Browsing Category

Thoughts

Life Milestone Quotes Thoughts

The power of ‘pasrah’ (it’s a gift for you, mom and dad!)

26th January 2014 - 8 min read

One of my ways to make me feel better when I am down or to make me even happier when I am in ‘okay’ mode,besides chocolate & cake, is to write down 10 positive things (from the smallest thing, because there’s always a reason to smile) occur in each day. By far, it has always succeeded in putting a smile into my face as it brings positivity into my (-) mind..

Dan sekarang ini saya sedang menulis hal yang sama dari hari ke hari.. hal yang nggak bisa berhenti mengembangkan senyum di hati saya (di wajah sih selalu senyum, tapi di hati kan belum tentu :p) karenaaaa….. (Alhamdulillah!!!) akhirnya setelah pencarian yang tak henti-henti dan tak kunjung datang, saya mendapatkan berita gembiraaaaa bahwa saya mendapat pekerjaan di Belanda. Puji syukur, sujud syukur banget sama Sang pencipta. Susah rasanya untuk percaya kalau tawaran itu memang nyata. Saat saya ditelpon pun saya hanya bisa bengong. Jadi ceritanya Rabu siang tanggal 22 Januari, saya bangun dari tidur siang dan menemukan voicemail di HP saya, ternyata dari orang HR (human resource) PVH. Intinya dia bilang, please call me back.. Setelah komat-kamit dan mengucap bismillah supaya bahasa inggris saya lancar saat bicara (hahaha), karena sama sekali tidak tahu harus mengharap apa dari telepon itu (setelah beberapah hari lalu baru ditolak), saya hanya bertanya-tanya akan mengarah kemana gerangan akhir dari telepon itu.
Dia pun mengangkat dan berbasa basi sebentar dari seberang sana. Dia bilang ‘Congratulations, they’ve decided to offer you the job to be a merchandise coordinator for Tommy Hilfiger’. Yang seberang sini cuma diem beberapa detik lalu… ‘Sorry, can you maybe repeat it again? I am afraid I took it the wrong way.’ hahah dan dia pun ketawa…. Dan memang benar it goes without saying kalau maksudnya adalah penawaran kerja. Alhamdulillahhhhhhh… And it’s Tommy Hilfiger (TH)… believe it or not, since the beginning I jumped myself into fashion industry, I knew, I wanted to work for Tommy Hilfiger (somehow)… While I was working at Mexx as an intern, people often asked me “what’s next / what would you do after”. I said, I wanna be an intern at Tommy Hilfiger… But, the destiny brought me into a different place where I had no regret to be once part of the team (CK) which actually under the same umbrella as TH. I got to know the people, company culture and working environment, and I just fell in love. I think He secretly has planned all of these as a preparation for me to be someday working there. And He proves it right 🙂 I am very very much glad of what’s been written by Him 🙂
Beberapa hari lalu baru close deal.. Semoga smua lancar dan mereka happy dengan performance saya. Aamiin…

Sebenarnya saya mengira posisi itu sudah hilang dan saya tidak berharap untuk mendengar feedback dari mereka karena sudah lewat sebulan. Tapi things indeed come when you least expect it and when you surrender. Itu terbukti banget……. Alhamdulillah
And it really happened at the right time (just like my dream was), I wanted to get a job at least when my mom or both mom&dad are here.. Voila… It’s just granted like that. I really owe Him big time 😀

What I was feeling at that moment? Light… Rasanya saya berada di awang-awang, terutama setelah saya mendapat kabar tentang undangan interview dari beberapa perusahaan lain, yang di tengah-tengah terpaksa harus saya putus prosesnya. Rasanya usaha-usaha saya paid off.. Kembali ke perasaan light, memang benar ya kata-kata ‘we have to keep ourselves grounded’. Karena seriously, when good things keep coming to your life, it’s when you really need to be worried. Why? Itu cobaan paling serius untuk manusia, saat dia merasa comfort, senang, dan bangga.. Manusia jadi mudah untuk merasa sombong, lupa bersyukur dan lupa berbagi, jadinya ‘kedunyan’. Semoga saya dijauhkan dari sifat-sifat seperti itu. Aamiinn

