin.

5. Focus and don’t constantly switch to another tasks

6. Staple activities

Multitasking itu sebenernya kurang baik, tapi yang ini menjadi pengecualian. Kita juga pengen baca buku, tapi pengalamanku pribadi aku ngerasa bersalah karena membaca buku juga membutuhkan waktu sedangkan we are just still. Jadi kaya diem aja nggak ngapa-ngapain padahal baca. Supaya tetep bisa nambah ilmu, cari sesuatu aktifitas yang mindless atau nggak perlu mikir. Kemudian bisa denger podcast atau audible atau blinkist. Ketiganya adalah cerita yang berbentuk audio.

Podcast itu free, bisa ditemukan di aplikasi-aplikasi handphone kalian. Di podcast siapapun bisa bikin channel masing-masing kemudian dishare di apps dan siapapun juga yang punya aplikasi ini bisa mendengarkan. Karena siapapun bisa bikin, aku biasanya ke podcast saat aku sudah tau pasti jelas bahwa seseorang yang aku suka memang ada di podcast atau ada subjek tertentu yang kamu pengen denger. Most of the times I had a good experience with this. Tapi karena bentuknya podcast, jadi mirip-mirip youtube atau radio gitu, topik kontennya ada tapi tapi tidak terlalu terstruktur dan suka-suka yang bikin.

Audible ini punyanya amazon yang gratis di bulan pertama tapi berbayar 15 euro/ bulan di bulan-bulan selanjutnya. Menurut aku, it’s super worthwhile. Mengajak untuk selalu belajar akan sesuatu yang baru tiap bulannya. Karena as I said, baca buku biasanya ada aja excusenya, yang ngantuk lah, yang wasting time lah, etc. Dengan audible, kita bisa ngedengerin kapan aja kita pengen, saat lagi nyetir, di public transport, lagi masak dll. A little suggestion: use this apps to listen to something that is relatively easy to follow. Jangan buku-buku kaya sapiens, the theory of earth or things like that. Because the chances are, you have to sit and listen to it focusedly anyway and then you better read a book 🙂

Blinkist ini adalah apps yang merangkum key lessons dari  buku-buku non fiksi selama 15 menit atau kurang. Jadi dalam 15 menit, kita belajar sesuatu yang baru. Aku sendiri belum pernah nyoba apps yang ini, tapi reviewnya bagus banget. Again, ini preferensi yaaaa. Jadi kalau emang nggak tertarik, yaudah nggak usah. Sama seperti Audible, Blinkist ini juga menawarkan free first month trial.

Selain itu bisa juga save tontonan untuk ditonton saat kita lagi digym. Cari sesuatu yang bisa diincorporate dengan sesuatu yang mindless atau nggak perlu mikir. Niscaya, waktumu akan lebih efektif.

 

If we don’t schedule things, things will not happen. Take your time to sit down, relax and schedule your day, week, month, or year 😀

Hidup di Belanda

Surviving heatwave di Eropa

29th July 2018 - 8 min read

Sejak Kamis lalu (hari ini hari Minggu), Eropa dilanda heatwave yang menyebabkan suhu di daerah-daerah Eropa meningkat hingga diatas 30 derajat celcius. Menurut banyak artikel yang saya liat, di Belanda sudah 10 tahun belakangan ini heatwave nggak pernah terjadi dan tapi katanya dengan perubahan iklim global, hal ini akan menjadi peristiwa 5 tahunan yang akan kembali. Hari Kamis kemarin temperatur mencapai 36 derajat. Orang-orang di Belanda udah nggak kuat, hingga ke taman dan bersepeda pun berbikini hehe

Untungnya di kantor ada AC, menurut cerita beberapa teman yang kebetulan bekerja di gedung yang sangat tua sehingga cenderung lebih sulit untuk menginstall AC, lumayan banget kalau suhu diluar berbanding lurus dengan suhu di dalam. Kerja jadi nggak nyaman dan ngga bisa mikir. Untung alhamdulillah-nya lagi rumah kami mempunyai sistem isolasi yang cukup baik, sehingga temperatur di luar tidak memberi efek ke suhu di dalam. Jadi di dalem rumah rasanya lebih cool daripada di luar. Jadilah di hari-hari ini saya lebih suka stay di rumah. (biasanya padahal juga selalu di rumah :P). Ini merupakan masalah yang cukup pelik karena di Belanda jarang sekali cuaca panas seperti ini, biasanya household nggak ada persiapan. Nggak cuma household sih, tapi juga pemerintah 🙂 Jadi orang-orang umumnya bisa sangat struggling dan juga susah tidur.

Nah penyebab dari heatwave ini apalagi kalau bukan global warming. Ok to be fair, sebenernya kombinasi karena temperatur di North Atlantic Ocean, perubahan iklim dan juga cuaca.

Yang bikin sedih adalah, hutan-hutan di Eropa jadi terbakar karena saking panasnya. Tapi lucu dan ironisnya adalah jembatan-jembatan di Belanda yang biasanya bisa dibuka untuk akses kapal, sekarang tidak boleh dibuka karena takut memuai dan eror di tengah jalan. Panas bisa memberi efek ke keputusan pemerintah hehe Salah satu contoh tidak siapnya pemerintah dalam menghadapi summer. Bener aja, kemarin ada salah satu jembatan yang diputuskan untuk beroperasi secara normal, namun nyangkut terbuka nggak bisa ditutup karena terlalu panas. Selain itu, juga ada a hippo di Roma yang diberi makan semangka beku untuk meng-cool off tubuhnya. Macam-macam ya ceritanya..

Michael Mann, a US climate scientist, tweeted: “What we call an ‘extreme heatwave’ today we will simply call ‘summer’ in a matter of decades if we do not sharply reduce carbon emissions.” Yang maksudnya, apa yang disebut heatwave ekstrim sekarang ini akan menjadi cuaca summer normal di masa mendatang kalau manusia tidak mengubah perilaku dan mengurangi emisi karbon. Buanyak banget yang bisa dilakukan kita manusia untuk mengurangi emisi karbon termasuk mengurangi konsumsi daging sapi, lebih concious dalam mengkonsumsi dan juga zerowaste living. Here are some more tips. And here for zerowaste living.

Anyway, tepat di hari heatwave itu Damar dijadwalkan pulang ke Belanda. Dengan tiketnya yang sampai pukul setengah 3 sore.. Heatwave ini sudah diforecast memang dari seminggu sebelumnya. Jadi di kepala saya adalah Damar akan sampai di hari yang paling panas sepanjang tahun. Sudah mengambil setengah hari libur karena mau jemput di bandara. Dan maksud hati membuat itu jadi surprise karena saya bilang Damar bahwa saya nggak bsia jemput karena ada keperluan kantor.

Di hari Rabu itu tanpa saya sadari, seharian penuh nggak kontak sama sekali. Saya ngechat tapi centangnya cuma satu. Agak heran juga tapi saya pikir mungkin handphone-nya mati. Maklum handphone dia sudah uzur dan memang suka mati-mati. Damar juga pesen sehari sebelumnya bahwa dia akan sibuk seharian karena ada presentasi dan meeting dengan klien-klien baru. Oke dehhh! dan saya pun menyambut hari itu dengan biasa aja dan kerja seperti biasa. Kerjaan di kantor memang lumayan menyita waktu, seharian full saya nggak terlalu perhatian ke handphone saya. Jadi yaudah…..

Di hari Rabu itu saya pulang dari kantor berencana ke rumah temen untuk ambil barang, terus Damar telpon seperti biasa. Pas banget kan.. Setiap pulang kantor kita memang selalu telpon-telponan dan catch up soal hari itu. Dia bilang dia sudah di bandara mau berangkat ke Belanda. <Boong bangetttttttttt>… pas dia tahu saya mau ke rumah temen, dia bilang ‘nggak usalah, nanti aja sama aku, sekalian karena udah lama nggak ketemu sama mereka’. Tanpa curiga saya pun, okelahh.. panas juga, bikin males ngapa-ngapain di luar.

Sampai rumah saya ganti baju, cuci piring, masak sampai saya denger ada orang yang coba untuk buka pintu saya. Deg-degan dong, pikirannya cuma 1, maling! Ngeri parah karena saya tinggal di lantai bawah sendirian, semua tetangga-tetangga ada di lantai atas. Jadi gimana minta tolongnyaaaaaa!! Okelah begitu denger ada yang mau masuk, saya sambil nervous jalan ke arah pintu, dan saya denger orang ini masukin kunci ke lubang kunci. Hmmm, terus ngebel.. hmm haaa?? saya buka pintu, ternyata Damar!!! Keselllll… tapi senenggggg.. bangettt… udah 3 bulan nggak ketemu soalnya hehehe hehehe jadi menghitung hari banget untuk ketemu! I was soo overwhelmed with happiness. Setelah diceritain sama dia kronologisnya, things start to make sense. Masih nggak percaya liat bentukan dia di depan saya saat itu. Hehehe that was really sweet. 