Anyways,
Saya tidak bisa berhenti bersyukur padaNya…. Janji Dia memang tidak pernah Dia ingkari. Saya merasa ini adalah buah dari kerja keras dan do’a-do’a saya (yang tidak akan ada artinya jika tidak dibantu dengan doa orang tua). Memang jalan rejeki masing-masing sudah dituliskan, tapi bagaimana cara kita mencapainya dan sekeras apa usaha kita untuk menuju kesana 100% ada di tangan kita. Saya pun sadar betul akan hal itu…. Pada akhirnya usaha dan hasil akan berbanding lurus… Hanya waktunya saja yang dirahasiakan…
Memang mudah untuk berbicara, tapi tidak mudah jika seseorang harus dihadapkan pada kondisi harus menunggu…. menunggu apapun adalah hal yang paling menyebalkan, terutama menunggu nasib HAHAHA
Tapi dalam tahapan menunggu itu, banyak sekali hal yang (harusnya) bisa kita dapat.. Kurasa memang si Pencipta menyiapkan mental saya untuk bisa lebih bijaksana menghadapi sesuatu, menjadi penyabar, dan tidak pantang menyerah. Mungkin kemarin-kemarin ini saya dimudahkan jalannya untuk mendapat yang saya inginkan, tapi tidak dengan mendapatkan kerja.. Mungkin kata Tuhan, saya belum siap.
Saya sangat struggle pada prosesnya, terutama mengetahui satu per satu teman saya sudah mulai dihire oleh perusahaan-perusahaan ternama. Kapan giliran saya ya? The best mantra is, the best is yet to come and all is well. Dan yang terjadi pasti yang terbaik…

Jika Juni 2013 setelah lulus, saya langsung mendapat kerja, kemungkinan saya tidak akan sebegitu menghargai dan se-bersyukur ini. Terkadang, memang manusia harus diingatkan untuk kembali pada jalan yang benar.. Untuk meminta dan mendekat padaNya.. Itu juga yang saya lakukan, bukan hanya alasan agar mendapat kerja. Tapi hasil dari introspeksi diri saya (yang akhir-akhir ini sering saya lakukan) mengatakan, ada alasan mengapa Allah menuliskan jalan hidup saya seperti ini. Bapak saya berkali-kali mengingatkan ‘selalu berbaik sangka kepadaNya’, jadi instead of saya menyalahkan Allah dengan hasil reject-an yang berkali-kali saya terima dalam 6 bulan proses pencarian kerja, saya pun mencari kekurangan dari diri saya (yang membuat saya lebih mengenal diri saya lagi, dan menjadi orang yang lebih baik karena saya tidak berhenti belajar). Dan kekurangan itu ada banyak sekaliiiiiiiiiii….

In the bottom line, saya selalu berkata ‘mungkin memang bukan jodohnya dan belum rejekinya’. Yang terbaik lagi menunggu kedatangan kita di ujung jalan. Butuh banyak usaha dan keringat untuk saya sebagai traveller mencapai titik itu. Daripada saya ngebut tapi babak belur saat sampai tujuan, mending saya pelan-pelan tapi non stop dan bijaksana memilih jalan. Alhamdulillah memang itu yang terjadi…. Hingga akhirnya saya ikhlas dan mengikuti jalur yang membawa saya hingga ke garis ini atas tuntunanNya..

Tidak ada yang tidak mungkin kok… Kalau kita determined enough untuk memiliki cita-cita, berusaha keras untuk mewujudkannya, dan berpasrah padaNya, Insya Allah akan diberi jalan. Ikhitar dan Tawakkal kuncinya…

Tapi travelling saya di dunia belum selesai karena masih banyak lagi yang ingin dan harus saya capai.. masih panjang bentang jalan yang harus dilalui dan pemberhentian yang harus didatangi. Saya nggak sabarrrrr untuk take the ride and feel the bumpy road… 😀 untuk melihat kejutan-kejutan apa yang ada disana…

For me, it’s a milestone… A milestone that gets me one step closer to my dream.. my wild dreams.

ps. It’s for you, mom and dad! I hope I’ll bring happiness in your life by being a child you wanted me to be and a child who can bring smiles to other people. Someday, somehow
Feeling good to already scratch one of this year’s resolutions 🙂 Alhamdulillah..