Hari itu kita di rumah aja, dinner, ngobrol dan tidur cepet. Besokannya kami berdua kerja dari rumah and that’s when the heat strucked Amsterdam the most. Kami ke taman agak sore sekitar jam 4, panasnya sudah mulai berkurang dan tinggal sedikit angin sepoi-sepoi. Kali ini ke Flevopark dan piknik disana… And we talked about future plan and dreams, as always 🙂

Ini beberapa foto yang mengabadikan 🙂

Speaking of surviving heatwave, berikut beberapa tips untuk bertahan di heat wave tanpa AC.. Sebenernya di Indonesia juga sepanas ini yah, tapi pastinya nggak sekering di Eropa..

  • Stay hydrated, anak temen kantor sakit dan dehydrated karena kurang minum. Kalau nggak concious bisa kering rasanya bahkan mimisan. Kalau saya sih selalu ngerasa haus, jadi tubuh minta minum otomatis gitu.. Bisa kira-kira ditakar minumnya dengan jumlah botol atau kalau perlu minum ekstra isotonik sebagai pengganti keringat yang keluar
  • Masukin buah ke freezer, terus dibikin jus
  • Masukin buah ke kulkas, terus dimakan
  • Masukin botol air minum ke kulkas
  • Kalau udah nggak kuat banget, bisa ke public space yang ber-AC kaya perpustakaan, kafe, dll
  • Ke lantai bawah, karena hot air rises up
  • Mandi air dingin
  • Eliminate extra sources of heat, kaya lampu-lampu dan alat elektronik
  • Pilih cotton untuk sprei dan selimut (bagi orang-orang kaya saya yang tidurnya harus dengan selimut)
  • Stay happy and surround by people whom make you happy

Loveeeeeeee,

 

 

 

Hidup Minimalis

Tips untuk nabung!! 50 juta dalam setahun

22nd July 2018 - 6 min read

Uang itu gampang banget untuk dikeluarkan tapi susah untuk disimpen. Walaupun begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa simpen uang lebih banyak lagi. Di post kali ini saya pengen share beberapa money saving tips yang yang saya lakukan sendiri beberapa tahun belakangan. Dan saya bisa menyimpan 200-500  euro dalam sebulan yang berarti kalau dirupiahin sekitar 2jt-5 jt dan kalau dikali dalam setahun bisa jadi 30-60 juta hanya dari melakukan hal-hal ini. It’s based on my experience and things that I cut down on, might not work for everyone though 🙂 Hope you can pick away something that can resonate with you.

Hampir semua hal disini saya bisa lakukan karena saya mengubah lifestyle saya. Waktu saya masih sekolah/kuliah dulu, I had so many temptations especially karena lingkungan yang membuat saya merasa peer-pressured. Sekarang saya sudah nggak berada di lingkungan itu dan bisa menjadi diri sendiri. Apa yang kita keluarkan setiap hari walaupun sedikit, it will adds up.

Sebenernya, uang itu pasti akan terpakai juga akhirnya, but on something more essential, important dan priority. We can help more people, we can travel etc.
Okayy let’s start, 
ini adalah beberapa hal yang udah saya cut down beberapa waktu belakangan inii 🙂

  1. No TV – no cable TV(500rb-1jt/month): Buat Damar dan saya hiburan nggak datang dari nonton TV, kalaupun misalnya ingin nonton sesuatu there’s youtube, there’s netflix, there’s streaming. Jadi kita nggak terlalu butuh. Malah saya propose pengennya jual aja TV yang udah ada. Karena makenya bisa banget dihitung, hanya kalau ada tamu yang berkunjung atau menginap di rumah.
  2. I do not eat dinner out as often (1 jt/month): At least 2 times sebulan lah and when we do go we don’t go crazy.. 🙂 Get the main course and be content with that. Kita lebih sering bereksperimen di rumah, masak makanan yang kita belum pernah bikin dan having quality time together. It’s the best. Abis itu, if we feel like it, we take a walk outside and just talk and be grateful for the day. I do however, masih beberapa kali sebulan 2x paling nggak sosialisasi dengan teman dekat/kolega, karena bahwasanya hidup harus seimbang dan networking itu perlu 🙂
  3. No buying water – bringing bottle everywhere (100rb/month) Minuman yang paling sehat ya air putih. Tiap ke restoran, saya seringnya minta air putih, plus di Belanda air gratis karena bisa ambil dari kran. Saat bepergian, beberapa kali saya ngegampangin karena bisa beli, dan selalu nyesel saat nggak bawa botol minum sendiri.
  4. Ngurangin red meat,(200rb/month) : Karena alasan lingkungan dan kesehatan, kami memang sudah sangat mengurangi red meat. Dan memang lumayan kan bisa nyimpennya kalau nggak dipake untuk beli red meat. Kita gantinya dengan tahu tempe ayam atau ikan.
  5. I do not drink out – coffee – tea, no cafe (150rb/ month) : Kita biasanya minum santai di rumah, bisa pilih minuman dan bikin sendiri. Juga dengan suasana lebih homey. Saya nggak ragu untuk mengundang temen ke rumah daripada keluar. Saya juga sudah nggak pernah take away minum lagi.. dont have that as a satisfaction anymore.
  6. Weekly groceries / Meal planning(200rb/month): Kalau yang ini banyak sih manfaatnya selain bisa nyimpen uang juga bisa avoid food waste. Belanja jadi lebih efektif dan efisien.
  7. No longer spend to shoes, etc see if I want to buy no impulse purchases (200rb/month): Sekarang sangat concious untuk belanja, kalau nggak beli baru tapi bener-bener research kainnya, kalau nggak linen ya organic cotton. Atau beli 2nd hand 🙂 Masih berusaha yaaa, not 100% there yet yang jelas sudah sangat sangat kurang dari nafsu belanja jaman dulu.
  8. No movie theater (100rb/month): Ini juga hal yang kita sama sekali nggak pernah lakukan selama ini hahaha somehow kita lebih ngerasa content when we travel or do something new. We do read and learn though, tapi nggak dari movies. Saya kadang masih longing saat ada film yang bener-bener saya pengen nonton model-model yang based on true story gitu, tapi biasanya akhirnya nunggu streaming (sorryyy..)
  9. No longer buy extended cleaning products, no disposable stuff (50rb/month): Masih ada kok sisa-sisa cleaning yang jaman dulu dan masih dipakai. Tapi ke depannya, cleaning product akan hanya disekitaran vinegar, lemon, baking soda dan essential oil. Amaaaaan sehat dan hemat
  10. No conventional face pad and menstrual pad (100rb/month): Sekarang pakai selang seling antara menstrual cup atau cloth pad. Face pad sama sekali nggak pernah pakai karena saya mengubah cleaning routine ke oil yang setelahnya diusap dengan handuk hangat dan soap. Jadi nggak perlu pad lagi 🙂
  11. Cut my own hair (30rb/month average): Yes yes sudah 2-3 tahun belakangan rambut saya selalu dipotong sendiri dirumah, biasanya minta bantuan Damar sih. So we cut each other’s hair. I am happy with it so far 🙂 Karena somehow aku nggak terlalu ngerasa worth it tiap potong rambut di salon.
  12. I don’t use drier untuk nyuci. Clothes last longer (100rb/month): Lebih murah untuk listrik dan untuk nambah umur jangka panjang pakaian. Juga it’s better for the environment.
  13. I don’t buy snacks (100rb/month): Nggak ngerasa pengen atau butuh biasanya.. jaraaaaaangggg super jaraaaang banget hampir nggak pernah. And I dont long for that 🙂
  14. I dont go for gym or yoga classes anymore (500rb-1jt/month): I work out at home. Lebih flexible, pakai youtube aja.. All you need is mat and tablet/laptop for opening youtube.

Hidup di Belanda

Hiburan murah di Belanda – Park!

16th July 2018 - 6 min read

Hari ini tadi karena cuaca bagus, saya memaksakan diri saya untuk keluar rumah menikmati matahari. Saya beruntung banget di deket rumah saya di daerah East ada 2 taman besar yang bisa saya pilih, Flevopark dan Oosterpark. Flevopark bisa ditempuh dengan jalan kaki tapi Oosterpark lebih nyaman dengan bersepeda karena letaknya yang sedikit lebih jauh.  Saya pilih Oosterpark karena lebih besar, jadi bisa pilih lebih banyak tempat dan lebih leluasa untuk piknik. Karena yakin banget pasti bakal rame, begitu sampai sekitar pukul 4 sore di tempat favorit saya ternyata nggak serame itu loh. Saya pun akhirnya menggelar kain piknik dan mulai mencari posisi. Ternyata baru nyadar lama-lama panasnya nyenget juga, that’s why orang-orang bule ini gak nempatin bagian situ, makanya sepi. Kalau nggak, kebakar perlahan mereka pasti lama-lama. Karena taukah kalian bahwa kulit putih bule yang pigmennya semakins edikit itu, semakin mudah untuk terbakar.