Dreams Resolutions Thoughts

Resolutions, Commitments, Objectives, Goals

17th January 2014 - 3 min read

Here are my resolutions of the year… 

*it is indefinite and changable :p masih labil….
-Resolutions and Commitments for 2014-
General points
1.    Be accountable for my own life. If I don’t like something, I have two choices, accept it or change it.
2.    Let go of thinking I am not where I should be. I am right where I need to be to get to where I want to go, so start asking I am where I want to go.
3.    Let go of self-hate. I am not the shape of your body or the number on the scale. Who am I matter, and the world needs me as I am. Celebrate me!
4.    Let go of the fear of the unknown; take one small step and watch the path reveal itself
5.    Finish one thing to move on to another!! Committed!!
6.    Breath better, inhale love, exhale gratitude
7.    Compassion, love and smile to others… Be generous to other people and give more!
8.   Love myself enough to not be bundled with sadness, anger, disappointment, etx

 
Life 
Watch movie and read books more!! 1 book a month!
Write at least once a week/ a month…About anything, life, love, struggle, sadness, disappointment
Be an inspiration to others!
Going to Andalusia, Portugal, Hungary, UK, Indo??
Learn to dive dive!! Sulawesi tenggara (buton)
Ride a horse
Beli UKULELE
Make a single cover 
 
Career
Do some voluntarily work in NGO!!!!!!!
Not going back to Indonesia for good!! – other words, get a job!
Achieve certification before April
Learn excel and expert in operating it before February
Making a proper business proposal and eventually business plan for 2016
Body and Soul
One day at least 5 pages of Alquran
Khatam Alquran before March
Meditation once a day
Planking, sun salutation, and sit up a day
Making a nice video to remark the milestone with the loved one about constant reminder, encouragement and inspiration on how to live life… Should be delivered before Valentine’s day! 
Crocheting beanie untuk bhara dan adeknya Aqila
Puasa sunnah more!
B
ismillah!! 
Dreams Life Thoughts

Being in 20 something

17th January 2014 - 8 min read

I am 22… And this year on August, I will turn 23.
Gosh! How time flies… Back in the New year’s Eve, bunch of friends and I were spending the night at good friends of ours. There was a rare thing happened to me. When my friends and all the people (including all of them on RTL news channel on TV) started counting down, suddenly it felt like a flash of a camera, I could not hear their loud voices anymore. I was feeling lonely…. though I am certainly not. I went flashback to all the past events, to everything I HAVEN’T DONE last year and I felt numb. It is just like yesterday I flew for the first time to the Netherlands, started going to classes and meeting new people. It seems like yesterday I enjoyed the very same moment with friends; NYE. It seems like yesterday I graduated…
Hold on!!!! Why in english??? let’s switchhhh…

Test test… intermezzo sedikit.
Salah satu kendala hidup saya di muka bumi ini adalah bahasa. Gak bakat kayanya jadi polyglot… Kemampuan saya dalam menangkap verbal bahasa memang minim. Saya orang indonesia yang tidak beresidensial di Indonesia, sehari-hari berkomunikasi dengan bahasa inggris, tetapi selalu mendengar percakapan orang-orang di sekitar saya yang berbahasa Belanda. Nah loh?! Berarti jago dong ketiga bahasa itu? Yak, kesimpulan yang kurang tepat! HAHAHA Malah kemampuan saya berbahasa ibu (Indonesia) menurun drastis, kemampuan bahasa inggris meningkat, tapi tidak bisa mencapai tingkat native, kemampuan dutch 0.5 dari 10. Alhasil, saya selalu tanpa sengaja mencampur-campur bahasa dan suka bingung sendiri sama apa yang saya mau bilang. Jadi, excuse in advance…hehe Anyway, melanjutkan prolog di atas….