Tujuan ke taman selain menikmati cuaca yang jarang datang ini adalah untuk membaca buku. Iya membaca buku, keseringan saya gampang sekali terdistraksi saat saya membaca di rumah. Entah ketiduran atau pengennya main hal yang lebih nggak effort seperti sosial media contohnya. Susah sekali ngedapetin mood baca saya for some reasons. Nah niatnya dengan ke taman akan bisa lebih serene, fokus dan enak bacanya.  Spot favorit saya yang bisa menghadap ke air dan air terjun, karena ada white noisenya. THAT IS INDEED WHAT HAPPENED! Enak banget ke taman sendirian. Bukan berarti nggak kangen Damar lho, tapi kalau sendirian itu nggak harus ngerasa obligated untuk do something together. Kalau ada orang di sebelah walaupun diem, biasanya saya tetep ke-distract.

One of the perks of living abroad is you dont have to care what others say when you do things by yourself. Dulu waktu pertama kali pindah ke Belanda rasanya macem orang yang kesepian kalau sendirian. Di benak saya masih ada pikiran, mau dikata apa sama orang-orang yang liat saya jalan sendirian. I was that traditional and shallow! Tapi turns out, it was amazing! and no one cares really.

Untuk soal pertamanan, di Belanda ini sangat mudah menemukan taman dimana-mana, entah taman kecil atau taman besar yang biasa dipakai orang juga untuk olahraga, sepeda, dll. Bersyukur sekali punya taman.. yah walaupun di Belanda cuma bisa ke taman saat musim panas seperti sekarang ini. Itupun nggak selalu panas. Memang, kesempurnaan hanya milik Allah semata… Tapi yang pasti taman adalah merupakan hiburan gratis!

Setelah baca-baca, ternyata ada lebih dari 30 taman di Amsterdam, dan itu yang besar-besar ya.. Taman-taman kecil di neighborhood nggak kehitung.

Banyak yang bisa dilakukan di taman selain baca buku, relax/nap, dan people-watching kayak saya seperti,

  1. BBQ

Setau saya di Amsterdam tempatnya harus designated, nggak boleh sembarangan. Tapi di Oosterpark dan Rembrandtpark udah pasti bisa. Tapi contohnya di Vondelpark gitu nggak bisa. Lihat disini taman-taman yang bisa digunakan untuk BBQ. Jadi saat masuk taman, liat dan cari dulu di sekitar dimana bisa bikin BBQ. Tentunya dengan alat sendiri, walaupun begitu ada beberapa taman yang menyediakan grill untuk digunakan. Di Eropa, wherever you go pasti ada rulesnya jadi supaya yakin, mendingan cari info dulu.

2. Open Garden Days

Di satu akhir pekan setiap tahun, ada banyak rumah-rumah di sisi kanal dan museum membuka pintu mereka untuk umum dan memperlihatkan taman-taman indah yang tersembunyi di balik tembok-tembok bata itu. Detailnya bisa dilihat disini.

3. Piknik rame-rame ataupun sendiri

Rame-rame ataupun sendiri, piknik emang selalu seru sih. Dengan agenda ataupun tanpa agenda, selalu seneng berada di luar dan bisa ngeliat langit secara langsung.

Ini nih yang harus dibawa kalau piknik:

  • Sunglasses, topi, sunblock
  • Alas piknik
  • Speaker untuk musik atau earphone
  • Buku bacaan
  • Buku tulis dan bolpoin untuk menggambar, atau menulis ide yang ada di kepala
  • Botol minum dan minumnya, kalau habis bisa banget diisi karena di park pasti ada tempat kran untuk minum
  • Kotak makan dengan isi makanannya, biasanya sih yang seger-seger, buah, es atau puding
  • Uang receh semisal ada tukang eksrim yang lewat. Jarang banget dan dont count on it, but it sometimes does happen
  • Games (kalau mau) atau bola atau freesbie
  • Peralatan BBQ

4. Meditasi

Ah ini enak banget sih untuk meditasi.. Dan saya emang suka banget meditasi diluar terutama dengan suara-suara lama seperti burung, air dsb. Bisa meditasi diem dan nafas aja,t api bisa dengan earphone dan handphone melalui guided meditation. You’ll feel zen after. Trust me!

 

Earthing – check out here for what is earthing and its benefit

My reading view

My current reading

Happy Park-ing!
Enjoy some times alone 🙂 Love yourself

Hidup di Belanda

Muslim di mata orang asing di sekeliling

14th July 2018 - 5 min read

“Oh mau ke mekkah, ngapain?”

“Nanti balik-balik bakal pake jilbab?” *with meaningful expression*

“Wah puasa ya? Kasian banget. How could you do that”? 

“Kamu tau kan, islam di mata orang-orang awam itu gimana?”

 

Itu adalah contoh-contoh pertanyaan yang pernah ditanyakan ke saya saat mereka tahu saya adalah muslim yang practice. Kenapa saya bilang muslim yang practice, bukan karena saya super beriman dan nggak pernah buat dosa, tapi karena saya masih practice/ (at least mencoba) melakukan hal-hal yang diwajibkan. Di Belanda banyak sekali orang-orang yang hanya mengklaim muslim tapi tidak beribadah. Jangankan Belanda, Indonesia pun biasa kan seperti itu. Dipost ini saya hanya pengen mengeluarkan kegalauan saya yang baru-baru ini terjadi, way beyond permasalahan agama dan saya nggak akan justify agama saya atau gimana. Yang bikin galau adalah pertanyaan-pertanyaan itu ditanyain oleh temen-temen saya yang dulunya atau bahkan masih hingga kini beridentitas muslim.

Menjadi minoritas itu memang merupakan tantangan tersendiri, terutama apabila kita suatu paham yang memiliki image negatif di luaran sana. Hate the sin not the sinner adalah kalimat yang tepat untuk mengekspresikan apa yang seharusnya terjadi. Sayangnya pada kenyataannya tidak semua orang memiliki pengertian atau bahkan kemauan untuk mengerti. Untuk saya, paham saya, agama adalah sesuatu yang indah terutama agama yang saya anut dan semakin kesini semakin ingin belajar dan saya jadi mengerti bahwa semua memiliki penjelasan.

Saya nggak bisa henti bersyukur diberi kesempatan untuk hidup berdampingan dengan banyaknya perbedaan. Perbedaan kulit, suku, asal, negara, agama, bahasa, budaya, cara pikir, semuanya. Disitu saya belajar untuk tidak mengkotak-kotakkan sesuatu, untuk tidak memberi label pada apapun. It’s hard, because most of the times it’s a habitual perception. It happens by default. Dimanapun asal kamu, pasti akan ada prejudice soal sesuatu as a part of the culture that you grew up with. Tapi saat kita bisa menjadikan itu habitual perception, artinya kita bisa merubah kebiasaan cara berpikir kita in the opposite direction. Seperti contohnya orang Belanda itu direct dan pelit, while I used to have a colleauge who are totally different than that. Kasian banget dia yang  sudah dijudge duluan hanya karena dia orang belanda. Semenjak saat itu saya berusaha untuk mengubah persepsi itu..

Sama halnya dengan islam dan muslim. Saya belum berhijab.. Jadi dari luar tidak ada yang tahu saya muslim, mereka baru tahu saat saya bilang saya nggak minum alkohol atau saya berpuasa saat ramadhan. It gives them a new horizon bahwa islam nggak seperti apa yang ada dipikiran mereka. In the future saya pengen banget pake jilbab, jadi saya nggak bermaksud bilang bahwa jilbab bukan cara yang baik untuk mengenalkan islam, tapi lebih kepada mengenalkan kepada mereka in the mild way mengenai indahnya islam.

Temen Korea saya bilang, temen-temen dia back home itu takut dengan muslim. Terbukti dari berita baru-baru ini mengenai orang-orang Korea yang demo agar refugee dari Yemen tidak diterima assylum di negaranya. Bisa lihat beritanya di sini. So very sad… I was literally teary listening to it. Banyak sekali alesan kenapa mereka takut dengan muslim.. termasuk bagaimana menurut mereka muslim itu selalu ekstrimis.

Tapi setelah itu saya tersenyum saat temen saya bilang kalau dia membela muslim saat temen Korea-nya bilang ‘untung aja pacarnya si A orang Indonesia tapi bukan muslim, kamu tau kan muslim kaya gimana, bisa berabe kalau sampe dia muslim juga’. Dia bisa stand up karena dia melihat contoh dari saya (aamin). Dia cerita dia berteman dengan saya, yang sama sekali berbeda dengan image islam diluar sana. Yang open tapi juga beragama.

Disitu saya jadi ngerasa pentingnya menjadi contoh dan agen yang baik. Karena mau nggak mau, agama yang kita bawa itu adalah identitas. Kita semua adalah contoh nyata orang disekililing kita mengenai agama itu sendiri.

Jadi setiap saya akan melakukan ibadah, saya selalu berbicara dan memberi tahu ke kolega saya di kantor yang rata-rata tidak beragama. Mereka selalu amazed dan bahkan pengen tahu lebih lanjut alasan dibalik kewajiban. Tapi ironically temen-temen yang dulunya islam bahkan masih islam sampai sekarang tapi sudah nggak practice malah heran sama keputusan-keputusan yang berhubungan dengan agama yang saya ambil.