Saat itu saya mengucap syukur dalam hati, tapi saya belum cukup merasa konten.. Karena terlalu banyak hal-hal yang masih belum saya capai di umur saya ini. Bisa dibilang saya melalu metamorfosa yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dan yang paling terlihat adalah saat saya ada di akhir tahun 2012 hingga tahun 2013, it was magical experiences.. 2012 akhir saya banyak berkontemplasi, merenung dan retrospeksi atas diri saya selama ini. Panjang perjalanannya yang akhirnya membawa saya ke THE BRIGHTER 2013. Saya memulai awal tahun 2013 dengan cukup remarkable 😛 Saya bertiga dengan sahabat-sahabat saya berpartisipasi dalam acara tahunan Belanda, New Year’s Dive in Scheveningen. Bisa bayangkan temperatur minus pada saat itu dan harus berbaju renang berlari-larian di pantai. Hahahaha orang bilang kita gila. Tapi saya hanya ingin memulai tahun itu dengan keberanian, berharap saya jadi orang yang tidak takut dalam menghadapi keadaan apapun dan tidak takut untuk bermimpi besar. Saya membuat resolusi bersama teman saya yang saya kenal dekat pada pertengahan 2012, Wulan namanya. We call each other soul sisters :p Alhamdulillah, banyak dari resolusi simpel saya tercapai, tapi ada juga yang tidak…. Tandanya, saya harus lebih berani dalam bermimpi, lebih gila, lebih S.M.A.R.T istilahnya.

1 January 2014, 00.00.
Saya merasa sangat sepi… The perfect form of solitude in the crowd. Saya somewhat memiliki ketakutan tersendiri.. Saya masih belum mendapat secure monthly income, belum bisa membanggakan kedua orang tua. Saya tidak ingin membuang-buang waktu di umur saya ini. Masih banyak mimpi-mimpi yang ingin direalisasikan. Saya ingin seproduktif dan seefektif mungkin dalam menggunakan waktu saya yang tidak pernah diketahui akan berapa lama, tapi apakah iya kita bisa melukis garis tangan?
Ahhh pusing rasanya kalau mendaftar deretan panjang hal yang belum saya lakukan. Tapi on the other hand, saya merasa teramat sangat beruntung. Karena, saya mempunyai kesempatan yang tidak semua orang bisa rasakan, hidup di luar negeri, menjadi pribadi yang mandiri, dan dapat melihat dunia dari kacamata yang berbeda. Saya juga bersyukur bisa tumbuh di abad 20 sekarang ini dimana pembelajaran dapat dilakukan dimana saja kapan saja oleh device apa saja.
Di saat teman-teman sudah mulai bimbang tentang pilihan menikah, sudah ada yang mempersiapkan perkawinan dan wedding dress, saya masih leyeh-leyeh memikirkan besok mau makan apa, mau kemana tujuan liburan selanjutnya, gimana mengumpulkan uang, gimana caranya kalau mau volunteer. Masih ingin travelling dan melihat dunia… Bagi saya menikah adalah sangat esensial, terutama melihat beberapa orang di lingkungan saya yang berpisah, saya tidak ingin seperti mereka. Harus ada bahan untuk saya mengevaluasi diri saya sebagai pasangan yang baik nantinya. Once we get married, we married for life. Saya nggak mau menikah hanya karena umur yang cukup, tapi menikah karena saya yakin kami dapat saling membahagiakan dan menghargai selamanya. 
Usia 20an…. usia paling kritis dalam pembenahan dan membangun diri. Saatnya memiliki ideologi diri untuk mempersiapkan hal-hal dalam hidup yang akan kita pilih nantinya. Waktunya untuk keluar dari comfort zone (yang mungkin sebenarnya juga gak comfort-comfort amat). Karena setelah itu, akan ada komitmen2 yang harus dipenuhi, tuntutan untuk berkeluarga dan komitmen yang harus dibina setelahnya. Saya ingin jika saya harus berkomitmen, saya akan benar to the fullest 🙂  Si ‘sahabat’ untungnya tidak tinggal berdekatan dengan saya (bahasa gaulnya, LDR), sehingga kami bisa memiliki 2 dunia yang berbeda, bisa tetap punya hidup masing-masing. Sama-sama mengerti bahwa at the end of the day, we have each other. Tidak ada tanggungan untuk keluar ke cafe/mall, pergi nonton, yang pada akhirnya menuntut kami untuk menjadi ‘attach’. Jika sudah ada keharusan untuk bertemu setiap hari, untuk saya personally akan susah untuk mengembangkan diri *pengalaman pribadi* hehe bukan berarti semua orang akan begitu, tapi saya tahu saya tidak mampu. And again, I think it is the perfect age to struggle.. those things are few of them. Nothing worth having comes easy.