Tapi ya begitulah, disitu cobaan saya, disitu kesabaran saya diuji. Cobaan karena akan mudah sekali merasa benar dan suci dengan pertanyaan-pertanyaan dan pendapat negatif dari orang-orang di sekeliling. Semoga saya bisa selalu menjadi contoh baik dan membawa nama agama saya kemanapun saya berada. Aamiin

Hingga ke depan nanti saya pengen semakin dekat dan membuat komunitas muslim yang isinya anak seumuran untuk sharing. Saya belajar juga pentingnya komunitas. Akan sangat mudah menjauh, tapi juga mudah mendekat saat sekeliling kita mendukung.

Insha Allah.. Lakum diinukum waliyadiin. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu.

 

*Sorry for my rambling

Resolutions Self growth

MID YEAR REVIEW 2018

30th June 2018 - 9 min read

We’re half way through 2018!!! Percaya gak percaya, tapi waktu cepet banget rasanya. Apalagi saat suami sedang tidak ada di sisi *curhat*

Di awal tahun 2018 lalu saya share goals dan theme juga janji ke diri sendiri untuk look back dan update on how am I doing towards the goals I had written. Sebenernya paling seneng kalau writing dan achieving the goals bareng-bareng. Semacam goal buddy judulnya. Dan saya ngelakuinnya bareng dengan Damar, walaupun nggak yakin juga dia nulis. Damar lebih orang yang realistis yang punya 1 visi besar dan semua yang dia lakukan fokus ke situ, nggak kaya saya yang neko-neko banget nulis semua poin-poin satu-satu yang akhirnya kelupaan. Maka dari itu tujuan dari saya ngereview resolusi tahun ini hanyalah semata pengen self-reflect karena truth to be told saya nggak inget semua apa yang saya tulis di awal tahun. Dan selain itu juga untuk bersyukur untuk segala hal baik dan buruk yang sudah terjadi di 6 bulan ini.

Let’s start point by point with questions yang saya dapat inspirasi dari Lavendaire The artist of life workbook.

    1. Does this year feel aligned to my 2018 theme so far? What can I do to live my theme more fully?

Theme yang saya pilih untuk tahun ini adalah BE BOLD. Bukan tanpa alasan, tapi saya adalah orang yang by default cenderung memilih yang aman-aman aja hingga akhirnya saya dihadapkan dengan challenge yang bukan saya sendiri yang memilih. Di tahun ini, saya ingin menjemput dan mengambil challenge itu sendiri. Juga saya orangnya lumayan pemalu, introvert dan males effort untuk kenal dengan orang-orang baru atau orang yang inspirational buat saya. Dan saya pengen lebih berani, lebih cuek dan lebih inovatif dalam pemikiran.

So far saya bertemu dengan banyak orang baru tahun ini di kantor, pun diluar kantor. Saya reach out ke orang di instagram yang saya sama sekali nggak kenal tapi saya suka banget, bahkan berani reach out ke my one and only fave Indonesian selebriti/philantrophy/singer, Andien dan influencer yang jam terbangnya sudah sangat teramat banyak. Dulu saya hanya akan berpikir, ah ngapain susah-susah nggak akan dibaca apalagi dibales. Tapi tahun ini cara pikir saya adalah I DO THIS AS A FAVOR FOR MYSELF. Kita nggak akan pernah tahu hasilnya (dibaca, nggak dibaca, dibales, nggak dibales) saat kita nggak coba. Dan bukan hanya soal balesannya atau recognitionnya, tapi soal mengumpulkan keberanian dan confidence.

Dibales nggak sama Andien? ya nggaklah hehe tapi sama salah satu influencer Indonesia soal lingkungan dibalas dan akhirnya kami jadi berteman dan sharing hal-hal yang menarik untuk kami berdua. Bayangin kalau dulu cuma silent reading dan ngebatin-ngebatin doang. Saya juga kontak dan tiba-tiba pengen ngajak temen saya yang peduli dan belajar soal ocean untuk membuat projek berdua. Entah kenapa saya ngerasa kita satu frekuensi, dengan rasa nothing to lose, saya pun menghubunginya. Singkat cerita kami pun membentuk visi dan mimpi besar yang sama, yang kemudian membuat kami launching zerowaste.id.

Tau nggak keajaiban yang terjadi? haha biarin walaupun kedengerannya apaan sih, tapi buat saya ini adalah validasi yang akan menuntun saya ke validasi dan rekognisi lebih besar dan besar lagi di kemudian hari. Suatu hari saya sedang online dan update instagram zerowaste.id tiba-tiba Andien sedang pos sesuatu yang berhubungan dengan stainless steel straw, tanpa keraguan saya balas dan menjawab pertanyaan dari dia sebisa saya. Dan dan dan ……. dibalas bahkan dimention!!! It’s sooo magical how universe works. Semenjak itu follower zerowaste.id di instagram terus bertambah dan semoga bisa lebih menginspirasi lebih banyak orang lagi. Pesennya adalah just simply do!!!