Pengen banget nabungggg, jadi saat saya kembali ke tanah kelahiran, saya sudah bisa memberi kembali ke orang-orang yang berjasa di kehidupan saya (keluarga, terutama orang tua).
Pengen ambil studi master somewhere, pengen volunteer, bikin bisnis sendiri, bikin foundation kecil atau sekolah atau activity for goodwills. Aamiinnn…..
Pada akhirnya yang dicari adalah kebahagiaan.. dan yang paling mengerti dimana kebahagiaan itu adalah diri kita sendiri. Terkadang being obsessive pada diri sendiri memang penting, pun optimis. Tapi yang paling penting adalah alasan dibalik itu semua, kata Wulan, good whys will lead you to good ways.. Kalau alesan saya sih, ingin membuat diri saya happy dan nggak mati percuma hehehehe saya ingin sekali bermanfaat tidak hanya bagi saya dan keluarga, tapi juga orang-orang disekililing. Mudah-mudah bisa tercapai..
Kata Einsten dan bapak saya dream+believe=magic.. kata saya, dream+believe+usaha=happiness 🙂 and most importantly, stop complaining… Whatever negative things you’ve ever thought, you put a seed on it to be happening. Nooooooooo…..
Let’s pursue our happiness kaya judul film-nya Bang Will Smith, Pursuit of Happiness…

A little journey throughout the year:
up-left: Piazza de Espagna, Rome-Italy
up-right: Color Run, Zwolle-NL
below-left: Jewish Statues, Berlin-Germany
below-right: Colloseum, Rome-Italy
CANT WAIT TO TRAVEL SOME MORE THIS YEAR (and conquer my 20s)!

 

Thoughts

Setitik anomali pikiran dari ‘sahabat’

16th January 2014 - 8 min read

Lelah, tapi bergairah. One rooster down, some more to go for this week, and then it will finally hit on Sunday. Mama saya, wanita terbawel yang saya paling sayang, akan sampai ke negara kincir angin tempat saya dan kakak saya (yang baru-baru ini baru kembali lagi ke Belanda) tinggal. Sebenarnya tidak semata menjenguk saya, tetapi bermaksud menjenguk calon keponakan saya yang diprediksi akan lahir dalam minggu-minggu ini. Rooster yang tadi saya maksud itu adalah jadwal kerja part time di restoran (tempat saya kerja demi keberlangsungan hidup di negara ‘pelit’ ini). Saya bilang pelit, karena Belanda adalah salah satu negara yang (stereotype-nya) paling teramat perhitungan di Eropa. Konon katanya, kepelitan ini mengacu kepada ‘hidup berhemat’ kaum injili pada saat itu. Kalau tidak salah, injili yang dimaksud adalah sekumpulan orang-orang penginjil’, bahasa mudah dalam islam-nya seperti Hafiz/Hafizah. Si injili ini muncul setelah beberapa agama berbeda yang datang seperti Kristen, Para pemrotes (Protestan), dan Katolik. Tapi apa bedanya dengan mereka, saya juga tidak tahu. Sebenarnya harfiahnya sama dengan islam, tidak boleh hidup berlebihan. Tetapi karena pada akhirnya mayoritas penduduk di Belanda sangat futuristik, pola berpikirnya pun diarahakan untuk menjadi science-based, yang menjadikan mereka berwawasan (terlalu) luas, maka mereka memutuskan untuk tidak beragama, akhirnya kepentingan duniawi pun mengambil alih. Uang kalau bisa disimpan saja dalam tanah….
Saya pun yang merasakan berteman dan melayani orang lokal selokalnya Belanda tidak menyangkal kalau mereka memang sangat perhitungan dalam menggunakan uang. Dan sepertinya mereka sendiri sadar betul akan hal itu, kok bisa? karena mereka mengerti apa yang mereka lakukan. Orientasi seperti ini membuat mereka menjadi makhluk-makhluk yang luar biasa praktis dan kreatif. Kalau bukan karena pola pikir maju mereka, mungkin sampai saat ini lampu kulkas masih saja menyala (kabarnya, dulu seorang mahasiswa Belanda marah karena lampu kulkasnya selalu menyala dan menambahi tagihan listrik akhir bulan), kendaraan sepeda tidak menjadi alternatif (yang menjadi percontohan negara2 maju dan berkembang, mulai UK hingga Indonesia), tidak ada organ buatan, mikroskop dan sebagainya. Awal dari penemuan adalah kebutuhan dan keingintahuan… semangat inilah yang membuat suatu hal lebih baik dari kemarin yang menginspirasi penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi peradaban dunia.
Nah, pertanyaannya, kok bisa yaaa? Apakah ini karena sistem pendidikan di Belanda yang terlalu baik? Apa pendidikan sesorang itu berdiri sejajar dengan produk yang dihasilkan? Apakah tingkat kesuksesan dan kejeniusan seseorang diukur dari level akademis yang dienyam?

Seperti biasa, saya dan si ‘sahabat’ ini terjebak dalam diskusi yang tadinya hanya diawali dengan pertanyaan acak saya ‘negara-negara mana yang ingin kamu tinggali nanti?’. Saya punya mimpi besar, salah satunya adalah dapat hidup nomaden, menjadi pribadi yang kokoh di lingkungan sosial yang dapat berubah-ubah setiap waktu. I wanna leave my heart in different places :p Bayangan itu selalu berhasil mengembangkan senyum di wajah saya.
Kembali ke pertanyaan itu, sang ‘sahabat’ pun dengan cepat berseru ‘Jepang’. Singkat, karena Jepang adalah negara yang sangat unik dari sisi kesejajaran nilai tradisional yang masih kental, dengan modern-nya teknologi mereka melalu terobosan yang tidak pernah terpikirkan oleh makhluk lain di belahan dunia satunya. Bagi dia, poin itu penting untuk menjadi alasan dia bertempat tinggal di suatu tempat. Dengan kata lain, untuk memenuhi rasa keingin-tahuan-nya. Lalu, beranjak ke negara lain, Switzerland.. Karena menurut dia sepertinya indah, dan dia ingin memiliki sebuah pengalaman bertempat tinggal di salah satu negara mahal di dunia itu.
Tapi kenapa semuanya fokus ke dia yaa?
Sesaat sebelum itu, saya melakukan hal yang menurut saya paling fun di muka bumi ini, cyber surfing. Dan menemukan artikel Huffingtonpost mengenai list negara-negara yang memiliki sistem pendidikan paling bagus di dunia, yang peringkat utamanya ditempati oleh Finland. Saya pun bertanya, “apa kamu tidak memikirkan pendidikan anak-anakmu nanti? Jepang iya emang keren, tapi disitu lebih banyak manula daripada anak-anak. Orang-orangnya desperate….. Finland tuh sistem pendidikannya bagus”. Dia pun kembali bertanya, “apakah itu penting? tidak ada yang tahu latar belakang pendidikan orang seperti Einstein? Orang-orang itu tidak jelas sekolahnya, tapi jenius aja tuh. Semua tergantung dari potensi diri”. Karena latar belakang keluarga yang sangat mengutumakan pendidikan (Bapak saya dosen), saya pun berkata “pendidikan memang bukan segala-galanya, tapi pendidikan adalah awal dari segalanya”. Dia pun terdiam, “ya memang benar, tapi liat saja Finland, apakah iya banyak ilmuwan, peneliti, atau intellegent lainnya yang berasal dari sana? Yang terkenal aja cuma NOKIA. Anakku nanti nggak akan aku paksa untuk sekolah, terserah dia maunya apa, yang penting happy dan tetap bisa punya kemampuan seperti anak-anak seumurnya. Sources sekarang unlimited, sayang”. Saya langsung terkena serangan jantung mendadak, MANA BISA BEGITU? anak kecil mana ngerti sih maunya apa? mana tahu arti bahagia? terus nanti kalau harus penyetaraan gimana? kalau mau cari kerja ga punya ijasah gimana? *emak-emak rempongnya langsung keluar. Tapi masuk akal kan? Pikiran saya yang konvensional pun secara cepat menolak ide itu…
Lalu dengan sabar dia bilang “Sekolah itu ada untuk memenuhi tuntutan sosial, saat kamu sekolah semua ide pun akan menjadi sama. Semua eksak. Pikiran kreatif setiap individu pun akan cenderung menjadi terbatas karena adanya sistem dan teori-teori itu”. Hmm masuk akal juga, tapi tetep keukeh kalau orang tua tugasnya tetap mengarahkan, karena bagaimanapun anak adalah produk rumahan, dari orang tua. Tugas kita untuk memberi yang terbaik untuk mereka, tapi pertanyaannya “Tau apa kita tentang apa yang terbaik untuk dia?”. Mendidik anak pun menjadi suatu hal yang teramat kompleks, karena setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh kembang secara sempurna, diterima di lingkungan umum, dan mengenyam pendidikan di sekolah favorit. Lalu, untuk apa itu semua jika sebenarnya dia dapat berkembang dengan hanya berdiam di kamar dan meneliti sesuati yang dia suka?
Ahhhh hidup memang kompleks jika tidak diberi garis. Mungkin ini alasan mengapa ada norma-norma kehidupan yang tidak tertulis tapi patut dilakukan, karena manusia tidak akan mengerti dimana harus berhenti, dan tidak akan paham kemana harusnya hidup berjalan?