Di kantor saya dihadapkan dengan challenge yang nggak pernah saya minta sebelumnya, but remembering my theme I just had no choice than taking and embracing it. I only did myself a favor at the end. However, saya masih ngerasa saya belum gila dan masih dibatas aman-aman saja. Saya nggak berani kemarin join ke entrepreneurship program yang diselenggarakan sama PVH padahal sebenernya saya bisa, tapi nggak pede karena semua anggotanya adalah orang-orang yang sangat artikulatif (=pinter ngomong) . Saya mau lebih gila lagi dan mencari tantangan di sekitar! Saya juga masih suka menunda-nunda sesuatu terutama dalam menghadapi hal yang saya takutkan… I have to take chances and challenges!        

            2. What have I accomplished so far that I am proud of

Zerowaste.id !!!! Terus responsibility di kantor yang nambah yang mengharuskan saya yang sangat hierarki banget ke atas.. maksudnya selalu intimidated dengan orang-orang dengan pangkat tinggi harus bisa cuek karena harus berani komunikasi dengan mereka. Saya juga jadi belajar bicara di public!!!!!!! Hal yang saya amat sangat teramat nggak prefer.. Dilakukan karena harus tapi disitulah saya belajar yang sesungguhnya, saat saya ngga di comfort zone.

            3. Go over the goals I set at the beginning of the year. Let’s be real, what can I eliminate or change to feel better about my goals?

Menginspirasi lebih banyak orang – Masih malu-malu kadang, but I have to say i try to do it regularly through my blog post. Goalnya kemarin adalah 2 blog tiap minggu, but I finally got the hang of it and for me it’s only possible to do once a week. In a normal pace, it’s always posted on Saturday. Dari blog juga, saya di approach sama opini.id untuk bicara soal minimalis. It’s crazy how internet works these days!! Dengan adanya zerowaste.id instagram, saya juga ngerasa lebih bisa sharing dengan orang-orang mengenai bahaya plastik dan cara-cara mengurangi plastik. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Only people would know, not me.

Belajar hal baru – Hmm kemarin sih di bayangan saya adalah ikut course dan membuahkan hasil atau sertifikat tiap bulan. Tapi as I go along, sebenernya belajar hal baru nggak cuma bisa dinilai dengan itu. <Semoga ini bukan pembenaran> tapi ada hal-hal lain yang saya pelajari dari BE BOLD. Dari challenge yang saya ambil di kantor, dari projek baru saya, dari video editing (walopun nggak ada yang nonton) 🙂

Expand ALAMI Naturals (alaminaturals.com) and find wholesalers. Open pop up store. Need to eliminate this

Have a slow morning and commit to it – I haven’t fully commit on this one, but I will need to do this better because I am very well aware on the good impact of it

Khatam terjemahan  di bulan Januari – Almost there, harus banget selesai before the pilgrimage 

Pilgrimage –  (insha Allah aaamiinn)

Takes time untuk sholat di kantor – I was doing very well in the first months, but then it fell apart 🙁 I need to put fixed date in my office calendar.

Tilawah setiap hari, belajar tajwid dan membaca dengan indah – It’s also on and off 🙁 Harus lebih rajin lagi

Sholat dhuha in the weekend! No reason not to! Harus hapal surah dhuha lagi – I think I am quite good on this one 🙂

Baca hardcover book, 10 pages a day and keep listening to audible (one book one month) – Doing it but not one book one month…….maybe 2 books in 3 months?

Maximum 1 hour spent on the phone (track it with an app) – Very well in the first monthstapi terus ada zerowaste.id, jadi harus on the phone 🙂 Yang harus dikurangi bukan on the phone-nya tapi browse around yang nggak jelasnya.

Live towards green and zero waste – Still improving

GARDENING! HEHE summer nanti pengen nanam makanan sendiri di teras. – Kemarin sempet hidroponik tapi gagal 🙁 kurang lihay dan membaca tanaman 🙁 Sedih… Soal nanam makanan sendiri di teras, kayaknya akan kita tunda dulu untuk sekarang.

Say more thank you than sorry. – I hope I do it.. I am conscious of it these days.

Walk my talk and my value. Keep on asking myself if what I do is parallel with my value. – YES

          4. What are my top 3 priorities for the next 3 months? 

Khatam terjemahan  di bulan Januari  

Pilgrimage – belajar dan nyiapin

Takes time untuk sholat di kantor 

 

Semangatttttt!! Sekarang rasanya jadi back on track lagi and that’s the whole point. It’s okay to go out of track as we are all human being, but make sure we are concious what we are doing and go back on track.