Tapi seperti biasa, diskusi yang sebenarnya panjang ini pun berhasil membuat saya melihat sesuatu dari sisi yang lain. Kebiasaan yang mulai suka saya lakukan setelah saya menemukan sang ‘sahabat’. I am glad… at least saya tidak menjadi judgmental terhadap orang-orang yang memutuskan untuk tidak bersekolah. Karena saat kita yakin kita dapat menggapai sesuatu, kita akan benar-benar bisa menggapainya. 😀

Jadi ya intinya, anak saya tetap harus sekolah. *loooh?* itu sih pilihan pribadi. Tapi fyi, saya memang ingin mengajari sendiri anak saya kelak, dari kecil mungkin hingga tingkat dia memiliki karakter tertentu. Kita lihat kemana rejeki membawa, apakah keluarga saya cukup settle untuk saya ‘menemani’ anak saya sepanjang hari? (Anyway, tetap akan saya bawa bermain dengan teman sebaya. Sosialisasi tetap penting!).

-Sekolah memang tidak harus di dalam ruang kelas dengan guru dan murid lainnya, kehidupan yang kita jalani ini adalah sekolah yang sesungguhnya, dan permasalahanmu adalah gurunya. – 

 
Milestone Thoughts

The comeback of a traveler

13th January 2014 - 4 min read

Sudah 2 tahun lamanya saya tidak pernah melongok ke blog page saya yang ini (yang lainnya sudah hilang terhempas pijitan tombol delete haha). Malu rasanya melihat ke belakang pengalaman-pengalaman dan karakter labil yang sedang berkembang dengan sempurna. Akan tetapi, perasaan menyesal menghinggapi diri setelah saya mengarahkan dan menekan mouse ke pilihan ‘delete blog’. Kemana lagi saya harus melihat kebodohan dan kegaulan saya dalam bentu tulisan saat muda (sok tua)?? Untung blog yang ini belum saya hapus juga. Dan saya pun membaca-baca ulang tulisan ‘bodoh’ saya di masa lalu…….

Memang benar-benar bodoh.Tulisan saya sungguh sangat superfisial dan tak bermakna. Sepertinya saya sempat lupa untuk melihat dunia dan diri saya dari sudut pandang berbeda.

Kenapa akhirnya saya ingin aktif menulis kembali? 2 tahun berlalu, dan hari ini saya dengan bangga mengutarakan pencapaian saya dalam kurun waktu itu hihihi (boleh lah ya sombong sekali-sekali?). Saya telah menjadi manusia yang LEBIH baik (bukan paling baik, karena ingin terus berkembang aamiin) dan bisa ber-prioritas. Prioritas hidup saya yang dulu masih abu-abu, perlahan mulai terlihat bentuknya. Tidak lagi ingin berkeluarga setelah lulus kuliah, walaupun akhirnya saya menemukan ‘sahabat’ yang sedikit banyak membantu mengembalikan orientasi saya yang sempat hilang?. Saya berhasil menciptakan arti kata bahagia dalam perspektif saya. Mimpi-pun berkembang pesat, tak hanya di langit-langit rumah tapi menuju ke awan, langit dan menembus cakrawala (hiperbola mode on). Saat ini, begitu panjang rentetan mimpi-mimpi saya jika dijabarkan satu per satu. Tidak lagi melulu fashion. Tidak lagi hanya ingin belanja dan mengisi lemari. Appearance has become my ….. priority.

Saya sekarang 22 tahun, seorang sarjana. Semua begitu tepat waktu dan berjalan mulus (jika dibandingkan dengan mahasiswa/i yang masih bergelut finishing up Tugas Akhir mereka). Tetapi saat orang lain mengira semuanya akan baik-baik saja. Itu tidak benar. Tuhan maha adil… Saya pun pernah ada di masa-masa mencoba bertahan hidup dengan hanya mengkonsumsi makanan kambing (sayur maksudnya) dan hmm shamefully, indomie (duhhh! bisa gak racunnya diangkat aja?), bekerja restoran banting tulang dan sebagainya. Saat ini pun saya sedang bergulat mencari peruntungan di dunia kerja yang terlalu luas untuk didefinisikan.

Singkat cerita, kemudian saya pun merenung dan memutuskan untuk mengisi kembali halaman-halaman ini. Mengapa? Saya ingin melihat secara zoom-in bentuk perkembangan pola pikir saya dan pastinya, membuat daftar keinginan dan pencapaian menjadi lebih bermakna dan teratur. Saya ingin membuat timeline hidup sebagai seorang pengembara di bumi ini. Naik turun gunung, nyebur dan tenggelam di samudera, semua akan saya tuangkan di sini. Karena saya ingin kembali tersenyum 2 tahun dan tahun-tahun mendatang, seperti tadi pagi (sekarang pukul 13.34 waktu Den Haag), saat saya membaca kembali blog ini (yang dulunya semata hanya untuk fashion purpose).

Mengapa bahasa indonesia? Simpel… karena saya sudah lupa menulis bahasa Indonesia dengan EYD dan aturan yang seharusnya. Dan saya pun ingin kembali belajar. Capek kemenggres terus :p

Dont forget to open your eyes and mind. Be quiet enouth to listen to what life whispers to you 🙂
Because it does lead you to a good place….
Cheers,

 

Dreams Life Milestone Resolutions Thoughts

Welcome 2012

31st December 2011 - 3 min read

It’s 10.30 pm, meaning it’s 1.5 hours to 2012!
How excited is that.
Eventhough I celebrate mine from inside the hotel, got sick, I’m happy nevertheless. I thank God to let me have a time with my family surrounded. What’s happier than being around beloved ones? that’s the true happiness.

I was planning to embrace this new year’s vibe underneath Galata bridge by having some seafood with family. But truth is, they are all now laying in bed sleeping and snoring LOL! I will have to force them to wake up!

Looking back throughout 2011. I guess, I can not be really satisfied with all I am getting and have got until this second I breath. There are things that I still need to pursue!! like millions of them.
Nonetheless, loads of things have changed and grown. I, myself turn to 20’s age and attempting hardly in being more mature than ever. I wish I have become those kind of person by this time and will keep trying.

Let’s reveal my resolution for next year. I could say as simple as to be a better person and that’s it. But there will be no achievement without clear details of objectives and dreams. Hence, there you go…

– Keep grounded
– More engaged with the Almighty
– Giving and sharing to whom in need
– Get a part time job in my fave stores in The Hague city center (COS)
– Be smoothly passing through all challenges ahead (career, love, study), certainly equipped by endeavours
– Save up for next trips
– A trip to ITALY!!!!
– Nurture my skills, spread worldwide (I wish!), and working on it
– Be more environmental friendly!!! reduce my use of plastic bags and water… it’s essentially valuable
– Be happier, less whining and worrying
– Read more books and histories of regions in the world
– Learn Dutch !!!!

Qila says ‘eppi Nyu Yir’

Yayy!
Let’s scratch and see what will I achieve by the end of 2012 🙂
Have a fabulous year ahead for everyone !!!
Much loveeeee